Mengatasi Riak-Riak dalam Pernikahan

Pernikahan adalah keinginan setiap manusia di muka bumi ini. Di dalam Islam, pernikahan merupakan ibadah. Tapi, akan menjadi petaka jika sepasang suami-istri tidak mampu menjalankan kehidupan berkeluarga dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan ajaran agama.

Hal itu diungkapkan Ustaz Bendri Jaisyurrahman berbicara dalam kajian Forum Usroh yang bertema “Saat Bah tera Mulai Terguncang; mengatasi riak-riak dalam pernikahan” di Masjid Agung alAzhar, Jakarta, belum lama ini.

Menurut Ustaz Bendri, tak mudah menjalani kehidupan berkeluarga. Pasalnya, akan banyak masalah yang bisa mendatangkan musibah bagi keutuhan keluarga. “Masalah rumah tangga ada lah keniscayaan,” ujar Ustaz Bendri meng awali ceramahnya di hadapan ra tusan jamaah yang hadir dalam kajian tersebut.

Kendati demikian, Ustaz Bendri menilai, masalah yang diturunkan Allah di dalam keluarga memiliki poin positif. Menu rutnya, kondisi ini adalah kesempatan seseorang untuk menaikkan nilai positif secara personal. Misalnya, mereka harus berusaha memperbaiki kesalahan atau meningkatkan perbuatannya.

Allah SWT juga menurunkan masa lah kepada rumah tangga Rasulullah. Tapi, hal tersebut merupakan ujian bagi Rasulullah dalam mengahadapi masalah dalam rumah tangganya. Sehingga, Allah menjadikan Rasulullah sebagai contoh bagi umat manusia dalam membangun keluarga. “Maka, orang yang akan me nikah harus siap menghadapi masalah,” kata Ustaz Bendri.

Ustaz Bendri mengingatkan agar suami ataupun istri harus kuat dalam menghadapi ujian dalam berumah tang ga. Ia meminta agar umat Muslim meng hindari ucapan untuk berpisah meskipun menghadapi persoalan yang paling rumit.

Ibnu Taimiyah mengatakan, “Hukum asal talak adalah terlarang. Dan hanyalah diperbolehkan sesuai kebutuhannya.” (Majmu’ AlFatawaa 33/81). Ustaz Bendri mengungkapkan bahwa Ibnu Taimiyah mengutip sebuah hadis Muslim tentang alasan mengapa talak itu dilarang. Hadis tersebut meminta agar tidak membuat iblis gembira dengan menjaga rumah tangga dari konflik.

Ustaz Bendri menjelaskan, iblis selalu memiliki kepentingan apabila terdapat rumah tangga yang berkonflik. Me nurut dia, konflik kecil dalam kehidupan rumah tangga merupakan awal mula iblis merencanakan hasutannya.

“Maka kita lakukan, kita memahami, kita berjuang melawan godaan setan,” ucapnya. Untuk itu, Ustaz Bendri menegaskan bahwa keberkahan dalam per nikahan merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, Allah menjaga terhadap halhal tentang keberkahan. Maka dari itu, munculnya badai dalam rumah tangga salah satunya karena tercabutnya keberkahan.

“Makanya, doa pengantin adalah keberkahan. Berkah akan bertambah kebaikan. Maka, pertama kali menikah adalah keberkahan karena albarakah itu bertambahnya kebaikan,” kata Ustaz Bendri menambahkan. Menurut Ustaz Bendri, menjaga shalat sunah adalah cara untuk menjaga keberkahan tetap terjaga dalam kehidupan rumah tangga.

Tapi, juga tidak melupakan melaksa nakan shalat wajib dengan khusyuk. Ka rena, jika kekhusyuan terlepas maka ke berkahan akan pun akan dicabut. Ke mudian, membiasakan diri untuk bangun tidur sebelum matahari terbit setiap hari juga cara menjaga keberkahan. Terma suk, menjaga momen makan bersama, sehingga keharmonisan keluarga selalu tercipta. “Jadi, mengantisipasi badai, yaitu menjaga keberkahan,” tuturnya.

Ustaz Bendri melanjutkan tentang hal yang harus dilakukan oleh suami istri untuk menghindari datangnya badai dalam kehidupan keluarga, di antaranya, saling mengenali karakter pasangan. Termasuk, mengenali halhal yang dapat memicu terjadinya konflik. Jika dalam ke luarga terdapat benihbenih yang da pat memunculkan konflik, kata Ustaz Bendri, harus segera dicari kan resolusi konflik secepatnya. Se hingga, masalah yang dihadapi dapat se gera diatasi dan tidak semakin membesar.

Dia mencontohkan resolusi konflik yang bisa diterapkan dalam rumah tang ga, yaitu tidak melampiaskan kemarahan di depan anak. Kemudian, tidak men diam kan pasangan selama tiga hari. Menurut Ustaz Bendri, banyak para sahabat yang bisa dijadikan contoh dalam membangun keluarga dan cara menghadapi masalah dalam rumah tangga.

Sahabat Ali bin Abi Thalib salah satu sahabat yang bisa dijadikan contoh. Ustaz Bendri mengatakan, ketika sahabat Ali berkonflik dengan Fatimah, ia memilih keluar rumah dan pergi ke masjid. Se bab, jika istri yang keluar ru mah dikha watirkan persoalan rumah tangga akan mudah menyebar ke ma syarakat luas.

“Saat badai terjadi maka berdiam diri, merenung. Ingat masa kemesraan, mengisolasi konflik agar tak menyebar. Bicara saat tenang, tidak menunda. Perkuat hubungan dengan Allah. Solusi nonteknis jadi hal yang utama,” ungkapnya.

REPUBLIKA