Panitia Safariwukufkan 125 Jemaah Haji

Makkah (PHU)—Tak seluruh jemaah haji yang berada di Tanah Suci bisa melaksanakan wukuf di Arafah Senin (20/8) nanti. Sedikitnya 125 jemaah akan disafariwukufkan karena harus masih menderita sakit kambuhan dan mengalami demensia.

Jumlah itu dihimpun hingga Jumat (17/8) sore. “Namun angka tersebut bisa saja berubah, karena bisa saja ada yang wafat maupun ada tambahan dari jemaah yang sakit,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Nizar di Kantor Daker Makkah, Sabtu (18/8) malam.

Nizar menjelaskan jemaah yang mengalami demensia atau disorientasi akan disafariwukufkan, dengan kawalan ketat petugas haji. Menurut dia, jemaah yang mengalami disorientasi tidak dibadalhajikan karena masih bisa dibawa ke Arafah.

Ia mengingatkan wukuf merupakan esensi haji sehingga sebisa mungkin jemaah dihadirkan di Arafah. Selain itu, para jemaah yang mengalami demensia atau disorientasi di Tanah Suci terkadang langsung sembuh begitu tiba di Tanah Air.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memutuskan pukul 07.00 waktu setempat pada Ahad (19/8) merupakan batas akhir penentuan jumlah jemaah yang perlu disafariwukufkan.

Menurut Nizar, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Kesehatan Haji sempat berpendapat bahwa jemaah yang mengalami disorientasi sebaiknya dibadalhajikan. “Tapi dalam rapat kemarin kita sepakati disafariwukufkan dengan catatan dikawal ketat agar tidak membahayakan orang lain,” kata Nizar.

Jemaah yang bisa disafariwukufkan yakni mereka yang apabila digerakkan tidak membahayakan jiwanya. Selain itu juga mereka yang tidak tergantung dengan alat yang tidak bisa dipindahkan.

Bagi jemaah yang mengalami sakit parah dan berergantung pada alat yang sifatnya tidak bisa dipindahkan ke tempat lain, akan dibadalhajikan. Jemaah lain yang dibadalhajikan yakni yang wafat di Tanah Suci. Jamaah ghaib yakni yang tidak diketahui keberadaannya ketika dilakukan pendataan terakhir juga akan dibadalhajikan.

Untuk kepentingan safari wukuf, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan bus sebanyak 10 unit. Jemaah yang disafariwukufkan akan berbaring jika tak bisa duduk di bus-bus tersebut.

“Kapasitas busnya pun berbeda, bus untuk jemaah yang bisa duduk akan muat lebih banyak. Tapi kalau bus yang diisi jemaah yang harus terbaring maksimal 12 jemaah,” kata Nizar.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka menyebutkan, kriteria safari wukuf adalah jemaah masih memiliki kesadaran baik, bisa dipindah tanpa merusak fungsi organ tubuh, penyakitnya tidak menular, pernapasan baik, dan tak dalam krisis hipertensi. (mch/ab).

5 Tips Mengatasi Suhu Tinggi di Arab Saudi

Ada perbedaan cuaca yang cukup signifikan di antara Indonesia dan Arab Saudi. Menurut keterangan dari kata dr Eka Jusup Singka, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia suhunya pun terbilang terik.

“Di Arab saudi tidak ada gelombang panas seperti di Jepang. Di sana hanya cuaca yang panas. Lebih dari 40 derajat celsius,” ujarnya kepada detikHealth.

Nah karena itu perlu untuk memperhatikan beberapa hal, terutama mengantisipasi agar tidak terserang dehidrasi dan kelelahan. Berikut sejumlah tips dari Dekan FKUI, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, agar jemaah haji asal Indonesia tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah haji.

1.Kurangi aktivitas di udara terbuka

“Umumnya para jamaah berusaha untuk melaksanakan sholat arbain (sholat berjamah 40 waktu) di Mesjid Nabawi dengan lengkap. Apabila udara sangat tinggi dan gejala dehidrasi mulai terasa, maka jangan paksakan diri,” kata dr Ari.

