Kisah Mualaf Nicole: Dari Kegelapan Klub Malam Menuju Cahaya Terang Islam

Kisah Mualaf Nicole: Dari Kegelapan Klub Malam Menuju Cahaya Terang Islam

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan.

Nicole Queen merupakan salah satu mualaf asal pesisir Louisiana yang menerima hidayah dari Allah SWT. Wanita ini mengenal Islam setelah pindah ke sebuah kota kecil di selatan Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS).

Keluarganya merupakan jemaat sehingga membangun fondasi agama yang kuat di dalam dirinya. Orang tuanya tidak terlalu religius dan menganggap diri mereka pemikir bebas.

Mereka percaya pada Tuhan, tetapi seperti kebanyakan orang Amerika, tidak benar-benar menjalani hidup untuk Tuhan. Kakek-neneknya disebut lebih religius dan menanamkan dalam dirinya landasan agama yang kuat.

Beranjak dewasa, ia menjadi seorang fotografer acara di Dallas dan sebagian besar pekerjaannya adalah di klub malam. Pekerjaannya kala itu disebut sangat mirip dengan paparazzi, memotret selebritas, atlet dan orang terkenal lainnya saat mereka menghadiri pesta.

“Itu adalah gaya hidup yang sangat gila, harus berada di pesta, melakukan segalanya di malam hari dan tidur hampir sepanjang hari. Bukan gaya hidup yang damai sama sekali,” ujar dia dikutip di About Islam.

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan dan dikelilingi oleh orang-orang yang serakah. Ia merasa selalu mencari kedamaian dan mencari tujuan.

Banyak orang yang mengatakan dirinya memiliki kehidupan luar biasa. Namun, ia menyadari jika dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang tidak peduli dengan hal-hal penting. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar gelembung mereka.

Selama beberapa tahun bekerja sebagai fotografer acara, ia selalu merasakan dorongan akan Tuhan di dalam dirinya. Ia pun ingat selalu berusaha mencari tahu apa yang ia cari. Ia mengalami mimpi buruk di mana ia mencari sesuatu yang tidak dapat dirinya temukan.

“Saya memang mengenal beberapa orang Muslim yang tidak terlalu religius. Saya mengenal Islam sedikit dari teman yang tidak minum, teman yang sedikit berbeda. Saya akan bertanya kepada mereka mengapa Anda tidak mau pergi ke sini atau sana. Mereka akan menjawab bahwa mereka tidak nongkrong di tempat-tempat seperti itu karena mereka Muslim,” lanjut Nicole.

Suatu malam setelah pemotretan, ia bertemu calon suaminya saat mengunjungi beberapa teman. Hassan, calon suaminya, disebut sedang mengalami masa pencarian jiwa yang mirip dengannya.

Hassan disebut terlahir sebagai seorang Muslim, tetapi tidak mempraktikkan agamanya. Ketika mereka bertemu, ia merasa seolah saling berkaitan dengan perjuangan satu sama lain.

“Hassan berbicara kepada saya tentang Islam dan menyarankan agar saya mengambil kelas untuk belajar tentang agama. Saya mulai memperhatikan bahwa Muslim yang saya temui memiliki disiplin dan tujuan hidup,” kata dia.

Ketika mulai belajar tentang Islam, Nicole pun merasa dirinya semakin kecanduan. Ia bahkan akan begadang semalaman menonton video Youtube tentang Islam, khususnya Yusuf Estes.

Semakin ia belajar tentang dasar Islam, semakin ia merasa itulah yang dirinya butuhkan. Nicole menyebut ia membutuhkan sesuatu yang kuat, untuk memberi tahu bahwa ia harus berhenti menjalani kehidupan gila itu jika ingin memiliki lebih banyak tujuan.

Ketika mulai masuk Islam, ia merasa momen itu adalah transisi yang panjang. Ia menggambarkan pengalamannya seperti rollercoaster, yang mana semuanya terjadi sekaligus, sangat kabur.

“Sekarang, melihat ke belakang saya melihat saya membuat transisi yang baik dan mengambil langkah. Salah satu langkahnya adalah saya perlu mengetahui fondasi, pilar, sistem kepercayaan dasar dan memastikan itu adalah sesuatu yang dapat saya percayai,” ujar Nicole.

Pada April 2007, ia akhirnya memutuskan memeluk Islam dan mengucapkan syahadat. Hidupnya pun berubah sejak saat itu. Ia memutuskan memakai jilbab dan menjadi anggota Masyarakat Muslim Amerika.

“Islam dan Kristen begitu dekat, sehingga bagi saya datang ke Islam seperti ‘rumah yang jauh dari rumah’. Hari-hari ini saya dan suami menjalani kehidupan yang sibuk, bekerja di jantung kota Dallas,” kata dia.

KHAZANAH REPUBLIKA