Kisah Nenek Zulbaidah Wafat di Raudhah

Buat yang pernah pergi haji, bukan rahasia bahwa memasuki kawasan Raudhah di Masjid Nabawi bukan perkara mudah. Saat jamaah sedang banyak-banyaknya seperti hari-hari belakangan, antrean untuk menuju kawasan berkarpet hijau tersebut mengular panjang.

Pada waktu-waktu tertentu, lokasi antara kediaman Rasulullah dan mimbar lama Masjid Nabawi tersebut dibuka khusus untuk kaum perempuan. Pada Sabtu (15/9) lalu, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, Zulbaidah Mak Abad (61 tahun) berhasil memasuki wilayah tersebut setelah menerobos sela-sela kerumunan.

Dalam Raudhah, jamaah asal Aceh Selatan itu kemudian bersiap melaksanakan shalat sunnah. Namun, saat mengangkat tangan bertakbiratul ihram, ia tiba-tiba lemas. “Padahal menurut teman-teman serombongannya, sebelumnya jamaah tersebut baik-baik saja, ndakada tanda-tanda sakit,” tutur Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun, kepada Republika di Madinah, Senin (17/9).

Menurut Maskat, ia mendapat laporan dari salah satu petugas di lapangan bahwa setelah Zulbaidah roboh, sejumlah askar perempuan di Masjid Nabawi dibantu petugas pendukung PPIH Arab Saudi mencoba memberikan pertolongan.

Meski begitu, nyawa Zulbaidah tak tertolong. Data PPIH Arab Saudi, pihak rumah sakit menyatakan ia meninggal pukul 20.15. Ia wafat di antara lokasi rumah Rasulullah dan mimbarnya yang menurut Shahih Bukhari dan Muslim, disebut Rasulullah terdapat sepetak taman surga.

Maskat juga menuturkan, tepat dua pekan sebelum Zulbaidah, suaminya berpulang terlebih dahulu. Muhammad Hadan Amin, nama suami Zulbaidah, meninggal setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit Arab Saudi di Makkah. Menurut catatan PPIH Arab Saudi, Muhammad Hasan wafat terkait penyakit pernapasan yang dideritanya.

Menurut Maskat, saat menemui rombongan kloter keduanya, rekan-rekan Zulbaidah mengatakan yang bersangkutan kerap nampak bersedih. Ia tak tenang melaksanakan umrah di Masjidil Haram karena terus mengingat suaminya yang tengah dirawat. “Dia mengeluh karena nggak bisa menemani sampai akhirnya suami meninggal,” kata Maskat.

Salah seorang petugas sektor khusus Masjid Nabawi, Jasaruddin, mengiyakan kisah Maskat. Kepada tim Media Center Haji (MCH) di Madinah, Jasaruddin menjelaskan bahwa Zulbaidah yang merupakan jamaah dari Kloter 09 BTJ meninggal ketika sedang melaksanakan salat sunnah di area Raudhah, disaat takbiratul ihram.

“Hanya saja menurut pengakuan teman satu kamarnya yang juga ikut membantu memberikan pertolongan, saat diangkat perempuan tersebut sudah tidak tertolong lagi,” ujar Jasaruddin, Senin, (17/9).

Jasaruddin menuturkan, ia bersama Tim Gerak Cepat (TGC) langsung menuju lokasi begitu mendengar ada jamaah yang pingsan. Mereka kemudian membantu mengevakuasi Zulbaidah ke mobil ambulans. “Subhanallah…almarhumah terlihat putih bersih, muka bercahaya dan tersenyum,” tutur Jasaruddin.

Seturut peraturan Kerajaan Saudi, Zulbaidah langsung dikuburkan di Makam Baqi, kompleks pemakaman di bagian timur Masjid Nabawi yang juga jadi lokasi makam sejumlah keluarga dan sahabat Rasulullah. Sementara suaminya telah dikuburkan terlebih dahulu di Makkah.

Berdasar data Siskohat Dirjen PHU Kemenag, Muhammad Hasan Amin dan istrinya tinggal di Cot Muling Kedai Panjang, Kluet Utara, Aceh Selatan. Mereka sehari-hari menghidupi diri mereka dengan berlaut sebagai nelayan.

Dengab hasil pekerjaan sebagai nelayan itu juga mereka melunasi biaya haji pada 23 April 2018. Seturut jadwal kepulangan Kloter 09 Banda Aceh, mereka seharusnya pulang ke kampung halaman pada 22 September melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah.

 

REPUBLIKA