Gejala dehidrasi antara lain kulit yang sangat kering, halitosis atau bau mulut, kram otot, pusing, bahkan bisa demam dan menggigil. Ketika sudah mengalami tanda-tanda tersebut, segera pastikan konsumsi cairan tubuhmu sudah terpenuhi atau belum. Yuk cukup minum air putih!

2. Istirahat yang cukup

Perjalanan haji memakan proses yang cukup lama. Tak hanya dari segi perjalanan yang menempuh waktu berjam-jam di pesawat, begitu sampai pun terkadang berlarut-larut dalam pembagian kamar.

“Walaupun rasa bersyukur terkadang mengalahkan rasa lelah, namun tubuh tetap perlu istirahat,” imbaunya.

3.Hindari dulu minuman berkafein

Suhu udara yang sangat tinggi bikin kamu rentan mengalami dehidrasi. Dengan tersedianya tempat penampungan minum di masjid, usahakan untuk tetap minum.

“Hindari pula minuman yang mengandung kafein atau soda karena dapat memperberat dehidrasi. Tanda bahwa kita harus tingkatkan konsumsi air adalah dengan melihat warna urin yang berwarna lebih keruh,” tambahnya.

4. Pola makan harus tetap teratur

“Perhatikan asupan makanan agar tepat waktu dengan gizi seimbang. Makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan selera jamaah Indonesia, sehingga jangan sampai tidak ada asupan makanan sama sekali baik pada pagi, siang ataupun malam hari.”

Terkadang tidak terasa sih bahwa aktivitas saat berhaji terbilang cukup padat. Karena itu, asupan makanan juga harus dijaga dengan gizi yang seimbang supaya daya tahan tubuh juga tetap terjaga. Masih kata dr Ari, perhatikan pula agar makanan yang dikonsumsi agar selalu bersih dan relatif baru supaya tidak terjadi keracunan makanan.

5. Cek kesehatan rutin

Hal tersebut perlu dilakukan agar masalah kesehatan segera diatasi dan tidak berlarut. Perlu diingat juga nih, kontak sesama jamaah cukup dekat sehingga apabila seseorang mengalami flu dapat dengan mudah menular kepada orang lain.

“Oleh karenanya sesama jamaah dapat selalu mengingatkan apabila terdapat anggota kelompok yang sakit agar segera menghubungi petugas kesehatan dan siap memberikan pelayanan kesehatan,” tandasnya.

DETIK

Pinjam Uang Tak Boleh ada Kelebihan Pengembalian

ADA trik lain yang sering digunakan para sales dan marketing, yaitu mengubah istilah. Memang mereka tidak menerapkan bunga dalam cicilan. Bunganya memang benar-benar 0%.

Tetapi ada istilah-istilah lain yang coba disamarkan seolah-olah bukan bunga. Misalnya uang administrasi, biaya inflasi, dan macam-macam istilah aneh lainnya. Seolah-olah biaya-biaya masuk akal dan wajar.

Padahal kalau kita renungkan lagi, ternyata secara prinsip biaya itu tidak ada bedanya dengan bunga. Cuma istilahnya berbeda, tetapi hakikatnya sama.

Seperti pada kasus koperasi simpan pinjam syariah yang diadakan pada jemaah masjid. Ketentuannya, setiap anggota yang tidak lain adalah jemaah rutin masjid berhak meminjam uang ke koperasi syariah masjid. Ketentuannya, setiap peminjaman harus disertai infak. Besar infak itu kecil saja, yaitu 2,5% per bulan.

Misalnya saya pinjam uang 10 juta, maka selama uang itu masih di tangan saya, tiap bulan saya harus berinfak sebesar 25 ribu rupiah. Kelihatannya ringan dan mudah, apalagi yang namanya infak itu kan ibadah juga. Maka seolah-olah cara ini dianggap halal.

Padahal kalau kita teliti lebih dalam dengan melihat realitas bukan istilah, akad ini tidak lain akan yang dilakukan oleh para rentenir, yaitu membungakan uang atau menyewakan uang. Hanya saja, akad ini kemudian dibungkus dengan istilah-istilah yang menipu, bahkan berbau agama.

