Kecintaan Ulama Kepada Buku

Kitab – kitab para ulama bukan hanya kita pajang, bukan hanya kita taruh di lemari kita. Sebenarnya kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik kita akan mendapatkan faedah ilmu yang begitu luar biasa.

Memang para ulama gemar untuk mengoleksi buku, memang para ulama gemar untuk mencari buku dan mereka mengumpulkannya bahkan mereka mencari dari berbagai negeri. Ada yang mencari sanad, ada yang mencari buku – buku yang mungkin sudah hampir punah.

Ulama terdahulu semangat mengoleksi dan mempelajari buku

Diantara contohnya para ulama yang gemar mengoleksi buku diantaranya adalah Ibnul Qoyim. Diceritakan oleh Ibnu Hajar Asqalani bahwasannya Ibnul Qoyim ketika meninggal dunia dia memiliki perbendaharaan buku kitab yang begitu banyak sampai sampai anak – anaknya ketika mendapatkan buku – buku dari Ibnul Qoyim mereka menjualnya sampai itu memakan waktu yang lama. Dan padahal itu sudah dibagi bagi jumlahnya untuk anak – anak dari Ibnul Qoyim. Ini menunjukan bahwasannya begitu banyaknya buku – buku yang dikoleksi oleh Ibnul Qoyim.

Yahya bin Ma’in dia punya buku yang tertata di lemari penuh yang tertata dalam seratus empat belas lemari dan ada empat lemari besar yang semuanya berisi penuh dengan buku, yang semuanya penuh dengan kitab, kitab – kitab para ulama.

Contoh lagi para ulama yang punya semangat untuk mengoleksi buku bahkan buku ini yang selalu menemaninya, yaitu seperti guru dari Ibnul Qoyim, yaitu Ibnu Taimiyah.

Ketika Ibnu Taimiyah dalam keadaan sakit, maka yang selalu menemaninya adalah sebuah buku sebuah kitab. Dia ketika sadar dia membacanya, ketika dia tidak sadar dia meletakannya dan ketika itu sampai seorang dokter yang memeriksa Ibnu Taimiyah itu mewanti wanti, wahai Ibnu Taimiyah janganlah engkau menyibukkan waktumu dengan ini, ini bisa memudharatkanmu jika engkau sibuk membaca buku. Apa – apa waktumu engkau habiskan sibuk dengan buku tersebut.

Maka, kita lihat disini semangatnya para ulama untuk mengoleksi buku. Namun, mereka bukan mengoleksinya saja, mereka membacanya, menghayatinya, menarik faedah – faedah didalamnya kemudian mereka amalkan.

Empat kiat mendapat manfaat dari kitab

Intinya disini, kami memberikan kiat – kiat agar kita bisa mendapatkan manfaat dari buku. Kiat singkat yang kami berikan;

Pertama, dalamilah bahasa arab. Karena dengan kita dalami bahasa arab akan terbuka cakrawala ilmu dan itulah yang jadi pembuka. Jadi dengan mempelajari bahasa arab terutama dalam mempelajari kaedah – kaedah dalam ilmu nahwu dan sharaf selain kita memperbanyak kosakata itu akan membuka pintu untuk mempelajari ilmu agama. Beda dengan orang yang tidak menguasai bahasa arab.

Yang kedua, ketika kita menguasai bahasa arab, maka belajarlah dari seorang guru. kita kaji kitab – kitab dari guru tersebut. Kenapa kita musti punya guru?, karena kalau kita cuma otodidak mempelajari buku tersebut tanpa panduan seorang yang lebih paham, seorang yang lebih berilmu kita bisa salah paham dalam memahami buku tersebut. Jadi, duduklah bermajlis dengan seorang guru agar kita bisa mendapatkan faedah ilmu yang bermanfaat.

Kemudian yang ketiga, yang kita lakukan adalah selain kita pelajari dari bahasa arab kemudian mengkajinya dari seorang guru kemudia kami contohkan dari apa yang dilakukan oleh para ulama, yaitu koleksinya buku – buku yang bermanfaat.

Buku – buku apa yang kita pilih kita cari dari ulama – ulama yang sudah punya ilmu yang siqqoh yang kredibel dalam masalah ilmu, ilmu – ilmu yang terpercaya jadi bukan dari sembarang penulis, bukan dari sembarang orang namun dari ulama yang sudah punya ilmu yang terpercaya.

Ada Ibnu Hajar, ada Imam Nawawi, ada juga ulama – ulama besar saat ini yang mereka punya buku – buku yang mumpuni yang ketika itu kita mengkajinya kita akan mendapatkan faedah yang begitu banyak.

Seperti inilah yang kita kaji yang kita koleksi dari apa yang sudah disarankan oleh para ulama mulai dari buku – buku aqidah, fikih – fikih dasar terutama kita mempelajari dari mazhab tertentu tanpa punya sifat untuk fanatik namun ini cuma sebagai dasar saja. Kemudian buku – buku dalam masalah akhlak, tazkiyatu nufus, dan kitab atau buku – buku yang lain.

Kemudian kiat yang terakhir, hendaklah kita punya sikap semangat dan pintar membagi waktu ketika kita belajar. Nabi katakan;

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

— Ihrish ‘ala maa yanfa’uka wasta’in billahi wala ta’jiz

“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu minta tolonglah pada Allah dengan banyak berdoa supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan (janganlah — Ed) pantang menyerah, jangan punya rasa malas ketika belajar.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya).

Inilah kiat – kiat ya ikhwan sekalian, amalkanlah kiat – kiat ini mulai dari kita mempelajari bahasa arab, belajar dari seorang guru, berusaha untuk mengkoleksi buku – buku yang ini adalah buku – buku yang bermanfaat, mulai dari buku – buku bahasa Indonesia yang mungkin kita pahami yang kita koleksi.

Kalau kita sudah punya kemampuan kita mengumpulkan buku – buku bahasa Arab dan pintar dalam membagi waktu serta (jangan — Ed) pantang menyerah untuk terus belajar.

Maka, ingatlah faedah yang besar. Orang yang mempelajari ilmu agama, orang yang menekuni ilmu agama dia tidak akan pernah bingung ketika beramal karena dia punya dasar ilmu.

Kemudian inilah yang menjadi sebab dasar untuk banyak mendapat kebaikan.

Kata Nabi;

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

— Manyudillahu khairan yufaqqihhu fi dinniini…

“Siapa yang menginginkan kebaikan maka Allah akan memahamkan baginya untuk memahami agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

Dan mudah – mudahan Allah memberi kita taufik untuk meraih ilmu dari ilmu itu kita bisa amalkan dari kita amalkan bisa kita dakwahkan pada orang lain dan kita sabar dalam menjalani hal – hal tadi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

=== ## ===

Sumber: https://catatankajian.com/991-tausiyah-singkat-kecintaan-ulama-kepada-buku-ustadz-muhammad-abduh-tuasikal.html