Wudhu merupakan perintah Allah dan sekaligus menjadi sayarat sahnya shalat. Secara bahasa wudhu berasal dari kata:
وَضُؤَ – وُضُوْءًا – وَوَضَاءَةً
Artinya bersih, membersihkan, mencuci (Kamus al-Bishri, hlm 780). Wudhu juga dapat diartikan mengguanakan air yang suci untuk membasuh anggota-anggota tertentu. Ada juga yang menambahkan suatu perbuatan yang didahului dengan niat (Muhammad asy-Syarbini, Al-Iqna’, Semarang: Alawiyah, juz I, hal. 30). Perintah wudhu ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 6: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ (٦)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…” (QS. Al-Maidah[5]: 6).
Ayat tersebut menjelaskan pelaksanaan wudhu sebagai berikut: membasuh muka, kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Namun demikian ulama fiqih merumuskan fardhunya wudhu terdiri dari 6 hal, berniat, membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki hingga mata kaki, dan berurutan (Asy-Syarbini, Al-Iqna’, juz I: 31-38).
Kesunnahan-kesunnahan yang sebaiknya dikerjakan dalam wudhu di antaranya adalah berkumur dan menghirup air ke hidung.
Kesempurnaan berkumur sebagaimana dijelaskan dalam kitab al-Iqna’ adalah membersihkan mulut termasuk langit-langit, gigi, gusi, dan memutar air dalam mulut kemudian dibuang. Adapun kesempurnaan menghirup air ke hidung adalah hingga ke khasyum (Jawa: janur irung; rongga hidung terdalam). Hal ini diperuntukkan orang yang tidak dalam keadaan puasa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan kebenaran bahwa Islam rahmat bagi seluruh alam. Setiap perintah mengandung unsur positif. Setiap larangan mengandung unsur yang berbahaya bagi manusia. Ini artinya tujuan syariat Islam benar-benar untuk kebaikan umat itu sendiri. Ilmu medis salah satu bidang ilmu yang telah berhasil mengungkap rahasia kesehatan di balik perintah beribadah. Jamal Elzaky dalam Mukjizat Kesehatan Ibadah (2015) mengungkapkan sejumlah penemuan para ahli sebagai berikut:
Pertama, laporan yang disampaikan Reuters (kantor berita yang bermarkas di London, Inggris) tahun 2007, menuturkan bahwa mencuci tangan secara rutin dapat melindungi tubuh dari penyebaran virus yang melalui sistem pernapasan. Umat Islam dalam sehari semalam minimal membasuh tangan hingga siku sebanyak lima kali. Yang demikian ini tentu sangat efektif mencegah tubuh dari segala virus dan kuman penyakit lainnya.
Kedua, uji coba yang dilakukan oleh beberapa dokter di Universitas Iskandaria berkaitan dengan istinsyaq dan istintsar (menghirup air ke dalam hidung dan melepasnya) ditemukan bahwa kelompok orang yang terbiasa melakukan istinsyaq dan istintsar memiliki sistem pernapasan yang lebih sehat dan lebih terjaga dari serangan virus maupun bakteri. Sebaliknya orang yang tidak pernah melakukan istinsyaq (menghirup air ke hidung) dan istintsar (menyemburkannya kembali), bagian langit-langit hidungnya akan terlihat kotor dan dipenuhi selaput kelabu yang mengandung debu dan kuman. Jika dilihat menggunakan mikroskop elektrik ditemukan bahwa hidung orang yang tidak pernah berwudhu menjadi sarang bagi pertumbuhan macam-macam bakteri, kuman, dan virus yang membahayakan tubuh manusia.
Ketiga, penelitian oleh para dokter di Universitas Iskandaria terhadap lima ribu penderita diabetes. Mereka menemukan bakteri dan jamur pada hidung pasien yang jarang atau bahkan tidak suka berwudhu (hal. 97-104). Secara gamblang para ahli medis menjelaskan betapa besar manfaat dari melaksanakan wudhu secara rutin. Dan masih banyak lagi manfaat lain dari wudhu, seperti kesehatan kulit, kelancaran peredaran darah, kesehatan telinga, mata, dan sebagainya.
Profesor dr. A. Saboe (1996) dalam bukunya Hikmah Kesehatan dalam Shalat juga menuliskan hasil-hasil penelitian para ahli terkait manfaat kesehatan di balik ibadah wudhu. Salah satu ungkapannya yang menakjubkan adalah bahwa anggota-anggota badan yang menjadi anggota wudhu adalah sarana yang vital sekali dalam kehidupan sehari-hari. Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari anggota-anggota tersebut dibasuh dengan air. Dengan demikian akan terbebas dari segala kotoran yang menjadi pemicu datangnya penyakit.
Sebagaimana dijelaskan di atas termasuk sunnahnya wudhu adalah berkumur. Profesor dr. Plinius, seorang bateriolog menyatakan bahwa di setiap bekas air cuci mulut terdapat tidak kurang dari 40 miliar bibit penyakit, demikian dikutip oleh Profesor dr. A.Saboe (hal. 58). Pendapat senada diungkapkan profesor dr. Jamieson (1947):
“Mencuci badan dan mandi berharga sekali. Bukan saja untuk membersihkan namun juga menguatkan kulit, menyegarkan badan, serta merangsang alat-alat pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat. Menguatkan kulit adalah kebutuhan yang penting, sebab dapat menghindarkan dari berbagai penyakit seperti selesma atau pilek, radang kerongkongan, batuk, radang, paru-paru, TBC, dan sebagainya” (A. Saboe, 1996: 62).
Salah satu cara menguatkan kulit adalah membasahi dan membersihkan setiap hari. Rangsangan kulit akan mempengaruhi urat-urat darah dan otot kulit. Sebagai contoh dengan membasahi kuit dada maka akan merasngsang pusat pernapasan di otak, mempercepat pengaliran darah, serta memanaskan anggota-anggota badan seperti paru-paru, buah pinggang, hati, usus, dan sebagainya. (A. Saboe, 1996: 62).
Demikianlah Islam melindungi umatnya, tiada kewajiban dan larangan yang disyariatkan kecuali mengandung unsur kebaikan bagi para penganutnya. Mahabenar Allah Yang Mahaagung.
Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/116479/mencegah-virus–bakteri–dan-kotoran-dengan-wudhu