Bagaimana hukumnya? Hukumnya jelas 100% haram. Karena sistem pinjam uang itu pada dasarnya tidak boleh ada kelebihan dalam pengembalian. Tetapi niatnya kan berinfak?

Niat infaknya tentu berpahala, tetapi berinfak itu kepada siapa? Kalau infaknya kepada anak yatim, fakir miskin, janda tidak mampu, dan mereka yang membutuhkan, tentu saja boleh. Tetapi kalau kewajiban 2,5% itu harus dibayarkan kepada koperasi, sebagai konsekuensi peminjaman uang, itu adalah bunga. Mau diganti dengan istilah apa pun terserah saja, tetapi hakikatnya adalah bunga dari penyewaan uang.

Lain halnya kalau yang dipinjamkan atau disewakan itu berupa aset barang, seperti tenda, kursi dan lainnya. Maka benda-benda seperti itu memang halal disewakan. Koperasi berhak menyewakan barang-barang itu, dan kita yang meminjam silahkan berinfak.

Namun catatan penting yang harus digaris-bawahi adalah bahwa uang tidak boleh disewakan, walau pun yang menyelenggarakannya koperasi syariah, yang bernaung di bawah masjid. Bahkan walau pun akadnya bukan bunga tetapi infak.

Dalam hal ini, istilah bunga disamarkan menjadi infak. Dan inilah salah satu bentuk kamuflase yang diharamkan. Yang jelas, kita tidak bisa tiba-tiba memvonis sebuah akad itu halal atau haram, kalau belum kita telanjangi satu per satu detil persyaratannya.

Wallahu a’lam bishshawab. [Ahmad Sarwat, Lc., MA]

 

INILAH MOZAIK

Rasulullah Sukses Memasyarakatkan Olahraga

Pembukaan Pesta Olahraga Benua Asia Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta,  begitu megah dan luar biasa. Spontan rasa bangga muncul, melupakan sejenak hiruk pikuk pendaftaran pilpres yang melelahkan. Saatnya mendukung mereka yang berjuang di pertempuran sesungguhnya. Menjadi terbaik di Asia.

Bagi umat Islam, olahraga bukanlah hal yang asing. Olahraga dalam peradaban Islam identik dengan melatih tubuh, pikiran, dan jiwa. Semangat olahraga dihubungkan dengan menjunjung tinggi moralitas serta berlaku jujur dan sportif.

Dalam tulisan yang dimuat di Islam Digest Republika dipaparkan, begitu besar kontribusi peradaban Islam di masa lampau untuk perkembangan olahraga. Saat ini contohnya, semua orang mengasosiasikan olahraga kriket dengan Inggris.

Sesungguhnya kriket berasal dari India bagian utara, sekitar tahun 700 Masehi. Olahraga tersebut kemudian mencapai puncak popularitasnya ketika Inggris mengadopsi kriket sebagai olahraga mereka.

Selain kriket, olahraga polo pun sebenarnya berasal dari Persia dan Afghanistan. Terdapat beberapa manuskrip memperlihatkan Muslim di era tersebut sangat menyukai olahraga polo.

Rasulullah pun merupakan pemanah handal dan memiliki tiga busur. Memanah pada  zaman Rasulullah menjadi kemahiran yang lazim dimiliki seorang Muslim. Sahabat Sa’ad bin Abi Waqas dikenal sebagai pemanah juga andal.

Pada zaman Rasulullah juga dikenal olahraga gulat di kalangan pemuda. Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid menjadi dua tokoh yang penah disebut beradu gulat.

Ali bin Abi Thalib terkenal karena ketangkasannya menggunakan pedang di medan tempur dengan pedanganya yang terkenal, Dzul Fiqar. Sampai Rasulullah memujinya, tidak ada pedang yang setera dengan Dzul Fiqar dan tidak ada pemuda yang setangkas Ali bin Abi Thalib dalam menggunakan pedang.

