Jahe, Tanaman Herbal Kaya Manfaat yang Disukai Rasulullah

Rasulullah SAW pernah mendapat hadiah satu bejana jahe.

Jahe merupakan salah satu jenis tanaman tua yang sangat digemari dalam sejarah peradaban manusia. Jahe konon diklaim berasal dari India. Tetapi, sebagian lain menyatakan, tanaman ini berasal dari Cina.

Dalam peradaban Islam, jahe termasuk satu dari sekian tanaman yang diabadikan dalam Alquran. Allah SWT berfirman,”Dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (al- Insan:17).

Aroma dan rasanya yang khas bahkan juga kerap dijadikan sebagai pelengkap masakan. Tak heran, seperti diungkap oleh Abu Nu’aim dalam ath-Thibb an-Nabawi, Rasulullah SAW sangat suka mendapatkan hadiah satu bejana jahe dari Raja Romawi. Jahe berfungsi untuk mengembalikan metabolisme tubuh, memberikan efek kehangatan, penangkal masuk angin, dan lainnya.

Menurut Ibnu Masawih, seorang tabib atau farmakolog dan penerjemah di bidang kedokteran pada awal Islam (wafat tahun 243 H), jahe berguna bagi gangguan hati akibat cuaca panas ataupun dingin, mampu meningkatkan vitalitas pria dan mengobati gastritis pada lambung dan usus.

Namun jahe tidak bisa digunakan dalam bentuk bubuk karena dapat menimbulkan terjadinya radang pada kerongkongan ataupun lambung. Namun bagi penderita kanker, jahe berguna untuk meredakan mual yang muncul saat mengkonsumsi obat kanker.

Menurut Ibnu Sina, jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan rasa lembab pada kepala dan tenggorokan, mengobati gangguan akibat polusi udara.

Akar batang jahe mengandung zat semacam lem, lemak resin, pati, dan minyak volatile yang beraroma wangi serta mengandung camphene dan linalool.

Lemak resin nonvolatile yang dikandungnya adalah zingerone yang memberi rasa pedas dan berguna untuk mensterilkan dan memperkuat organ mulut serta antidemam.

 

KHAZANAH REPUBLIKA