Berkurban

Menjaga Semangat Berkurban

Semangat berkurban ini hendaknya menjadi spirit kolektif dalam membangun bangsa dan negara.

Tidak terasa kaum Muslimin akan kembali merayakan Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, semangat berkurban tidak boleh luntur dari kehidupan kaum Muslimin.

Semangat berkurban ini hendaknya menjadi spirit kolektif dalam membangun bangsa dan negara serta dalam upaya untuk mencegah wabah Covid-19. Siapa pun dan apa pun profesinya, seluruh elemen bangsa harus semangat berkurban dengan melepaskan egonya dan bersinergi dalam mengelola bangsa.

Sebagai penggiat media cetak, elektronik dan sejenisnya, berkurban dengan menyajikan informasi dan berita yang menyejukkan (bukan provokatif) dan dapat dipertanggungjawabkan (bukan hoaks).

Seorang pengusaha, berkurban dengan bisnis yang halal dan memberikan hak kepada karyawan sebelum keringatnya mengering. Sebagai orang yang berpunya (kaya), berkurban dengan banyak berderma.

Sebagai orang tua, berkurban dengan menjadikan keluarga sebagai ladang penyiapan generasi yang berakhlakul karimah. Sebagai anak, berkurban dengan berbakti kepada orang tua, membahagiakan, dan menjaga nama baik keluarga.

Sebagai guru, berkurban dengan mengerahkan seluruh potensi untuk membentuk siswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Sebagai siswa, berkurban dengan mengerahkan seluruh potensi untuk menyerap ilmu dan mengamalkan, berbakti kepada guru, menjaga nama baik almamater, dan mempersiapkan diri untuk turut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai pemimpin, berkurban dengan memberikan hak dan tidak menelantarkan rakyatnya, dan akan bekerja keras untuk mengantarkan kepada kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera.

Sebagai rakyat, berkurban dengan mengerahkan kemampuan untuk mendukung setiap program dan kebijakan yang berorientasi untuk kemaslahatan rakyat dan akan mengingatkan terhadap segala bentuk penyimpangan.

Sebagai politisi (anggota legislatif), berkurban dengan memeras pikiran dan tenaga untuk kemaslahatan rakyat yang memberi mandat, bukan memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongannya.

Sebagai pejabat, berkurban dengan memberikan pelayanan prima, bukan malah memanfaatkan untuk memperkaya diri dengan meminta imbalan, padahal telah digaji oleh negara yang berasal dari uang rakyat.

Sebagai apa pun kita, berkurban untuk memberikan manfaat kehidupan yang lebih besar kepada umat, bangsa, dan negara. Puncak kebaikan itu manakala seseorang mampu memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kepentingan umat.

Jika semangat berkurban ini dijadikan spirit dalam membangun bangsa dan mengendalikan wabah Covid-19 maka dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik dan terbebas dari wabah Covid-19.

Wallahu a’lam.

OLEH IMAM NUR SUHARNO

KHAZANAH REPUBLIKA