Pada zaman kejayaan Islam (antara tahun 750-1924), kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda, memanah, dan berenang. Piawai dalam berenang ternyata mampu mengantarkan pasukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fath merebut Konstatinopel pada abad ke-14.

Saat ini, Olahraga memanah dan berkuda kini sedang digemari oleh masyarakat, terutama di perkotaan. Banyak komunitas memanah dan berkuda didirikan atas dasar untuk mengikuti sunah. Dengan niat yang sama, para Muslimah pun giat berenang di kolam-kolam khusus Muslimah dengan burkini.

Saya melihat ini perkembangan yang bagus, artinya segala keterbatasan fasilitas bisa digeliatkan sendiri. Kita lihat pada perlombaan 17 Agustusan, mulai dari catur, bulu tangkis, voli, sepak bola, dan lainnya, begitu tinggi antuasiasme warga.

Artinya apa, kalau memang ada momentumnya dan kompetisinya, saya kira harapan untuk bersaing dengan raksasa Asia dan dunia lainnya bakal tercapai. Sudah saatnya cabang lain unjuk gigi, tak hanya mengandalkan cabang langganan medali.

Mulailah merintis cabang lain. Bagaimana memulainya? ya kenalkan kepada masyarakat. Fasilitasi. Beri kompetisi.

Di masa Rasulullah, umat Islam terlibat pada situasi dan kondisi waktu itu yang kerap terjadi peperangan. Ini membuat Rasulullah dan pasukannya agar selalu bersiap diri. Pasukan dipersiapkan oleh Nabi untuk menghadapi kebutuhan sosial saat itu.

Kala itu, setiap orang dimana pun berada harus siap berperang.

Rasulullah sangat sering mengadakan lomba gulat dibandingkan memanah, berkuda, dan berenang. Setelah itu, ketika melakukan perjalanan, sering kali mereka berpacu berebut siap yang paling cepat.

Bahasa sederhanaya, Rasulullah sukses memasyarakatkan olahraga. Begitulah kira-kira. “Al-Aql salim fi al-jism al-salim,” demikian ucap orang bijak. Akal yang sehat terletak pada tubuh yang sehat.  Selamat berolahraga.

 

oleh Agung Sasongko,

 Penulis adalah redaktur republika.co.id

REPUBLIKA

Bahaya Heat Stroke Ancam Nyawa Jamaah, Ini Cara Menghindarinya

Suhu panas di Makkah pagi hari bisa mencapai 38 derajat celcius dan diperkirakan meningkat pada sore hari hingga 43 derajat celcius. Cuaca panas yang terus menerus menerpa berpotensi menyebabkan jamaah haji terkena heat stroke.

Heat stroke adalah kondisi yang disebabkan karena suhu tubuh kita meningkat. Keadaan ini biasanya akibat paparan yang terlalu lama atau aktivitas fisik pada suhu tinggi.

“Kondisi ini bisa mengancam nyawa. Jamaah diharapkan menggunakan APD yang telah dibagikan,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, Selasa (7/8/2018).

Eka menyebutkan beberapa tanda dan gejala heat stroke yaitu suhu tubuh lebih dari 40 derajat celsius, perubahan keadaan mental atau perilaku seperti kebingungan, ucapan yang tidak jelas dan kejang-kejang.

Ada juga gejala perubahan dalam berkeringat. Pada sengatan panas, kulit kita akan terasa panas dan kering saat disentuh, timbul mual dan muntah, jantung berdebar cepat, ritme napas cepat dan dangkal, hingga akit kepala berdenyut.

Agar tidak terjadi kondisi ini, Eka mengingatkan jamaah untuk sering minum dan jangan menunggu haus. Jemaah juga diimbau sering semprotkan air pada bagian kulit yang terbuka seperti muka dan tangan, gunakan payung dan topi saat di luar gedung.

“Jika mengalami tanda dan gejala seperti di atas segera hubungi tenaga kesehatan terdekat,” pesan Eka.

