Keadaan Seorang Hamba yang Terdekat dengan Allah

ALLAH Maha Dekat. Kedekatan Allah adalah pengawasan pada seluruh makhlukNya. Dan kedekatan Allah bermakna pula dekatnya pertolonganNya. Dan makna kedekatan Allah yang kedua ini hanya khusus terjadi pada hamba-Nya yang beriman.

Banyak cara agar seorang abdillah (hamba Allah) dapat dekat dengan Allah. Di antaranya adalah dengan bersabar. Sebagaimana dalam beberapa ayat dapat ditemukan firman Allah yang menegaskan Allah bersama orang-orang yang sabar.

Sujud dalam shalat kita, itu pun adalah posisi dan saat di mana seorang hamba Allah dekat dengan Rabbul alamin. Karenanya menjadi sunnah Nabi pula agar kita memperbanyak berdoa saat sujud kita. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya dari hadits Abu Hurairah, beliau berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabb-nya adalah dalam keadaan dia sujud, maka perbanyaklah doa”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, keadaan tersebut termasuk sarana dikabulkan doa kita, seperti dalam potongan hadits berikut yang diriwayatkan Imam Muslim dan an Nasa-i, dari hadits Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Sedangkan sujud, maka bersungguh-sungguhlah memperbanyak doa, karena pantas untuk dikabulkan,”.

Memperbanyak membaca doa waktu sujud tentunya akan memperlama sujud kita. Maka sujud seperti ini kita lakukan dalam shalat sunnah, yang kita tidak sedang berjamaah.

Sebab meringankan sholat ketika kita menjadi imam sholat berjamaah, adalah sunnah nabiNya –tentunya dengan tetap memerhatikan tumaninah atau khusyu’ sebagai rukun sholat.

Dan ketika menjadi makmum pun, mengikuti gerakan imam (perpindahan gerakan sholat) adalah pula sunnah Nabi. Maka menetapi sunnah Nabi diutamakan dalam hal ini. Maka bukan sunnah Nabi bagi makmum yangmemperlama sujud sedangkan imam sudah pada gerakan sesudah sujud.

Allahu A’lam.