Kampanye Demi Jabatan, Ujung-Ujungnya?

Sobat, saat saat ini, kemanapun anda pergi di negeri kita ini, niscaya anda mendapatkan berbagai poster besar bergambarkan pria tampan atau wanita cantik. Uniknya, gambar lelaki tampan atau wanita cantik, dilengkapi dengan gambar paku yang menghujam atau menusuk.

Anda pasti tahu, apa maksud dari gambar gambar tersebut; “kampanye” agar dicoblos atau dipilih. Bahkan betapa banyak dari mereka yang rela bagi-bagi uang agar anda memilihnya sebagai caleg. Mereka semua berjanji bila terpilih akan bersikap jujur, memperjuangkan kepentingan rakyat, bekerja keras dan slogan slogan indah lainnya. Percayakah anda dengan slogan mereka? Percayakah anda bahwa bila mereka terpilih mereka benar benar menjalankan janjinya?

Sobat, metode pemilihan pejabat semacam ini sarat dengan permainan dan manipulasi, alias praktek “dagang sapi”. Dalam Islam, jabatan diberikan kepada orang yang paling pantas menjabat karena kredibilitasnya bukan faktor terdahulu, atau tertua atau terbanyak dukungannya. Percayalah banyaknya dukungan bila tidak diimbangi dengan kemampuan maka akan berujung kepada kehancuran. Terlebih lagi bila disertai adanya ambisi jabatan yang menggebu-gebu.

Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إنا والله لا نولي على هذا العمل أحدا سأله، ولا أحدا حرص عليه

Sejatinya kami tidak memberikan jabatan kepada orang yang meminta agar ditunjuk sebagai penjabatnya, dan tidak pula orang yang berambisi mendapatkannya” (Muttafaqun alaih)

Namun sebaliknya minimnya dukungan asalkan memiliki kredibilitas tinggi, dan amanah alias dapat dipercaya niscaya dengan izin Allah menghasilkan kerja yang memuaskan. Allah berfirman:

إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

Sebaik baik orang yang engkau jadikan pegawai ( dipekerjakan ) ialah orang yang tangguh / kredibel lagi amanah” (QS. Al Qashas 26).

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/20453-kampanye-demi-jabatan-ujung-ujungnya.html