Mengapa Engkau Begitu Tenang Wahai Guru?

SEBAGAI penyebar kedamaian, guru saya ini seringkali dimusuhi para perusuh. Sebagai pengajak kebaikan, guru saya ini seringkali ditantang oleh para penyuka keburukan. Sebagai pembangun masyarakat, guru saya ini diancam oleh para perusak bangunan kemasyarakatan. Namun, guru yang satu ini hebat, tetap tenang dan tersenyum. Para muridnya rata-rata tak terima gurunya diperlakukan tak benar, namun kaget saja dengan respon tenang sang guru.

Suatu hari, seorang santri memberanikan diri bertanya kepada sang guru rahasia di balik tenang dan senyumnya menghadapi tantangan, ancaman dan gangguan serta berbagai musibah. Sang guru menjawabnya dengan jawaban yang mengagumkan.

Berikut jawabannya: “Anak-anakku, ketika kita naik bis, kita merasa tenang berada di dalam bis yang kita sendiri tak kenal supirnya. Ketika kita naik pesawat, kita begitu tenang dan percaya bahwa pilot akan mengantarkan kita ke bandara tujuan dengan aman. Padahal kita tak mengenal pilot itu. Begitu pula ketika kita naik kereta api, kita tenang dan percaya pada masinisnya walau kita tidak kenal. Lalu apa alasan kita tidak tenang hidup di bumi ini sementara kita tahu bahwa Allah Yang Mengatur hidup kita?”

Semua murid, santri, terdiam dengan jawaban jitu itu. Lalu guru saya itu berdiri masuk ke dalam bilik kecilnya sambil berkata lirih: “Kau tak beriman sebelum merasa tenang dan nyaman dengan aturannya. Ayo beristighfar untuk lemahnya iman kita.” Sang guru hanyut dalam heningnya malam.

 

INILAH MOZAIK