Taliban

Membincang Tentang Taliban, Panji Hitam, dan Imam Mahdi

Taliban tak habis-habinya jadi obrolan. Ada saja yang menarik untuk dibicarakan dari kelompok itu. Para politisi menggoreng narasii ini untuk amunisi. Para buzzer, menopang isu ini untuk eksistensi. Para pengamat pun mengingatkan bahaya kelompok radikal untuk negeri ini. Para bapak-bapak, ikut nimbrung di warung kopi. Taliban sedang dibicarakan di sana-sini.

Yang menarik dari isu Taliban, narasi yang digaungkan para agamawan. Yang menspesialisakan diri sebagai ustadz kaum muslimin. Yang punya massa banyak. Yang pengikut jutaan. Yang di dunia nyata, pun didunia maya. Yang menyebutkan bahwa Taliban adalah pasukan Imam Mahdi, yang membawa panji hitam.

Memang tak asing lagi, saban kali ada kelompok Islamis yang mengklaim memenangi pertarungan, pasti ada saja penceramah agama yang mengklaim bahwa mereka itu pasukan Imam Mahdi pembawa panji hitam.  Hal itu di sampaikan, Ustadz Ahong, seorang cendikiawan Muslim Indonesia dan Pakar Hadis dari El Bukhari Institut.  Ketika ramai ISIS pada tahun 2014-2015, pasukan Abu Bakar al-Bahgdadi dianggap sabagai kelompok yang akan menyambut kedatangan Imam Mahdi.

Sekarang sedang ramai Taliban, muncul pula ustadz akhir zaman yang mengutip hadis untuk mengglorifikasi Taliban sebagai calon pasukan Imam Mahdi.  Untuk meyakinkan jamaah, hadis panji hitam kembali digunakan. Agar terlihat otoritatif buat meyakinkan para jemaahnya. Lantas apakah apakah status hadist tersebut? Itu urusan belakang.

Hadis Tentang Panji Hitam dan Pasukan Imam Mahdi

Penting untuk dicatat, hadis tentang kemunculan Imam Mahdi merupakan hadis yang shahih dan mutawatir. Itu tak perlu diragukan kualitas hadisnya. Namun, ini yang bermasalah adalah hadis yang membumbui kemunculan Imam Mahdi yang menjadi masalah.

Antara Imam Mahdi sebagai person dan hadis yang membumbuinya, misalnya panji hitam yang muncul dari Khurasan, itu persoalan lain. Ada Ustadz Rahmat Baiquni menyebutkan Pasukan Imam Mahdi muncul di Qatar. Imam Mahdi muncul di usia 40 tahun. Atau narasi yang menyebut pasukan Imam Mahdi muncul juga di Indonesia.

Adapun hadis beriku ini yang biasa dipakai oleh para penceramah agama untuk menggambarkan pengikut pembawa panji hitam, yang dianggap sebagai pengikut Imam Mahdi. Para ulama sudah mewanti-wanti, bahwa hadis terkait panji Rasulullah adalah dhaif. Sebab terdapat persoalan dalam rawinya. Inilah hadis tersebut;

 يَخْرُجُ مِنْ خُرَاسَانَ رَايَاتٌ سُودٌ لَا يَرُدُّهَا شَيْءٌ حَتَّى تُنْصَبَ بِإِيلِيَاءَ

Artinya:  (Pasukan yang membawa) Panji hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem, di tempat itulah mereka akan mengibarkan benderanya.

تخرجُ من خُراسانَ راياتٌ سودٌ، لا يردُّها شيءٌ حتى تُنْصبَ بإيلِياءَ

Artinya: (Pasukan yang membawa) Panji hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem, di tempat itulah mereka akan mengibarkan benderanya.” (HR:Turmidzi).

يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمُ ابْنُ خَلِيفَةَ، ثُمَّ لَا يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ، ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ فَيُقَاتِلُونَكُمْ قِتَالًا لَمْ يُقَاتِلْهُ قَوْمٌ – ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا فَقَالَ – إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ، فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ

Tiga golongan saling berperang memperebutkan kekuasaan kalian. Mereka adalah anak-anak penguasa. Kekuasaan tidak menghampiri seorang pun dari ketiganya. Lalu muncul pasukan dengan bendera hitam dari arah timur. Mereka memerangi kalian dengan peperangan yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh suatu kaum. Ketika kalian melihat pasukan panji hitam, berbaiatlah kepadanya, sekalipun dengan cara merangkak di atas salju. Sungguh, ia adalah khalifah Alllah, Al-Mahdi (HR. Al-Hakim)

إذا رأيتم الراياتِ السودَ قَدْ جاءَتْ مِنْ قِبَلِ خُرَاسانَ ، فأْتُوها فإِنَّ فيها خليفَةُ اللهِ المهدِيِّ

Artinya: Apabila kamu melihat pasukan hitam datang dari arah Khurasan, maka datangilah, karena sesungguhnya itu adalah pasukan khalifah Al Mahdi.

