Mengenal Beberapa Ulama Hadis Mutaqaddimin

Mengenal Beberapa Ulama Hadis Mutaqaddimin (Bag. 2)

Thalq bin Habib Al-Anazi

Thalq bin Habib Al-Anazi (wafat sebelum 100H) adalah seorang tokoh dari kalangan tabiin yang berasal dari Bashrah. Beliau dikenal sebagai perawi hadis, ahli zuhud, dan juga ahli ibadah. Perkataan emas yang dikenal dari beliau sampai sekarang adalah definisi beliau tentang takwa. Beliau juga dikenal sebagai orang yang utama dalam birrul walidain (berbakti kepada orang tua).

Tidak hanya itu, Thawus bin Kaisan mengatakan tentangnya, “Belum pernah aku melihat orang yang suaranya lebih bagus dari Thalq bin Habib dalam membaca Al-Qur’an, yang lebih mencerminkan rasa takut kepada Allah.”

Beliau meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Zubair, dan para sahabat, serta ulama tabiin lainnya. Di antara muridnya adalah Manshur bin Mu’tamar, Sulaiman bin Mihran, Ayyub As Sikhtiyani, dan nama-nama besar lainnya. Ia perawi hadis yang tsiqah, namun juga dikenal memiliki pemahaman irja’ (murji’ah). Thalq bin Habib wafat di Makkah karena sakit. Namun, sebagian ahli sejarah mengatakan ia dibunuh. Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau dan mengampuni dosa-dosanya.

Salim bin Abdillah

Salim bin Abdullah bin Umar bin Khathab Al-Quraisy Al-Aday Al-Madani (wafat 106 H) adalah seorang ulama tabiin yang merupakan cucu dari khalifah Umar bin Khathab dan anak dari Abdullah bin Umar radhi’allahu ‘anhuma. Beliau lahir di Madinah. Beliau dibesarkan di bawah asuhan ayahnya yang alim, zuhud, ahli ibadah, paling semangat mengikuti sunnah, serta mewarisi tabiat dan akhlak Umar bin Khathab. Selain dari ayahnya, Salim juga belajar dari para ulama di kalangan sahabat Nabi seperti Ayyub Al-Anshari, Abu Hurairah, ‘Aisyah, Abu Lubadah, Abu Rafi’ radhiallahu’anhum. Wajar bila dalam waktu yang tidak terlalu lama, beliau dikukuhkan sebagai seorang alim, tokoh di kalangan tabiin, dan salah satu ahli fikih yang menjadi tempat bertanya bagi kaum muslimin di Madinah tentang agama dan tentang persoalan dunia. Lebih dari itu, kerap kali para pejabat meminta saran dan pendapat beliau ketika menghadapi masalah. Muhammad Sa’id berkata, “Salim adalah seorang ulama yang banyak hadis, seorang yang tinggi ilmunya, dan seorang yang wara‘.”

Abdullah bin Dzakwan Al-Qurasyi

Abu Abdirrahman Abdullah bin Dzakwan Al-Qurasyi Al-Madani (wafat 130H) adalah seorang tabiin dari Madinah. Beliau belajar dari Aban bin Utsman, Sa’id bin Al-Musayyab, dan Asy Sya’bi. Di antara murid beliau adalah Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Uyainah, dan Al-A’masy. Beliau adalah salah satu perawi hadis Al-Bukhari dan Muslim. Beliau dikenal sebagai seorang imam dan seorang faqih, banyak meriwayatkan hadis, ahli bahasa Arab, dan sangat fasih bahasanya. Termasuk ahli ijtihad. Beliau juga dikenal sebagai orang yang cerdas dalam berlogika.

Zaidah bin Qudamah Ats-Tsaqafi

Zaidah bin Qudamah Ats-Tsaqafi (wafat 161H), disebut juga Abu Shalt Al-Kufi. Salah satu ulama kibar dari kalangan tabi’ut tabi’in yang berasal dari Kufah. Beliau adalah seorang imam ahlussunnah, al-hafizh dalam hadis, dan seorang mujahid. Di antara guru beliau adalah Ziyad bin ‘Ilaqah, Abu Ishaq As-Sabi’i, Simak bin Harb, Sulaiman At-Taimi, dan banyak lagi dari kalangan tabiin. Beliau dikenal kekokohannya dalam berpegang pada sunnah, hampir semua ulama menyebutnya “Shahibus Sunnah”. Sampai-sampai ia tidak meriwayatkan hadis dari ahlul bid’ah sama sekali. Bahkan, Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, “Mutatsabbitun (ulama yang sangat kokoh manhajnya) ada empat: Sufyan, Syu’bah, Zuhair, dan Zaidah.” Beliau banyak menulis hadis, juga menulis tentang ilmu qiraah, tafsir, dan juga ilmu zuhud (akhlak). Beliau wafat pada peperangan di Rum. Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau.

Laits bin Sa’ad Al-Qalqasyandi

Laits bin Sa’ad bin Abdirrahman Al-Fahmi Al-Qalqasyandi (wafat 175H) adalah seorang ulama ahli hadis dan ahli fikih dari Mesir. Ia lahir di Qalqasyandah, suatu daerah di Mesir. Beliau adalah seorang ulama mujtahid di masanya, dan digelari Syaikhul Islam. Karena keluasan ilmunya, ia memiliki banyak murid dan pengikut sehingga terbentuklah mazhab Laitsi. Namun, kitab-kitab dari Laits dan juga murid-muridnya tidak populer dan tidak menyebar luas, kecuali fatwa-fatwa dari Laits. Sehingga mazhab Laits tidak sepopuler empat mazhab fikih.

