Kandungan Doa Penting Dalam Qunut Witir

Sahabat muslim, dalam artikel kali ini kita akan membahas bebrapa kandungan penting dalam doa qunut witir

Sunnah Membaca Doa Qunut saat Witir

Disunnahkan untuk membaca doa qunut saat witir. Terdapat banyak versi doa yang bisa dibaca ketika qunut witir ini. Salah satunya adalah doa yang pernah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat doa yang saya ucapkan dalam qunut shalat witir, yaitu :

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

“ Ya Allah, berilah aku hidayah sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri hidayah. Dan berilah aku keselamatan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan. Lindungilah diriku bersama orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Jagalah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau Yang memutuskan takdir dan tidak ada orang yang memberi keputusan kepada-Mu. Seseungguhnya orang yang Engkau sayangi tidak akan terhina dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi wahai Rabb kami. ” (H.R An Nasaa-i, Ibnu Majah, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ahmad, Ad Darimi, Al Hakim, Al Baihaqi. Lihat Irwaaul Ghalliil karya Al Albani)

Dalam doa  di atas terdapat lima kandungan doa penting yaitu :

Doa Memohon Hidayah 

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ

Ya Allah, berilah aku hidayah sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri hidayah” 

Maksud doa ini adalah memohon kepada Allah agar memberi hidayah kepada kita kebenaran berupa ilmu dan memberi taufik untuk mengamalkannya. Hidayah yang sempurna dan bermanfaat adalah hidayah yang telah Allah gabungkan di dalamnya pada diri seorang hamba berupa ilmu dan amal sekaligus. 

Hidayah ilmu yang tidak diiringi dengan amal maka akan sia-sia bahkan sangat berbahaya. Karena setiap orang yang tidak mengamalkan ilmu yang telah ia miliki  maka ilmunya justru akan berbalik menjadi bencana baginya. 

Dalam doa ini kita minta kepada Allah dua hidayah sekalgus yaitu hidayah ilmu dan amal. Hal ini seperti yang terkandung dalam doa dalam surat Al Fatihah :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“ Ya Allah tunjukkanlah kami hidayah di atas jalan yang lurus “ (Al Fatihah : 6)

Doa dalam ayat ini juga terkandung permohonan hidayah ilmu dan amal. Maka hendaknya orang yang membaca doa ini menghadirkan dirinya bahwa dia meminta kepada Allah dua jenis hidayah yaitu hidayah ilmu dan amal.

Dalam lafad ( فِيمَنْ هَدَيْتَ ) terdapat tawasul dengan penyebutan nikmat Allah terhadap orang-orang yang telah mendapatkan hidayah, agar Allah melimpahkannya juga kepada kita. Dengan kata lain sesungguhnya kami meminta kepada-Mu hidayah karena hal itu merupakan perwujudan dari rahmat, hikmah, dan keutamaan-Mu karena Engkau  telah memberikan hidayah tersebut kepada yang lainnya. 

Doa Memohon Keselamatan 

وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ

“ Dan berilah aku keselamatan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan”

Keselamatan yang dimaksud mencakup keselamatan dari penyakit hati dan penyakit badan. Hendaknya engkau menghadirkan dirimu ketika berdoa agar Allah menyelematkanmu dari penyakit badan dan penyakit hati, karena penyakit hati lebih dahsyat daripada penyakit badan. Oleh karena itu kita ucapkan juga dalam lafad doa qunut yang lain :

اللهم لا تجعل مصيبتنا في ديننا

“ Ya Allah jangan jadikan musibah kami menimpa agama kami. 

Tentang berbagai penyakit badan sudah maklum diketahui. Adapun penyakit hati, maka ada dua jenis :

  1. Penyakit syahwat yang bersumber dari hawa nafsu. Seseorang mengetahui kebenaran, namun dia tidak mau mengamalkannya karena pada dirinya terdapat hawa nafsu yang menyelisihi ajaran yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Penyakit syubhat yang bersumber dari kebodohan. Orang yang bodoh akan melakukan kebatilan dengan anggapan yang dia lakukan adalah kebenaran. Ini merupakan penyakit yang sangat merusak. 

Dalam doa ini maka engkau memohon kepada Allah keselamatan dari penyakit badan dan juga penyakit hati yang berupa syubhat dan syahwat.

Doa Meminta Perlindungan

وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ

“ Lindungilah diriku bersama orang-orang yang telah Engkau lindungi. “

Maksudnya adalah jadilah pelindung (Wali) bagi kami. Perlindungan Allah kepada hamba-Nya ada dua bentuk : perlindungan yang bersifat umum dan perlindungan yang bersifat khusus. Perlindungan yang sifatnya khusus hanya untuk orang-orang yang beriman saja. Hal ini seperti tersebut dalam firman Allah : 

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“ Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.  “ (Al Baqarah :257)

Maka mintalah kepada Allah perlindungan khusus yang berdampak adanya perhatian yang khusus dari Allah kepada yang Dia lindungi dan mendapat taufik untuk mengamalkan apa yang dicintai dan diridhoi oleh-Nya.  

