Kemudahan bagi Umat Nabi Muhammad dalam Beragama

Nabi Muhammad SAW Sosok Pemimpin yang Sempurna Jiwa dan Raga

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemimpin dan komandan tertinggi bagi umat Islam, bahkan bagi semua manusia. Rasulullah SAW memiliki perawakan badan yang bagus, jiwa yang sempurna, akhlak yang mulia, ciri-ciri yang menawan, sifat-sifat terhormat yang mampu menawan hati dan membuat jiwa manusia tunduk kepadanya.

Perawakan dan penampilan Nabi Muhammad SAW benar-benar sempurna. Tidak seorangpun yang menyamai penampilan Rasulullah SAW. Ditambah lagi dengan kemuliaan, kecerdasan, kebaikan, keutamaan, amanah, kejujuran, dan segala hal yang baik ada pada diri beliau. Bahkan, musuh pun mengakui hal ini.

Terlebih lagi rekan-rekan dan orang-orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW, tidak ada satu kata pun yang dinyatakan seseorang kecuali pasti mengakui kebenaran semua ini. Keadaan orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW tidak mampu menguasai diri mereka karena terpengaruh perkataan atau sabda Rasulullah SAW.

Sebagai contoh, Abu Jahal pernah berkata, “Wahai Muhammad, kami tidak mendustakan dirimu, tapi kami mendustakan apa yang engkau bawa.”

Dari perkataan Abu Jahal ini dapat diketahui, ia juga mempercayai Nabi Muhammad SAW yang jujur atau tidak pernah berdusta. Utbah bin Abu Lahab yang berbuat jahat kepada Nabi Muhammad SAW ketakutan dengan ucapan Nabi Muhammad SAW, ia meyakini ucapan dan doa Rasulullah SAW pasti terjadi. 

Utbah bin Abu Lahab yakni akan tertimpa musibah karena ucapan Nabi Muhammad SAW. Ketika Utbah bin Abu Lahab pergi ke Syam, ia berpapasan dengan singa.

Ia berkata, “Demi Allah singa itu pasti akan mencaplok aku, sementara Muhammad ada di Makkah.” Benar saja, singa itu tidak memangsa orang lain, malah memangsa Utbah bin Abu Lahab.  

Sedangkan para sahabat dan rekan-rekan Rasulullah SAW menempatkan Nabi Muhammad SAW di dalam ruh dan jiwanya, cinta tulus tercurah kepada beliau layaknya air yang tercurah ke daratan rendah, dan jiwa mereka tertarik kepada beliau seperti besi yang ditarik magnet. Di antara pengaruh cinta yang tulus ini, mereka tidak peduli sekalipun leher harus putus atau dicopot secara paksa atau kaki terkena duri.

Dikutip dari Sirah Nabawiyah yang ditulis Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, diterjemahkan Kathur Suhardi, diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, 2012.

ISLAM DIGEST