Ketika Rasulullah SAW Jadi Makmum Masbuk

Peristiwa ini terjadi ketika Makkah sudah dibebaskan dari kekuasaan musyrik (Fathu Makkah). Kabar kemenangan Rasulullah SAW dan umat Islam menggemparkan hingga ke luar Jazirah Arab. Di utara, penguasa Romawi sudah bersiap-siap menyerang Madinah.

Kabar itu sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Maka, beliau bertolak ke Tabuk (sekira perbatasan Arab-wilayah kekuasaan Romawi) dengan ditemani 40 ribu orang prajurit Muslimin.

Belum sampai di tempat tujuan, langit menunjukkan tanda-tanda masuk waktu subuh. Nabi Muhammad SAW pun menyuruh segenap kaum Muslimin yang menyertainya untuk singgah. Mereka pun bersiap melaksanakan shalat subuh berjamaah.

Namun, Nabi SAW tiba-tiba berkeinginan buang hajat. Beliau pun pergi ke suatu tempat dengan didampingi al-Mughirah bin Syu’bah, yang bertugas membawa bejana berisi air. Sahabat ini lantas berdiri agak jauh dari tempat Rasulullah SAW buang hajat.

Setelah itu, Nabi SAW keluar. Al-Mughirah dengan sigap menuangkan lagi dengan bejana air untuk beliau berwudhu.

Para sahabat yang sudah bershaf-shaf tidak tahu bahwa Nabi SAW sedang buang hajat. Mereka pun menunggul dalam waktu yang cukup lama. Salah seorang dari mereka lantas menghampiri Abdurrahman bin ‘Auf, untuk memintanya menjadi imam shalat subuh.

Karena pertimbangan waktu subuh yang menuju hampir habis, Maka Ibnu Auf pun setuju. Dia lantas mengimami shalat subuh seluruh pasukan Muslimin.

Ketika itulah datang Nabi SAW bersama al-Mughirah. Beliau hanya mendapat satu rakaat dari shalat subuh berjamaah itu.

Begitu Abdurrahman bin mengucapkan salam, Rasulullah SAW pun bangkit–untuk meneruskan satu rakaat yang tersisa. Para sahabat yang melihat beliau terkejut bukan kepalang. Sebab, Nabi SAW ternyata menjadi makmum yang masbuk. Sambil menunggu beliau selesai shalat, mereka menggumamkan tasbih dan doa.

Usai shalat, Rasulullah SAW menghadap kepada para jamaah sekalian. “Benar apa yang dilakukan oleh kalian tadi,” kata beliau.

Maknanya, Nabi SAW memang menghendaki agar kaum Muslimin shalat jamaah di awal waktu, tidak mesti menanti kedatangan beliau SAW yang sedang ada hajat.

REPUBLIKA