Memaafkan Adalah Senjata Orang-Orang Kuat

Allah Swt mengajak hamba-hambaNya untuk saling memaafkan.

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Al-A’raf:199)

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS.Ali ‘Imran:134)

Sesungguhnya rahmat di dalam hati seseorang menjadikannya mudah untuk memaafkan orang yang melakukan kesalahan kepadanya atau mendzaliminya. Dia tidak melakukan balas dendam walau ia mampu. Dan jika seorang hamba telah mampu memaafkan orang lain maka ia layak mendapatkan maaf dan ampunan Allah Swt.

وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.An-Nur:22)

Islam menginginkan pengikutnya menjadi tauladan dengan akhlak yang mulia, dan salah satu akhlak yang paling mulia adalah sikap memaafkan. Karena sering kali orang-orang kafir yang memusuhi Islam kala itu hatinya luluh dan mau menerima Islam karena sikap memaafkan yang ditampilkan oleh Nabi dan para pengikut beliau.

Lalu apakah orang yang tertindas harus selalu diam dan memaafkan orang yang dzalim?

Islam telah menentukan scara detail tentang hak orang yang tertindas dan hukuman bagi orang yang dzolim  karena hal ini haus di atur dan ditegakkan demi terwujudnya keadilan.

Sikap memberi maaf disini tidak dalam rangka mendukung kejahatan orang-orang yang dzalim sehingga mereka menjadi seenaknya berbuat, dalam kondisi-kondisi tertentu orang yang tertindas harus bangkit, melawan dan menuntut haknya.

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلۡبَغۡيُ هُمۡ يَنتَصِرُونَ-وَجَزَٰٓؤُاْ سَيِّئَةٖ سَيِّئَةٞ مِّثۡلُهَاۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zhalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zhalim.” (QS.Asy-Syura:39-40)

Ayat ini berbicara tentang hak orang-orang mukmin untuk membela diri bila ditindas. Mereka harus melepaskan tali kekang yang selama ini menjerat kebebasan mereka. Namun semua itu tidak boleh dilakukn secara berlebihan, tetap dalam batasnya.

Kemudian di sisi lain Allah menjabarkan tentang tingkatan lain dari keimanan seseorang yaitu sikap memaafkan.

فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ

“Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah.” (QS.Asy-Syura:40)

Memaafkan adalah tanda kemuliaan seseorang. Karena yang bisa memberi maaf hanyalah orang-orang yang telah menguasai hatinya, mengesampingkan emosinya dan menjaga lisan dan tangannya untuk membalas walau ia mampu melakukannya.

Memaafkan adalah akhlak orang-orang yang kuat. Bagaimana tidak ? Ia lebih memilih memaafkan orang yang menyakitinya daripada melakukan balas dendam dengan keburukan yang sama !

Sikap memaafkan mewariskan wibawa dan kemuliaan pada pelakunya. Oramg yang memaafkan bukanlah orang lemah dan hina.

Rasulullah Saw bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ،
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidak akan membuat harta berkurang dan maaf tidak akan menambah apapun bagi seorang hamba kecuali kemuliaan dan tidak ada seorang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”

Mari kita saling memaafkan di antara sesama hamba Allah agar Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada kita semua.

KHAZANAH ALQURAN