Lima Raihan Terbaik

Nabi Muhammad SAW mengajarkan sebuah doa yang berisi lima raihan terbaik bagi seorang Muslim.

Sejatinya, mencapai kesuksesan hidup tidak terlepas dari dua kekuatan, yakni doa dan ikhtiar. Doa menunjukkan tekad untuk meraih sesuatu yang diinginkan.

Sedangkan, ikhtiar menandakan kesungguhan dalam menggapai tujuan. Keduanya saling menguatkan. Doa tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa doa itu sombong.

Terkadang, doa dan ikhtiar menjadi kenyataan. Namun, ada kalanya belum sesuai dengan harapan. Memang, ada rahasia di antara doa dan ikhtiar, yakni takdir (ketentuan Allah SWT.).

Segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir Ilahi. Jika keduanya sesuai dengan takdir, itulah keberuntungan. Namun, jika meleset dari takdir-Nya, kita mesti berlapang dada.

Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari mengatakan, “Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu berpatah harapan. Sebab, Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri. Dan, pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki.” (Al-Hikam, No 6).

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajarkan sebuah doa yang berisi lima raihan terbaik bagi seorang Muslim (HR Muslim).  Pertama, agama yang baik. “Allahumma ashlih lii diinii alladzi huwa ‘ishmatu amri” (Ya Allah, perbaikilah agamaku yang menjadi pelindung segala urusanku).

Raihan terbaik adalah agama yang baik, yakni kita sanggup menjalankan apa yang diperintah dan menjauhi larangannya. Dengan bimbingan agama (dinul Islam), kita akan sadar berasal dari mana, sedang di mana, dan hendak ke mana. (QS al-Baqarah[2]: 156). 

Kedua, dunia yang baik. “Wa ashlih lii dunyaa-ya allatii fiiha ma’aasyii” (perbaikilah duniaku tempatku menjalani hidup). Raihan terbaik yang didambakan setiap Muslim adalah kehidupan dunia yang baik, yakni perhiasan, harta benda, kekuasaan, kehormatan, istri, atau suami, dan anak yang saleh. (QS Ali Imran[3]: 14).

Ketiga, akhirat yang baik. “Wa ashlihlii aakhiratii allatii fihaa ma’aadii” (perbaikilah akhiratku sebagai tempatku kembali). Raihan terbaik bukan hanya dunia, melainkan yang lebih utama adalah akhirat. Karena itu, kita selalu berdoa agar diberi kebaikan dunia dan akhirat serta dijauhkan dari neraka. (QS al-Baqarah [2]: 201).

Keempat, kehidupan yang baik. “Waj’al hayaata ziyadatan lii fi kulli khair” (jadikanlah kehidupan ini tempat menambah kebaikan). Hidup di dunia ini bukan hanya hidup seperti binatang, melainkan untuk melakukan yang terbaik. (QS al-Mulk [67]: 2]. Setiap kesempatan selalu menjadi ladang amal kebajikan, sebab sekecil apa pun akan dapat ganjaran yang berlimpah. (QS al-Zalzalah [98]: 7-8).

Kelima, kematian yang baik. “Waj’al mauta raahatan lii min kulli syarrin” (jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap keburukan). Hidup dunia ini tidak abadi dan akan berakhir pada waktunya (ajal).  Raihan terbaik seorang Muslim adalah mati dalam iman dan husnul khatimah. (QS al-Baqarah [2]: 132).

Akhirnya, kita mesti mujahadah dan istiqamah agar dapat mencapai lima raihan terbaik tersebut.

Allahu a’lam bish-shawab.

OLEH HASAN BASRI TANJUNG 

KHAZANAHREPUBLIKA

https://www.republika.id/posts/23744/lima-raihan-terbaik