itikaf rasulullah,

Menjalankan Sunah Rasul

Allah SWT mengutus seorang manusia paling sempurna di muka bumi ini untuk mengajak agar beriman kepada-Nya. Ia adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika itu, masyarakat Makkah dalam kondisi jahiliyah.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW untuk membawa masyarakat Makkah waktu itu keluar dari jahiliyah.Melalui agama Islam, Nabi Muhammad mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Syekh Malik Husein Syaban dalam kajian Islam Diaries di Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta, Ahad (1/7), mengajak agar menjalankan yang diperintahkan Allah dan dia- jarkan oleh Nabi Muhammad. Menurut dia, orang yang demikian akan masuk surga.

Syekh Malik mengatakan, ada orang-orang menurut Rasulullah yang enggan untuk masuk surga. Hal tersebut merujuk kepada konteks ketika Nabi Muhammad sebelum diutus oleh Allah yaitu masyarakat Makkah dalam keadaan jahiliyah.

Allah SWT kemudian mengutus Nabi Muhammad untuk mengeluarkan masyarakat Makkah dari kegelapan menuju kehidupan yang penuh tauhid. Nabi Muhammad tidak pernah meninggalkan kebaikan justru mengajak kepada umatnya agar menjauhi keburukan. Menaati nabi merupakan ketaatan pula kepada Allah, ujar Syekh Malik.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surah an- Nisa ayat 80 yaitu: Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Ayat tersebut, Syekh Malik menegaskan bahwa dengan menaati yang diperintahkan Rasulullah, sama halnya dengan menaati Allah.A llah menggandengkan ketataannya kepada Rasulullah.

Penjelasan tersebut tertuang dalam surah al-Anfal ayat 20 yaitu: Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada- Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).

Syekh Malik mengungkapkan, banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang sunah rasul. Seperti dalam surah al-Hasyr ayat 7 yaitu: Apa saja harta rampasan (faii) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Makkah adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang- orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagi mu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumnya.

Maksudnya adalah upaya kita meneladani apa yang diperintah Rasul. Ketaatan kepada Rasul dan Allah adalah menjauhi yang dilarang oleh Rasul. Ini yang dimaksud menaati Rasul dan Allah, kata Syekh Malik.

Syekh Malik menjelaskan alasan umat Islam harus mentaati Allah dan Rasulullah. Menurut dia, karena diyakini dengan mentaati perintah keduanya, maka akan masuk surga. Ini juga sebagai upaya menyelematkan diri dari neraka dan siksa Allah.

Syekh Malik mengungkapkan ten tang dampak tidak mengingkari perintah Rasul dan Allah. Ia mengatakan, mereka akan tertimpa fitnah dalam hidupnya. Fit nah yang dimaksud adalah perbuatan syirik. Kemudian, dam pak lainnya adalah mereka akan terancam terjerumus kepada neraka.

Menaati Rasul itu seluruh perkara. Allah mengutus Rasul untuk ditaati. Allah menyeru masuk Islam dengan kafah seu- tuhnya. Orang beriman masuk Islam seutuhnya, ujarnya.

Ia menegaskan, taat dengan perintah Allah dan Rasul tidak akan mendatangkan kerugian, melainkan menghadirkan manfaat baik di dunia maupun akhirat. Menjauhi larangan dan menjalankan perintahnya, kata Syekh Malik, sama dengan menjaga agamanya, diri sendiri, keturunan, akal, dan harta.

Dalam kesempatan tersebut, Syekh Malik juga menjelaskan makna dari syahadat. Membaca dua kalimat syahadat merupakan upaya menaati apa yang diperintahkan oleh Rasulullah.

Selain itu, sebagai upaya membenarkan apa yang disampaikan Rasulullah ketika datang sebuah perintah darinya. Upaya kita untuk meninggalkan yang dilarang Rasul, kata Syekh Malik menambahkan makna membaca syahadat.

REPUBLIKA