يقتتلُ عندَ كنزِكم ثلاثةٌ ، كلُّهمُ ابنُ خليفةٍ ، ثمَّ لاَ يصيرُ إلى واحدٍ منْهم ، ثمَّ تطلعُ الرَّاياتُ السُّودُ من قبلِ المشرقِ ، فيقتلونَكم قتلاً لم يقتلْهُ قومٌ، ثمَّ ذَكرَ شيئًا لاَ أحفظُهُ فقالَ ، فإذا رأيتموهُ فبايعوهُ ولو حبوًا على الثَّلجِ ، فإنَّهُ خليفةُ اللهِ المَهديُّ.

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Yusuf keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Sufyan At Tsauri dari Khalid bin Al Khadza dari Abu Qilabah dari Abu Asma Ar Rahabi dari Tsauban dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Kelak tiga orang akan berperang didekat perbendaharaan kalian ini (yaitu Ka’bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Dan tidak ada yang menang melainkan satu orang, lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah timur, mereka lantas memerangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi.”

Adapun status Hadis Panji Hitam muncul setelah pertikaian putra Khalifah, Ustadz Ahong dalam buku Hadis Akhir Zaman yang Disalahpahami menyebutkan bahwa kualitas hadis ini pada dasarnya marfu’, namun  demikian ada juga hadis dalam satu topik  dengan hadis di atas yang statusnya mauquf. Pasalnya hanya sampai pada sahabat Tsauban.

Pun menurut Syekh Syu’aib al Arnut dalam tahkikan atas kitab Sunan Ibnu Majah,hadisdi atas merupakan hadis dhaif. Pasalnya, seorang rawi atas nama Abu Qilabah dianggap sebagai perawi mudallis (rawi yang menyembunyikan periwayatan hadis dari gurunya). 

Selanjutnya dapat ditelaah dalam kitab Silsilah Ahadits adh-Dhaifah wal Maudhu’ah karya dari Imam Nasiruddin Albani yang menjelaskan bahwa hadist terkait pasukan panji hitam kebanyakan adalah hadis dhaif.  Pasalnya, dalam hadis ini terdapat perawi yang bermasalah, misalnya Risydin bin Sa’d.

Terakhir, menurut Syekh Shalahuddin—ulama Hadis asal Idlib, Suriah—, hadis panji hitam yang bertuliskan kalimat tauhid itu sejatinya banyak digunakan pelbagai kelompok dari dulu hingga saat ini. Sayangnya, pelbagai hadis-hadis yang menjelaskan panji hitam itu tidak ada yang shahih

Politisasi Pasukan Panji Hitam

Politisasi panji hitam sebagai pasukan Al Mahdi bukan sesuatu yang baru. Itu sudah ada sejak dulu. Riwayat panjang gerakan ini dapat dilacak dalam pelbagai karya ulama klasik. Narasi panji hitam digunakan Abu Muslim Al-Khurasani, jenderal pendukung Bani Abbas, memobilisasi bangsa Muslim Persia untuk melawan Dinasti Bani Umayyah pada tahun 129 H.

Hal itu membuat umat Muslim Persia berbondong-bondong menyerang Damaskus—pusat pemerintahan Bani Umayyah. Ia memerintahkan pengikutnya memakai simbol pasukan serba hitam—termasuk menggunakan bendera dan panji hitam.  Pasukan serba hitam ini mendeklarasikan diri sebagai kelompok Al-Mahdi yang disabdakan Nabi Muhammad

Terakhir, Ibnu Katsir (w. 774 H.) memberi komentar yang layak kita renungi bersama. Ibnu Katsir mengatakan bahwa Al-Mahdi dan pasukan panji hitam hanya akan datang di akhir zaman. Bukan pada masa ambruknya kekhalifahan Bani Umayyah. Hal ini dengan asumsi bahwa hadis tentang Al-Mahdi dan panji hitamnya shahih, tetapi masanya belum terjadi hari ini. Itulah misteri Ilahi.

BINCANG SYARIAH