Menjaga Kemurnian Al-Quran dan Sunnah Rasulullah

PERHATIAN mendalam Abu Bakar dalam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasan hidup tidak perlu diragukan lagi. Ia begitu menjaga kemurnian Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Untuk itu, masjid difungsikan sebagai lembaga pendidikan Al-Qur’an, baik untuk menghafal ataupun mempelajari ilmu Al-Qur’an. Bahkan, untuk memotivasi kaum muslimin dalam menghafal Al-Qur’an, disediakan santunan khusus bagi penghafal sesuai dengan jumlah Al-Qur’an yang dihafal.

Hal ini juga didasari dengan awal pengumpulan mushaf Al-Qur’an yang dilakukan di masa kekhalifahannya, yang juga dilakukan atas usul dari ‘Umar bin Khattab setelah melihat banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang syahid pada perang Yamamah.

Setiap kali dihadapkan pada permasalahan, Abu Bakar akan mencari landasan hukumnya di dalam Al-Qur’an. Apabila didapatinya, maka ia akan mencari jalan keluarnya dalam sunnah Rasulullah.

Dalam mencari sunnah Rasulullah, Abu Bakar kerap meminta masukan kepada sahabat yang lain, “Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah pernah mengatakan sesuatu (hukum) terhadap masalah ini?”

Jika ada sahabat yang mengetahui hadist yang belum diketahuinya, maka salah satu dari mereka akan menyampaikannya dengan mengatakan, “Rasulullah pernah berkata demikian,” atau “Rasulullah pernah memerintahkan kami seperti ini.”

Setelah mendapat informasi dari sahabat, maka Abu Bakar mengucap syukur, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan orang-orang di antara kita sebagai penjaga sunnah Rasulullah.”

Apabila permasalahan yang dicari tidak didapati Abu Bakar dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka Abu Bakar berijtihad dengan beberapa sahabat, minimal dengan dua orang sahabat yang terpercaya. []

Sumber: DR. Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.

ISLAMPOS