Ini Cara Mualaf Sonny Williams Menjaga Keislamannya

Pria kelahiran 3 Agustus 1985 ini dikenal sebagai pemain rugby di Selandia Baru. Orang mengenalnya bernama Sonny Bill Williams. Pertama kali pria ini masyhur sebagai petinju kelas berat dan pemain voli.

Dia merupakan orang kedua yang mewakili Selandia Baru untuk cabang rugby saat bertanding dengan perwakilan negara lain. Dia juga satu dari 20 pemain yang telah memenangkan dua piala dunia rugby. Williams juga telah memenangkan semua pertarungan kelas beratnya secara profesional sebanyak tujuh kali. Dia sebelumnya adalah juara kelas berat Heavy weight Champion and World Boxing Association (WBA).

Putra John dan Lee (nee Woolsey) ini memiliki saudara laki-laki, John Arthur dan saudara kembar yang lebih muda Niall dan Denise. Williams dibesarkan di sebuah keluarga pekerja di pinggiran Auckland, Mount Albert. Motivasi bermain rugby didorong oleh keinginannya memberikan ibunya rumah.

Dia pernah bersekolah di Owairaka, Welsey Intermediate dan sekolah tata bahasa Mount Albert. Sejak kecil dia dikenal sebagai anak kulit putih kecil yang pemalu. Dia memang terkenal dengan bakat olahraganya terutama di bidang atletik.

Meski diramalkan masa depannya di dunia atletik akan cemerlang, dia justru meninggalkan cabang olahraga tersebut pada usia 12 tahun. Dia mengenal permainan rugby dari sang ibu, meski ayahnya adalah pemain rugby yang andal.

Sejak memeluk Islam, dia lebih terbuka dengan kehidupan pribadinya. William lebih sering berbagi kisah spiritualnya di media sosial. Dia juga memiliki nama mualaf di belakang nama aslinya, Hamzah.

Sebelum memeluk Islam, Sonny Bill William dikenal sebagai anak nakal. Tetapi setelah memeluk Islam dan menjadi seorang ayah dia kini berubah lebih baik. Williams pernah terlibat dalam insiden terkait alkohol termasuk saat mengemudi karena di bawah pengaruh alkohol. Dia juga pernah melanggar lalu lintas karena buang air kecil sembarangan. “Saya dulu anak yang bandel,” jelas ayah anak perempuan berusia empat tahun itu.

Masa lalu adalah pembelajaran untuknya menjadi dewasa. Williams memeluk Islam pada 2008. Selain itu dia adalah Muslim pertama yang bermain untuk All Blacks. Meski dia berasal dari Selandia Baru, dia memiliki warga negara lain, yaitu Samoa.

Pemain Rugby yang berusia 32 tahun ini adalah satu-satunya Muslim di timnya. Dia harus menyesuaikan komitmennya sebagai Muslim dengan jadwal latihan intensif bermain rugby. Dia terkadang harus melaksanakan shalat subuh dan Isya di luar rumah.

Setelah timnya mengetahui dia Muslim, koki yag memasak makanan mereka pun khusus menyediakan makanan halal un tuknya. Sonny berharap dapat menyesuai kan diri seperti orang lain pada umumnya. Tetapi keimanannya membuat dia meng atur cara hidup untuk hanya memakan yang halal.

Jalan pertaubatannya menjadi Muslim membantu perubahan hidupnya. Kese harian yang membuatnya stres berkurang setelah bersyahadat. Islam juga telah membantu menemukan makna hidup dibandingkan sebelumnya.

Dahulu, Sonny sangat akrab dengan minum dan berpesta. “Saya masih merasa orang yang sama seperti se belumnya, tetapi saat ini saya merasa puas dan bahagia hingga tak dapat dijelaskan dengan kata-kata,” jelasnya.

