Mana yang Utama, Bertasbih atau Beristighfar?

PENULIS banyak kitab bernama Ibnul Jawzi ini suatu waktu ditanya seseorang mana yang paling bagus dilakukannya antara membaca tasbih dan membaca istighfar. Jawaban beliau indah sekali: “Baju yang kotor lebih membutuhkan sabun ketimbang parfum.”

Istighfar adalah sabun untuk dosa dan kesalahan kita. Tasbih adalah parfum pengharum kehidupan kita. Manusia yang rajin beristighfar dan bertasbih sungguh akan memiliki kehidupan yang bersih dan wangi.

Kegalauan, kecemasan dan kesedihan yang kita rasakan adalah karena badan kita kotor dengan kemaksiatan. Lihatlah kehidupan orang-orang yang hidupnya penuh dengan nilai positif, dalam kondisi bagaimanapun mereka tenang dan tetap bersahaja. Pikiran yang positif, niat yang positif, praduga yang positif dan perbuatan positif adalah dasar-dasar utama kebahagiaan yang dimiliki oleh semua ahli surga. Mari kita bersihkan yang negatif dengan istighfar.

Tasbih adalah dzikir i’tiraf, ingat kepada Allah dengan pengakuan penuh akan kesucian Allah dari segala macam aib dan kekurangan. Bagaimana hidup kita tak akan wangi kalau kita berkeyakinan bahwa semua takdir Allah adalah bentuk puncak kesempurnaan dan keindahan? Mengakui kesucian dan kesempurnaan Allah dengan tasbih juga mensyaratkan kita untuk tidak mensuci-sucikan diri. Kesombonganpun hilang, arogansipun lenyap, maka hidup berwujud menjadi terang, rukun dan damai.

Begitu luar biasanya istighfar dan tasbih ini. Jangan lupa perbanyak pula dengan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dari beliaulah kita mengerti makna hakikat hidup dan cara menjalaninya. Shalawat ini adalah bukti cinta kita kepada beliau. Shalawat dengan cinta ini akan berbuah lebat untuk keselamatan dan kebahagiaan kita.

INILAH MOZAIK