Murid Tercerdas, Tapi Masuk Neraka

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa salah satu murid Fudhail bin ‘Iyadh tengah menghadapi sakratul maut. Kemudian gurunya itu duduk di sebelah kepalanya dan membacakan surah Yasin.

Mendengar bacaan ayat Qur’an dari gurunya, si murid pun berkata, “Wahai guruku, jangan baca surah itu!”

Gurunya kemudian diam dan mencoba membimbing muridnya yang sedang sekarat untuk membaca kalimat Syahadat, “Muridku, katakanlah Laa ilaaha illallaah.”

Lantas si murid menjawab dengan gusarnya, “Tidak! Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Dan seketika, dia meninggal dunia tanpa melafalkan sepatahpun kalimat syahadat.

Padahal Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallaam pernah bersabda:

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah laa ilaaha illallaah, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)

“Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan meninggal di antara kalian dengan bacaan: laa ilaha illallaah.” (HR. Muslim)

Mengetahui bahwa dirinya tak dapat membimbing muridnya saat sakratul maut, Fudhail pulang ke rumahnya, beliau menangis selama empat puluh hari dan tidak keluar rumah.

Dalam mimpinya, Fudhail melihat muridnya diseret ke dalam api neraka, beliau bertanya, “Kenapa Allah memperlakukanmu seperti ini, sementara kamu termasuk muridku yang paling cerdas?”

Muridnya menjawab, “Karena tiga hal: Pertama, suka memfitnah (mengadu domba). Kedua, memendam dengki kepada orang lain. Ketiga, aku memiliki penyakit, lalu aku menemui seorang dokter. Ia menyarankan kepadaku untuk meminum secangkir khamar setahun sekali jika ingin sembuh. Kemudian, aku terbiasa meminumnya.”

Itulah kisah yang dialami oleh murid tercerdas dari Fudhail bin ‘Iyadh, karena Allah menilai hati dan perbuatan kita seluruhnya, baik yang tampak maupun tidak dari mata manusia. Sungguh, Allah adalah Dzat Yang tak pernah tidur. (DOS)

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2287635/murid-tercerdas-tapi-masuk-neraka#sthash.1NBSAyWl.dpuf