Jalan Terdekat Menuju Bahagia

MARI kita renungkan kalimat bijak sastrawan terkenal Syekh Ali Thanthawi. Beliau banyak menulis buku yang berkaitan dengan sejarah, kisah, pelajaran hidup dan nasehat-nasehat. Beberapa buku beliau saya beli di TimurTengah, saya baca dan sering juga saya kutip dalam tulisan dan ceramah saya.

Kali ini saya kutipkan dawuh yang berkaitan dengan bahagia. Beliau berkata: “Kebahagiaan itu bukanlah karena harta dan bukan pula karena rumah bak istana. Bahagia itu adalah karena kebahagiaan hati. Jalan paling dekat menuju bahagianya hati adalah dengan memasukkan rasa bahagia ke dalam hati orang lain. Kenikmatan paling dahsyat adalah kenikmatan karena telah mempersembahkan kebaikan.”

Bacalah lagi kalimat di atas dan renungkan kedalaman maknanya. Ternyata bahagia sejati itu sangat berkaitan dengan manfaat atau makna tau guna yang bisa kita persembahkan kepada orang lain sehingga orang lain itu merasa bahagia. Karena itulah maka menolong atau membantu orang lain bernilai mulia dalam pandangan agama, sementara merongrong bahagia orang lain, menipu dan membuat mereka menderita adalah sangat tercela.

Ada kalimat lain yang semakna dengan kalimat bernas di atas, yaitu: “Anda akan melihat keindahan hidup dan menikmati kebahagiaan hidup saat Anda mampu “menanam” keindahan dan kebahagiaan di jalan hidup orang lain.”

Ingin bahagia? Bahagiakan orang lain. Semakin lama membuat orang lain menderita, semakin mendalam penderitan sang pelaku. Mintalah maaf jika telah bersalah dan membuat orang lain menderita. Semoga hal itu bisa membuatnya sedikit lega bahagia, pada gilirannya akan menjadikan sang peminta maaf juga sedikit lega dan bahagia. Diamnya orang yang disakiti, ditipu dan dipecundangi tidak selalu berarti dia lupa dan tak lagi mempertanyakan. Takutnya, diamnya adalah laporan dan tuntutan kepada Allah atas ketaknyamanan yang dialaminya. Bahagiakan orang lain. Salam, AIM.[*]

Oleh KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK