kematian

Inilah Alasan Kenapa Kematian Begitu Menakutkan

 Seorang arif berpetuah tentang kematian.“Life is not guaranteed at all, but death is absolutely guaranteed upon all, yet we still prepare for life more than death,” Mufti Ismail Menk.

Tidak ada misteri yang begitu menguncang dibandingkan dengan kematian. Kematian selalu menjadi guncangan besar yang menimpa bathin dan akal manusia. Kemajuan teknologi yang super canggih pun, tampaknya belum mampu mendeteksi kedatangan malaikat maut.

Meski begitu, kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Orang yang beriman, meyakini kematian adalah garis transisi. Bagi orang yang hidup dengan amal kebajikan, kematian akan membuatnya tersenyum. Sebab ia akan memasuki gerbang kehidupan baru yang penuh kenikmatan.

Kematian begitu seram. Tak bisa dipandang sebelah mata. Banyak manusia yang takut akan kematian. Terlebih terhadap doktrin eskatologi setelah kematian. Membuat orang mengekspresikannya dengan pelbagai macam cara. Tentu dengan harapan mendapatkan kebahagiaan kelak di alam lain.

Raja-raja Mesir, membangun Piramida dengan pucuknya yang runcing ke atas. Tujuannya agar kelak ia mati, memudahkan perjalanan ruhnya menuju ke eden (surga). Dengan meninggikan makam, maka perjalan arwah naik ke atas menjadi mudah. Lancar dan tak ada kemacetan.

Di belahan dunia lain, raja-raja di Tiongkok misalnya melakukan hal lain, ketika mati menyertakan pelbagai perhiasan yang mahal di peti mayatnya. Dan membuat bangunan yang kokoh dan megah. Pasalnya ia yakin, kematian merupakan transisi untuk menuju alam lain.

Islam memiliki doktrin tersendiri tentang kematian. Saban kematian menjemput, tak ada harta, tahta, keluarga, yang mampu menemani manusia, hanya amal dan kebajikan yang menjadi pendamping kelak di alam akhirat.

Lantas kenapa manusia begitu takut akan kematian? Profesor Komaruddin Hidayat dalam buku Tragedi Raja Midas, Moralitas Agama dan Krisis Modernisme menyatakan sebab kematian itu menakutkan karena manusia semasa hidupnya merasa dimanjakan oleh kenikmatan dunia.

Manusia itu lantas berpikir, kematian akan memutus kenikmatan dunia tersebut. Kematian adalah akhir dari kesenangan dunia. Pendek kata, kematian adalah puncak kekalahan dan penderitaan.

Kedua, kematian ditakuti karena manusia tak mengetahui apa yang akan terjadi setelah ia mati.  Laiknya kematian, pasca kematian pun menjadi misteri berkepanjangan. Sampai sekarang, tak ada seorang pun yang tahu nasibnya kelak di akhir kematiannya.

Keabadian jiwa dan hari perhitungan akan pasti terjadi. Itu adalah mekanisme keadilan Tuhan. Alangkah absurd dan nistanya pengorbanan perjuangan manusia, bila kelak setelah mati tak ada alam pengadilan dan hitungan lanjut. Lantas untuk apa adanya kebajikan dan keburukan, kebaikan dan kejahatan, bila kelak pengadilan Ilahi ditiadakan?

ketiga, khawatir dengan keluarga yang akan ditinggalkan. Profesor Quraish Shihab dalam talk show Shihab & Shihab menerangkan, manusia takut mati biasanya adanya rasa khawatir dalam dirinya terkait keluarganya. Misalnya, bila ia wafat, siapa yang membiayai sekolah anaknya, belanja bulanan istrinya. Dan yang menjaga keluarganya.

Padahal Allah sudah mengingatkan manusia, kelak Allah dan malaikatnya yang akan mengurus keluarganya di dunia sehingga manusia yang meninggal tidak usah khawatir. Hal itu sebagaimana dikatakan dalam Firman Allah Swt QS. Fusshilat, ayat 31;

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ

Artinya;  “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat”. ().

Keempat, manusia takut kematian sebab dosa yang begitu banyak. Pendosa biasanya takut akan kematian. Pasalnya, kelak akan ada hari perhitungan pengadilan. Manusia pendosa yang amal kebajikannya cetek, akan takut kelak disiksa dan diazab Allah di alam akhirat.

Itulah sebab manusia takut akan kematian. Beragam macamnya. Namun satu yang pasti, kematian akan datang. Ia pasti. Tapi tak ada yang tahu. Maut itu adalah maha dari Kemaha Tidaktahuan. Misteri yang belum terpecahkan.

Untuk itu, sebagai seorang muslim kita harus menyadari, dunia ini adalah rahmat ilahi kepada manusia. Sudah tanggung jawab kita untuk menjaganya. Dan dunia juga adalah amanat Tuhan bagi manusia, kelak kita akan diminta pertanggungjawaban. Pergunakanlah dunia untuk bekal kelak bertemu Ilahi di alam akhirat.

BINCANG SYARIAH