Adapun perlindungan yang sifatnya umum maka mencakup seluruh makhluk. Allah adalah pelindung setiap makhluk tanpa kecuali. Hal ini Allah jelaskan dalam firman-Nya :

ثُمَّ رُدُّواْ إِلَى اللَّهِ مَوْلاَهُمُ الْحَقِّ أَلاَ لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِين

“ Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa (Wali) mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. “ (Al An’am : 26)

Doa Minta Keberkahan

 وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ

“ Berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku”

Berkah berasal dari “ al birkah” yang artinya tempat berkumpulnya air, yaitu tempat yang luas yang airnya banyak dan menetap. Maka berkah maknaya adalah kebaikan yang banyak berlimpah dan menetap.  

Makna doa  (فيما أعطيت) maksudnya adalah segala yang diberikan berupa harta, anak, ilmu, dan seluruh pemberian Allah ‘Azza wa Jalla. Maka mintalah kepada Allah keberkahan di dalam setiap pemberian tersebut, karena jika Allah tidak memberkahimu dalam apa yang Dia berikan maka engkau akan terhalang dari kebaikan yang banyak. 

Betapa banyak orang yang memiliki harta melimpah namun dia menjadi fakir  karena tidak bisa memanfaatkan hartanya. Dia hanya mengumpulkan saja dan tidak memanfaatkan harta tersebut dalam kebaikan. Ini di antara sebab hilangnya keberkahan.  

Betapa banyak pula orang yang memiliki anak namun anak-anaknya tidak memberikan manfaat kepadanya dan bahkan menjadi anak durhaka. Mereka adalah orang yang Allah tidak beri keberkahan pada anak-anaknya. 

Kita dapati pula manusia yang Allah beri ilmu yang banyak kepadanya akan tetapi ia justru seperti orang buta huruf, tidak nampak pengaruh ilmu dalam ibadahnya, tidak pula dalam akhlaknya, dalam perilakunya, begitu pula pada interaksinya kepada sesama manusia. Bahkan terkadang dia menggunakan ilmu tersebut untuk berbangga di hadapan manusia, merasa tinggi di atas mereka, dan bersikap merendahkan mereka. 

Dia tidak menyadari bahwa yang menganugerahkan ilmu kepadanya adalah Allah. Engkau dapati dia tidak memberikan manfaat kepada manusia dengan ilmunya, baik dengan pengajaran, pengarahan, dan nasihat. Ilmunya hanya terbatas untuk dirinya sendiri. Tidak diragukan lagi ini adalah kehilangan karunia yang sangat besar, padahal ilmu semestinya adalah pemberian Allah yang paling penuh keberkahan. Ilmu jika engkau ajarkan kepada orang lain dan engkau sebarkan maka akan mendapat pahala yang sangat banyak. 

Doa Dijauhkan Dari Berbagai Keburukan

وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ

“ Jagalah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan.”

Allah menetapkan takdir baik dan takdir buruk. Dalam memahami takdir ada dua hal penting yang perlu dibedakan, yaitu : (1) Ketetapan Allah dan (2) Hasil atau dampak dari yang Allah tetapkan. Takdir baik artinya ketetapan Allah itu baik dan dampak dari yang Allah tetapkan juga baik. Contoh takdir baik misalnya Allah menetapkan seseorang mendapat rezeki yang melimpah, kemanan, ketenangan, hidayah, dan pertolongan kepadanya. Maka ini adalah kebaikan dalam ketetapan-Nya dan juga dalam hasil atau dampak yang Allah tetapkan bagi hamba tersebut. 

Adapun takdir buruk, maka tetap baik ditinjau dari hal tersebut merupakan ketetapan Allah, akan tetapi berdampak buruk bagi hamba yang mendapatkannya. Misalnya terjadi musibah kekeringan. Tentu ini berdampak keburukan bagi yang mendapatkannya, namun  ketetapan Allah menakdirkan hal ini adalah baik.   

Bagaimana kok dikatakan takdir kekeringan itu baik? Jika seseorang berkata : Allah menakdirkan kekeringan yang menyebabkan ternak akan mati dan merusak hasil panen, apa sisi kebaikannya ? Mari kita simak jawabannya dalam firman Allah berikut :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).“ (Ar Ruum: 41 )

Maka penetapan pada takdir yang buruk ini memiliki tujuan yang terpuji, yaitu hamba kembali kepada Allah dari perbuatan kemaksiatan kepada ketaatan. Dengan demikian sesuatu  yang ditakdirkan menimpa hamba bisa jadi berupa keburukan sementara ketetapan Allah menakdirkan hal tersebut pasti baik.

Jadi jelaslah bahwa ketetapan Allah itu pastilah baik.  Tidak ada ketetapan Allah yang buruk. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

والخير بيديك والشر ليس إليك

“ Kebaikan berasal dari-Mu dan keburukan bukan berasal dari-Mu. “

Oleh karena itu tidak boleh bagi seorang hamba menisbatkan keburukan apapun kepada Allah Ta’ala.

 Semoga bermanfaat. Dengan memahami kandungan doa witir ini mudah-mudahan akan membantu kita untuk menghafalnya dan meresapi maknanya setiap mengucapkannya. 

Penyusun : Adika Mianoki

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/56638-kandungan-doa-penting-dalam-qunut-witir.html