Di antara guru beliau adalah Nafi’,  Yazid bin Abi Habib, Yahya bin Said Al-Anshari, Abu Rabbah bin Said, Hisyam bin Urwah, dan Atha’ bin Abi Rabah.

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah mengatakan, “Laits bin Sa’ad memiliki ilmu yang banyak dan hadis-hadis yang sahih.” Yahya bin Bukair mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih sempurna dari Laits bin Sa’ad.” Ia juga mengatakan, “Laits adalah seorang ahli fikih, bahasanya fasih, menguasai Al-Qur’an, nahwu, dan menghafal syair-syair, hadis, dan baik dalam mengulang-ulang ilmu.”

Laits juga dikenal dengan keteguhannya mengikuti sunnah, dan jauh dari taqlid kepada pendapat individu. Asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Al-Laits bin Sa’ad lebih teguh dalam mengikuti atsar dari pada Malik bin Anas.”

Dari Sa’id bin Maryam, dia berkata, “Aku mendengar Al-Laits bin Sa’ad berkata, ‘Aku telah meriwayatkan selama delapan puluh tahun. Meskipun demikian, aku tidak pernah tergoda untuk condong kepada orang-orang yang mengikuti hawa nafsu (berbuat bid’ah).”

Al-Humaidi

Abdullah bin Zubair bin Isa Al-Humaidi (wafat 219H). Beliau adalah ulama syafi’iyyah yang merupakan murid langsung dari Imam Asy-Syafi’i. Beliaulah yang membawa dan mengembangkan mazhab Syafi’i ketika di Makkah, sehingga beliau diangkat menjadi mufti Makkah. Beliau juga salah seorang guru yang paling masyhur dari Imam Al-Bukhari. Imam Al Bukhari sendiri mengatakan, “Al-Humaidi adalah imam dalam hadis.”

Qalun

Isa bin Mina bin Wirdan (wafat 220H), lebih dikenal sebagai Qalun. Seorang ulama di bidang Qira’at Al-Qur’an dan salah satu rawi dari qira’at sab’ah. Ia mendapatkan gelar Qalun yang dalam bahasa Romawi berarti baik karena ia sangat baik dalam membaca qira’at Al-Qur’an. Qira’at Qalun dari Nafi’ adalah salah satu riwayat qira’ah yang mutawatir. Qalun selain mengambil qira’at dari Nafi’ Al-Madani, beliau juga berguru kepada gurunya Nafi’ yaitu Abu Ja’far Al-Madany. Qalun mempelajari ilmu qira’at tidak kurang selama 20 tahun. Di antara murid-murid Qalun adalah: Ibrahim bin Qalun, Ahmad bin Qalun, Ibrahim bin Husain Al-Kisa’i.

Sahnun

Abu Sa’id Abdussalam Sahnun bin Sa’id bin Habib At-Tanukhi (wafat 240H), dikenal dengan sebutan Imam Sahnun. Lahir di Qairuwan, menjadi salah satu ulama besar Mazhab Maliki yang berasal dari Maghrib (Afrika). Kitab yang merupakan karya beliau yang fenomenal adalah Al-Mudawwanah Al-Kubra, salah satu kitab fikih rujukan mazhab Maliki.

Ya’qub bin Ishaq Al-Isfarayini

Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Yazid Al-Isfarayini (wafat 316H), dikenal dengan Abu ‘Awwaanah Al-Isfarayini, nisbat kepada tempat lahirnya di Isfarayin di Naisabur. Beliau penulis kitab Mustakhraj Abu Awwanah atau dikenal juga dengan Shahih Abu Awwanah. Abu ‘Awwanah telah melakukan perjalanan panjang untuk mempelajari hadis Nabi. Ia belajar hadis dari para ulama di Khurasan, Iraq, Hijaz, Tihamah, Yaman, Syam, Persia, Asfahan, dan Mesir. Maka, tidak heran juga guru-guru beliau adalah ulama besar kenamaan seperti: Imam Muslim bin Hajjaj, Ad-Darimi, Abu Zur’ah Ar-Razi, Abdullah bin Ahmad bin Hambal, Ali Ath-Tha’i, Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli, dll. Beliau bermazhab Syafi’i dan dikenal sebagai yang pertama kali mengajarkan mazhab Syafi’i di Isfarayin.

Al-Ajurri

Abu Bakr Muhammad bin Al-Husein bin Abdillah Al-Baghdadi Al-Ajurri (wafat 320H), dikenal dengan sebutan Al-Ajurri. Beliau berasal dari sebuah desa di bagian barat kota Baghdad yang bernama Darbal Ajur. Beliau lahir dan tumbuh di sana. Sebagian ulama menyatakan beliau bermazhab Syafi’i, namun sebagian lagi menyatakan Hambali.

Beliau penulis kitab Asy-Syari’ah yang masyhur. Al-Ajurri juga merupakan guru dari Abu Nu’aim Al-Ashbahani. Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala’ berkata tentang Imam Al-Ajurri, “Dia seorang imam, muhadits (ahli hadis), panutan, syaikh di Al-Haram, shaduq, ‘abid (ahli ibadah), shahibus sunan (penulis kitab sunan), dan ahli ittiba’ (pengikut sunnah Rasul).” Ibnul Jauzi dalam kitab As-Shafwatus Shafwah mengatakan, “Dia tsiqah, taat beragama, alim, dan banyak menulis karya.”

Wallahu a’lam.

[Bersambung]

***

Penulis: Yulian Purnama, S.Kom.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/82407-mengenal-beberapa-ulama-hadits-mutaqaddimin-bag-2.html