Jangan Menyerupai Sikap Ingkar Yahudi

‘IKRIMAH berkata, pada suatu hari aku mendatangi Ibnu Abbas yang sedang menangis, sedangkan mushaf berada dalam genggaman tangannya. Untuk menghormatinya aku merendahkan badanku dan terus seperti itu hingga aku mendekatinya, lalu duduk sambil berkata, “Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Abbas, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.“

Dia menjawab, “Lihatlah lembaran-lembaran ini, seluruhnya ada dalam surat Al-A’raf.“ Lalu dia melanjutkan, “Tahukah kamu?” Saya menjawab, “Ya, saya tahu.“

Dia berkata, “Di sana terdapat kawasan orang Yahudi yang ikan datang kepada mereka pada hari Sabtu dalam keadaan terapung, kemudian setan menggoda mereka dan berkata, “Sesungguhnya kalian dilarang untuk memakannya pada hari Sabtu, maka ambillah pada hari itu dan makanlah di luar hari tersebut.“

Sebagian kelompok di antara mereka menyetujuinya dan sebagian yang lain berkata (yang menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran), “Tetapi kalian dilarang untuk memakan, mengambil, dan berburu pada hari Sabtu.“

Mereka tetap seperti itu hingga datang Jumat berikutnya, lalu sebagian kelompok pergi dengan anak dan isteri mereka. Ada pun kelompok yang beraliran kanan (para dai) memisahkan diri, dan kelompok kiri pun memisahkan diri pula dan diam.

Kelompok kanan berkata, “Sungguh celaka kalian. Allah melarang kalian menantang siksa-Nya.“ Sedangkan kelompok kiri berkata, “Mengapa kalian menasehati sebuah kaum yang Allah akan membinasakan mereka dan mengazabnya dengan azab yang pedih?”

Kelompok kanan berkata, “Mohon ampunlah kepada Tuhan kalian agar kalian bertakwa.“ Namun mereka tetap dengan kesalahan yang mereka lakukan. Ketika pagi hari pintu rumah mereka diketuk, lantas orang-orang naik ke atas benteng kota, mereka pun berseru, “Wahai hamba Allah, ada seekor kera, sungguh ia meraung dan memiliki ekor.”

Lalu Ibnu Abbas membaca ayat, “Ketika mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim azab yang pedih disebabkan mereka selalu berbuat fasik.“ (Al-Araf: 165)

Dia berkata, “Orang yang melarang dari perbuatan jahat telah selamat, namun sekarang kita banyak melihat perkara-perkara yang kian diingkari, namun kita tidak mengatakan sepatah kata pun.”*/Sudirman STAIL (Sumber buku: Investasi Akhirat, penulis: Dr. Khalid Abu Syadi)

 

HIDAYATULLAH