Nikmat tak Terhingga

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl [16]: 18)

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa manusia tidak akan pernah mampu mengetahui serta memahami nikmat Allah secara sempurna. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan akal manusia, sementara nikmat Allah begitu luasnya. Allahlah yang mengatur seluruh aktivitas anggota tubuh manusia secara sempurna, sementara manusia tidak memahaminya. Ketaatan manusia tidak akan pernah bisa membayar semua nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Demikian dijelaskan oleh Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Gaib.

Di dalam diri kita, begitu banyak nikmat Allah yang tak terhingga. Menurut sejumlah penelitian ilmiah bahwa otak manusia memiliki 100 miliar sel lebih. Otak manusia lebih cepat dari cahaya. Padahal kecepatan cahaya adalah 186 mil/detik. Otak manusia juga mampu menyimpan lebih dari 200.000 informasi/detik.

Mata kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 10.000.000 warna dengan cepat. Penciuman kita mampu mengenal lebih dari 50.000 jenis bau-bauan dalam tempo yang singkat. Indra pengecap kita mampu mengenali banyak benda yang dingin, hangat, manis, pahit, dan berbagai rasa lainnya. Kerja jantung kita pun sangat mengagumkan, ia berdegup lebih dari 100.000 kali setiap hari.

Itu semua adalah nikmat yang Allah berikan kepada kita. Jika kita mampu melihat semua potensi yang kita miliki, maka kita akan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tak terhingga.

Nikmat sehat juga tidak kalah pentingnya untuk kita syukuri. Setiap hari kita dapat bebas bernapas tanpa dipungut biaya sepeserpun. Bayangkan jika setiap tarikan napas, kita dibebani biaya lima rupiah saja. Berapa banyak uang yang harus kita keluarkan untuk membayar ongkos bernapas setiap hari, yang mana bisa jadi kita akan bernapas ratusan atau bahkan ribuah kali. Lihatlah bagaimana kondisi saudara-saudara kita yang tengah terbaring di ruang ICU, yang untuk bernapas saja harus menggunakan bantuan tabung oksigen yang harganya ratusan ribu rupiah. Dan masih banyak lagi nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, yang sering kali tidak kita sadari.

Maka, nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang kau dustakan. Allah maha Rahman dan Rahim. Allah menyayangi hamba-hamba-Nya melebihi kasih sayang orangtua terhadap anaknya. Limpahan kasih-Nya tak bertepi, curahan sayang-Nya tak berkesudahan. [Didi Junaedi]

 

Baca juga: ‘Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Kamu Dustakan?’

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2297021/nikmat-tak-terhingga#sthash.FIiqxcls.dpuf