Umrah

Saat ini Sonny sedang libur bermain rugby. Untuk menghabiskan liburannya dia melaksanakan ibadah umrah. Menjelang musim rugby akhir Februari, dia menghabiskan waktu sepekan di Arab Saudi untuk berziarah. Selain ke Makkah, Williams juga mengunjungi Madinah dan makam Rasulullah.

Perasaannya saat mengunjungi masjid nabawi di Madinah sangat menakjubkan. Dia merasakan ketenangan dan kekhusyuan bermunajat kepada Allah. Dia juga mengunjungi pemakaman Baqi dan berdoa di sana. Saat berkunjung ke Saudi dia ditemani oleh Syekh Kamal Jazakalah.

Pekan lalu dia baru saja menyelesaikan kamp pelatihan pramusim setelah sebulan penuh mengikuti pelatihan bersama Wallaby di Quade Cooper. William diperkirakan akan kembali ke Selandia Baru akhir bulan ini. Dia kemudian akan me lanjutkan persiapan menjelang musim keduanya untuk bertnding rugby bersama Auckland Blues.

Williams adalah pemain rugby paling dicintai. Saat dia keluar dari Bul ldogs (liga rugby) dan memilih Toulon dia dikritik. Apalagi saat dia ke jepang dan mengejar karir tinju pro fesional.

Saat bertanding, Williams terlihat tidak tenang, tetapi dia mampu mengatur ritme gerakannya. Seorang teman terdekat Williams, petinju Australia Anthony Mundine mengapresiasi perubahan hidup temannya itu.

“Semua orang cepat menilai saat ada yang menjadi sorotan. Dia melewati masa-masa ketika masih muda dan membuat kesalahan buruk tapi siapa yang tidak membuat kesalah an?” jelas Mundine dalam sportjoe.ie.

Kemudian dia mengubah hidupnya dan menemukan Islam. Saat ini dia merasa tenang dalam menjalani hidupnya. Islam membuatnya semakin bijak. Agama yang diyakininya sekarang telah mengubah hidupnya menjadi benar-benar seorang pria.

Mundine yang juga Muslim tidak terkejut dengan perubahan temannya. William yang dikenalnya sejak sebelum menjadi Muslim adalah sosok yang murah hati. Tak banyak orang yang melihat sisi baiknya selama ini.

“Media Australia bisa melukis apa gambar yang mereka ingin lukis. Tetapi saya sudah mengenal Sonny sejak lama dan dia selalu bersikap hormat dan rendah hati,”jelasnya.

Selama tur bersama All Black, William meminta makanan halal. Saat Ramadhan, dia berpuasa meskipun tim mereka memain kan tiga pertandingan di 2011. Williams secara teratur melaksanakan shalat Jumat di sebuah masjid di Christchurch. Federasi Asosiasi Wakil Presiden Pertama Selandia Baru Javed Khan mengatakan bahwa loyalitas Williams diakui komunitas Muslim setempat.

“Dia mempraktikkan agama dan dia adalah panutan yang hebat bagi anak-anak mu da. Kami berdoa semoga dia selalu memenangkan setiap pertandingan,”jelas Khan.

Williams didukung oleh manajernya Kho der Nasser, petinju Anthony Mundine, dan saudaranya Johnny yang juga Muslim. Me reka sama-sama tinggal di Christchurch. Teman Williams Tarek Smith mengatakan dia selalu melaksanakan shalat lima waktu saat latihan atau pertandingan di ruang ganti.

William bersyahadat di Masjid Regent’s Park, pinggiran barat Sydney pada 2008. Saat bersyahadat dia ditemani mantan rekan setimnya Canterbury Buldogs Hazem El Masri.

Manajer Black Darren Shand mengatakan keyakinan relijius William tidak mempengaruhi dinamika tim. “Dia meminta dengan kami tentang kebutuhan makanannya dan kami membuat beberapa pengecualian. Kami meminta daging halal. Dia tidak terlalu memperma salahkannya,” ujar dia.

 

REPUBLIKA