Kisah Ahli Shalawat Terlilit Hutang

Kisah Ahli Shalawat Terlilit Hutang

Dahulu ada seseorang yang memiliki hutang sangat banyak, yaitu sebesar 500 dinar. Orang ini berhutang kepada orang banyak. Ketika datang waktunya, datanglah semua orang untuk menagih, dia kebingungan karena tidak memiliki uang sepeserpun.

Akhirnya dia pergi kepada salah seorang saudagar yang kaya dan ia meminjam uang kepadanya sebesar 500 dinar. Sebelum diberikan ditanya terlebih dahulu oleh saudagar : “kapan mau kau kembalikan uang ini ?”. Dia berkata : “insya Allah di tanggal sekian saya kembalikan”

Uang itu pun akhirnya segera ia ambil dan ia bayarkan hutangnya tersebut satu per satu. Selesai ia bayarkan tidak tersisa uangnya lagi sepeser pun, karena tidak ada sisa modal lagi untuk ia putarkan supaya bisa terbayar hutangnya yang 500 dinar tadi. Karena memang dia pinjam sesuai kadar hutangnya tadi.

Sampai ketika datang waktu jatuh tempo si saudagar pun datang ke rumahnya  untuk menagih : “mana uang 500 dinar yang kau pinjam ? Kau janji hari ini akan melunasinya. Ia menjawab “Demi Allah sepeser pun saya tidak punya, saya belum mendapatkan apa-apa untuk saya bayarkan kepada dirimu. ”

Saudagar pun tidak mau tahu “sekarang sudah jatuh temponya maka bayar hutangmu sesuai ucapanmu”. Lalu ia menjawab: “Demi Allah sepeser pun saya tidak punya .” Si saudagar berkata : “Kalau begitu ayo pergi ke hakim karena tidak benar perbuatanmu ini.”

Di depan hakim saudagar menceritakan perkaranya. Hakim bertanya : “kenapa tidak kau bayar hutangmu? Bukankah engkau berjanji hari ini engkau akan melunasinya? ” Ia menjawab :  iya benar saya berjanji, akan tetapi saya tidak memiliki uang, saya bukan pengkhianat, bukan orang yang mau berdusta, saya memang tidak punya uang, tapi saya mengaku kalau saya punya hutang dan hari ini saya tidak punya uang untuk saya bayarkan.”

Hakim berkata : “kalau begitu kau telah melanggar, melanggar janjimu dan kau harus di hukum, kau harus di penjara. ” Ia pun menerima hukuman itu tapi meminta : “tolong berikan saya waktu 1 hari, saya ingin kembali ke rumah saya untuk izin kepada istri dan juga anak-anak saya, besok saya akan kembali ke sini lagi dan masukkan saya ke dalam penjara”

Hakim meragukan keterangannya : “Siapa yang akan menjamin dirimu kalau engkau akan kembali kesini? “

“Kalaupun saya niat lari dari kemarin-kemarin pun saya sudah niat lari saya tidak akan datang kesini, percayalah saya akan kembali di esok hari, “kata orang yang berhutang tadi”.

Hakim masih ragu dan bertanya: “jaminannya apa? ” Ia menjawab: “jaminannya adalah Rasulullah SAW. ”. Sang hakim pun bingung dengan maksudnya.

Dia berkata : wahai hakim kalau saya besok tidak menepati janji saya, saya bersedia ditolak dan dikeluarkan sebagai umat Nabi besar Muhammad SAW”.

Sumpah itu jelas tidak main-main, Sang Hakim pun mengizinkannya. Orang ini kembali ke rumahnya dan menceritakan semuanya kepada istri dan anak-anaknya. Ia meminta izin kepada istrinya bahwa besok ia akan dipenjara karena tidak bisa bayar hutang.

Sang istri bertanya :“kalau kau dipenjara, lalu apa yang bisa membuatmu keluar sekarang ini? ” Suaminya menjawab: “karena saya mendapat jaminan. ” Istrinya kembali bertanya:“ dari siapa?”  suaminya menjawab :“dari Rasulullah SAW, bahwa jikalau saya tidak menepati janji saya maka saya rela dikeluarkan bahkan tidak lagi dianggap menjadi umat Nabi Muhammad SAW”

Maka istrinya berkata: “Selagi engkau ini mendapat jaminan dari Rasulullah SAW atau kau menjaminkan Rasulullah SAW, ayo kita perbanyak shalawat, semoga Nabi besar Muhammad SAW benar-benar menjamin dirimu, karena shalawat itu manfaatnya besar, shalawat ini berkahnya luar biasa.”

