Ketika Abu Bakar Menjabat Amirul Haj Pertama

Abu Bakar As-Shiddiq RA adalah lelaki dewasa yang pertama kali memeluk Islam. Keislaman Abu Bakar disebut-sebut paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum Muslimin dibandingkan keislaman orang selainnya.

Abu Bakar berhasil mengislamkan tokoh-tokoh Quraisy diantaranya Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwarn, dan Thalhah bin Ubaidillah. Pria yang dijuluki Atiq karena wajahnya yang tampan dan gagah ini banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT dan banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya seperti Bilal.

Putra pasangan Abu Quhafah dan Ummu al-Khair ini selalu mengiringi keberadaan Rasulullah SAW, bahkan dialah yang mengiringi Nabi Muhammad SAW ketika hijrah dari Makkah ke Madinah. Abu Bakar setia berada di samping Rasulullah SAW, bahkan hingga ke medan perang, di antaranya Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Fath Makkah, Perang Hunain, maupun Perang Tabuk.

Dalam buku berjudul 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny disebutkan bahwa Abu Bakar merupakan pemimpin jamaah haji (amirulhaj) pertama yang ditunjuk Rasulullah SAW pada tahun 9 Hijriyah. Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar bin Khattab untuk menjadi amirulhaj.

Beliau sendiri masih banyak kesibukan dalam mengurus Muslimin di Makkah pascawafatnya Rasulullah SAW. Barulah pada tahun berikutnya, Abu Baku dapat menunaikan ibadah haji dan beliau sendiri yang menjadi amirulhaj.

Perjalanan itu diiringi dengan penuh ketawajuhan dan ketawakalan kepada Allah yang tinggi. Sebagai amirulmukminin sekaligus sebagai amirulhaj, amanah tersebut tentu menuntut perhatian dan tanggung jawab lebih besar di atas pundaknya.

Beliau beserta rombongan memasuki Kota Makkah sekitar waktu duha. Abu Bakar menggunakan kesempatan itu untuk langsung menemui orangtuanya yang memang tinggal di Kota Makkah. Ketika itu, ayah Abu Bakar, Abu Quhafah, sedang berbincang-bincang dengan beberapa pemuda di teras rumahnya. Begitu Abu Bakar terlihat oleh mereka, orang-orang berseru kepada Abu Quhafah,“Hai, itu putramu telah datang!”

Abu Quhafah pun bangkit dari duduknya. Abu Bakar menyuruh untanya bersimpuh dan dia pun bergegas turun dari untanya. “Wahai, Ayah, engkau tidak perlu berdiri!” kata  Abu Bakar.

Abu Bakar memeluk ayahnya dan mengecup keningnya. Abu Quhafah menangis bahagia dengan kedatangan putranya tersebut karena sudah lama mereka tidak berjumpa. Berita kedatangannya segera meluas sehingga tidak lama kemudian datanglah beberapa tokoh Kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan Al-Harits bin Hisyam.

Mereka semua adalah para sahabat yang menetap tinggal di Makkah. Abu Quhafah berkata kepada Abu Bakar, “Wahai, ‘Atiq, mereka itu adalah orang-orang yang baik. Karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka.”

Abu Bakar pun menjawab, “Wahai Ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat (dengan menjadi khalifah). Tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya, kecuali hanya dengan perotlongan Allah.”

Selain kunjungan untuk ibadah haji dan sebagai amirulmukminin, Abu Bakar juga menggunakan kesempatan itu untuk mengetahui hal ihwal kaum Muslimin di kawasan Makkah dan sekitarnya. Beliau bertanya kepada penduduk Makkah, “Adakah yang akan mengadukan kepadaku suatu kezaliman yang kalian alami?”

Ternyata tidak ada satu pun kasus kezaliman yang diadukan kepadanya. Sepanjang musim haji itu, beliau selalu mengulang-ulang pertanyaan di atas. Namun, rupanya tidak ada perlakuan zalim yang terjadi di bawah kepemimpinannya. Bahkan semua orang malah menyanjung kepemimpinan, kepedulian, dan kebijakan beliau terhadap umat.

Abu Bakar meninggal dunia pada malam Selasa, antara waktu magrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil Awal 13 Hijriyah dalam usia 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma’ binti Umais, istri beliau. Abu Bakar dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW. Shalat jenazahnya diimami Umar bin al-Khattab di Raudhah. Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat yakni putranya, Abdurrahman bin Abi Bakar, Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.

 

 

IHRAM

——————–

TIPS: Temukan artikel kisah sahabatNabi lainya melalui kolom pencarian dg keyword: kisah sahabat nabi, sahabat nabi, Umar bin al-Khattab, Utsman, Ali bin Abi Thalib, atau nama lainnya.