Menjaga Sikap Istiqamah

Istiqamah adalah urusan iman. Tekanan datang silih berganti. Ujian dan cobaan kerap menghampiri.

Iblis menggoda dari segala penjuru. Dia menggoda dari sisi depan, belakang, kanan, kiri hingga dari bagian atas. Hanya orang-orang beriman yang bisa selamat dari godaan itu.

Allah SWT berfirman dalam Alquran: Maka tetaplah kamu dalam jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu…(QS Hud ayat 112). Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menjelaskan bahwa istiqamah adalah sikap konsisten dalam taat kepada Allah.

Dari Abu Amr alias Abu Amrah Sufyan bin Abdullah, ia berkata: Saya berkata kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, ajari saya satu ucapan yang mengandung ajaran Islam dan saya tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun selain kepada anda. Rasulullah menjawab, katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian bersikap istiqamah. (HR Muslim).

Tujuh pemuda mengukir kisah istiqamah yang menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ashabul Kahfi dan anjingnya bernama Raqim ditidurkan Allah SWT selama lebih dari tigaratus tahun yang kabur demi menyelamatkan agama.

Syekh Mohammad Mutawalli Sya’rawi dalam Untaian Kisah- Kisah Qurani dalam Surat Al- ahfimenjelaskan, kisah Ashabul Kahfi memiliki mutiara hikmah yang tak lekang hingga akhir zaman. Allah SWT dapat menjadi kan gua yang notabene tempat sempit di mana seseorang tidak bi sa berlama-lama tinggal di dalam nya sebagai tempat tidur para pemuda beriman, bahkan hingga ratusan tahun. Allah menginginkan agar manusia menyadari, gua sempit menurut pemikirannya bisa menjadi lapang berdasarkan kuasa-Nya.Anugerah Tuhan mem buat tempat sesempit itu terasa luas dan lapang sehingga mereka bisa leluasa di dalamnya.

Kenyataan ini mengingatkan kita bahwa setiap orang yang lari menyelamatkan agamanya ke suatu tempat di luar wilayahnya betapa pun sempitnya tempat itu akan terasa luas dan lapang berkat rahmat Tuhan.Jika dia di tempat itu kesulitan rezeki, Allah akan membuka pintu-pintu rezeki baginya sehingga dia merasakan dirinya sebagai orang terkaya, tulis Syekh Sya’rawi.

Meski demikian, bersikap istiqamah merupakan hal tak mudah. Para pemuda Ashabul kahfi harus diusir para penguasa demi menjaga keistiqamahan dalam beriman. Demi alasan yang sama, Kanjeng Nabi SAW harus dihujat, dicaci, dilempari, hingga diusir saat mengawali dakwah kenabian. Nabi SAW pun mesti hijrah ke Yastrib demi menjaga akidah dan mengawali kembali dakwah dari mula.

Bersikaplah istiqamah, namun kalian tidak akan dapat meng hitung nilai istiqamah. Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat. Yang dapat memelihara wudhu hanyalah orang beriman.(HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Hadis ini mengungkapkan betapa beratnya bersikap istiqamah, sehingga manusia tidak akan mampu melakukannya dengan sempurna. Tak mengherankan memang karena keimanan setiap Mukmin terkena hukum yaziidu wa yanqus, akan bertambah dan berkurang; naik dan turun.

Boleh jadi, ada saat-saat iman kita sedang naik, sehingga bersemangat dalam ibadah. Tapi, ketika iman sedang menurun, semangat beribadah pun menjadi lemah.