Mereka pun memperbanyak shalawat sampai akhirnya pun mereka tertidur. Si suami yang punya hutang tadi ketika tidur ia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpinya Rasulullah mengatakan : “kau jangan takut, jangan gelisah, besok pagi kau pergi ke gubernur di tempatmu itu dan kau bilang sama gubernur tadi bahwa Rasulullah SAW mengucapkan salam kepadamu dan sampaikan kepada si gubernur kalau setiap hari kau shalawat kepada Rasulullah SAW sebanyak 1000 kali dan itu shalawatnya sampai kepadaku dan sampaikan kepada si gubernur bahwa tadi malam ketika ia membaca shalawat apakah sudah sampai 1000 kali apa belum, karena ada salah dalam menghitung sehingga ia pun gelisah maka sampaikan kepada gubernur tadi bahwasannya shalawatnya ini sudah 1000 dan diterima oleh baginda Nabi besar Muhammad SAW”

Keesokan harinya, ia pergi ke hakim, namun sebelum ia menemui hakim ia datang terlebih dahulu untuk menemui gubernur tadi.

“Wahai gubernur, wahai wali, Rasulullah SAW menitipkan salam kepadamu”, katanya. Kagetlah si gubernur itu. Ia menceritakan sesuai mimpinya bahwa Rasulullah SAW mengabarkan telah sampainya shalawat kepada Rasulullah sejumlah 1000 kali dan ketika si gubernur gelisah perihal ia bingung dalam jumlah menghitung shalawat nya udah sampai 1000 atau belum maka Rasulullah mengatakan bahwa itu sudah tepat berjumlah 1000 dan bahwasannya engkau telah istiqomah bersholawat kepadaku berjumlah 1000 kali setiap harinya , dan engkau di minta untuk membantu saya melunasi hutang-hutang saya.

Saking gembiranya dapat salam dari Rasulullah dan kabar shalawatnya selama ini telah sampai kepada Rasulullah SAW, gubernur tadi pun langsung bertanya :“Berapa jumlah hutang-hutang mu? ”

Ia pun menjawab: “500 dinar wahai gubernur”. Diambillah 500 dinar dari baitul mal setelah itu diambilkan lagi 2500 dinar dari uang pribadinya. “engkau datang membawa kabar gembira kepadaku” kata gubernur. Ia pulang dari rumah gubernur tadi membawa 3000 dinar.

Lalu ia datang kepada hakim, dan berkata hakim : “alhamdulillah, berkat dirimu tadi malam saya mimpi bertemu Rasulullah, dan Rasulullah mengatakan: “kalau engkau membantu orang yang memiliki hutang dan melunasi hutangnya tersebut maka aku akan membantumu kelak di hari kiamat.”

Kemudian diambilkan uang 500 dinar untuk diberikan kepada orang tersebut. Keluar dari rumah sang hakim, orang tersebut pun membawa 3500 dinar .

Akhirnya dia pergi ke rumah saudagar yang dia hutangi untuk membayar hutangnya tersebut. Ternyata saudagar tadi sudah menunggu kedatangannya di depan rumahnya. Ketika bertemu langsunglah orang ini dipeluk, dicium sambil menangis dan mengucapkan berkat dirimu aku semalam mimpi bertemu Rasulullah SAW.

Kata Rasulullah SAW :“kalau kau bebaskan hutangnya si fulan, kelak engkau akan aku bantu dan akan aku berikan syafa’atku di hari kiamat.”  Dan ini ada hadiah untukmu 500 dinar.

Berangkat dari rumah orang ini masih memiliki hutang 500 dinar berkat mimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW hutangnya terlunaskan dan dapat tambahan 4000 dinar berkat shalawat yang dibaca kepada Rasulullah SAW.

Dapat di simpulkan membaca shalawat bukan hanya mendapakan berkah dan syafa’at di akhirat, namun ketika kita sedang menghadapi situasi sulit di dunia pun jika kita senantiasa memperbanyak membaca shalawat, semuanya akan mudah teratasi akibat berkah shalawat kepada Nabi besar Muhammad SAW.

ISLAM KAFFAH