OKEZONE

Menag : Hanya Indonesia yang Memberikan Uang Saku ke Jemaah Haji

donesia yang membekali jemaahnya dengan uang saku,” kata Menag, usai memberikan tausiyah di Zamazem Al Rawdah, kawasan Syisyah Rawdah, Makkah. Rabu (15/08) siang,

Menurut Menag, uang saku sebesar SAR 1.500 itu dimaksudkan agar jemaah terjamin kebutuhan pokoknya.

“Apalagi H-3 hingga H+2 fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) layanan katering dihentikan karena tidak ada angkutan,” jelas Menag

Penghentian angkutan salawat merujuk keputusan Komisi Tertinggi Pengawas Transportasi Haji Saudi yang memang melarang moda transportasi beroperasi di Makkah pada periode tersebut.

Di sisi lain, Menag kembali mengingatkan kepada jemaah untuk menjaga kesehatan. “Kesehatan merupakan syarat mutlak beribadah, juga untuk menikmati semua fasilitas yang telah disediakan pemerintah,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap seluruh jemaah dapat mengendalikan diri dan mengukur daya tahan tubuh masing-masing. “Inti haji adalah wukuf di Arafah sehingga untuk saat ini jangan memforsir berlebihan yang bisa berimplikasi buruk pada kesehatan kita,” pungkas Menag.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Jamaah Batam Selamat dari Terpaan Angin Ribut di Arafah

Panitia Pelaksana Ibadah Haji memastikan seluruh calon jamaah haji Embarkasi Hang Nadim Batam, selamat dari terpaan angin ribut yang disertai hujan pada Ahad (19/8) waktu setempat.

“Alhamdulillah jamaah dalam keadaan aman dan sehat semua,” kata Kepala Sub Bidang Informasi dan Humas PPIH Embarkasi Hang Nadim Batam, Syahbudi di Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/8).

Ia mengatakan kini jamaah sedang berada dalam tenda melaksanakan iktikaf, zikir, doa dan baca Alquran. Antara dari Makkah melaporkan, terjadi angin ribut beserta hujan pada Ahad malam. Cuaca yang kurang bersahabat tersebut menyebabkan beberapa tenda roboh.

Sebelum hujan, angin kencang menerpa sekitar perkemahan jamaah calon haji Indonesia. Saat jamaah wudhu untuk shalat maghrib beberapa kali diumumkan agar jamaah tetap berada di tenda seiring terpaan angin yang menerbangkan debu-debu di kawasan Padang Arafah.

Akibat hujan tersebut, listrik di sekitar tenda Arafah juga mati. Kendati demikian, aktivitas JCH tetap berlangsung seperti biasa. Mereka tetap melangsungkan shalat Maghrib di tenda yang difungsikan sebagai mushala.

Akibat angin ribut, distribusi katering untuk jamaah beberapa tertunda. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga Amirul Haji Indonesia mengecek kondisi beberapa tenda di Padang Arafah, Arab Saudi, yang roboh akibat diterpa angin ribut disertai hujan.

“Saya mohon maaf makanan ada yang sudah datang, ada yang belum,” kata Lukman di tenda jamaah asal Tegal, Ahad waktu setempat.

REPUBLIKA

Masuki Fase Wukuf, Sudah 92 Jemaah Haji Wafat

Makkah (PHU) — Musim haji mulai memasuki fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Jemaah dari berbagai negara mulai bergerak menuju Arafah pada hari ini, Ahad (19/08). Termasuk 203.351 jemaah reguler asal Indonesia yang dibagi dalam tiga termin keberangkatan yakni Pukul 07.00-12.00 WAS, pukul 12.00-16.00 WAS dan 16.00-18.00 WAS.

Sementara itu, Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Ahad (19/08) pukul 09.00 WAS, sebanyak 92 jemaah asal Indonesia telah wafat. Sementara 212 jemaah sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan RS Arab Saudi. Bagi jemaah sakit, besok saat puncak wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah akan disafariwukufkan.

Adapun rincian 92 jemaah yang wafat sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 ; di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun;
3. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
4. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
5. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
6. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;
7. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
8. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
9. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
10. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
11. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;
12. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
13. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
14. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
15. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
16. Dadang Saepulloh Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;
17. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
18. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
19. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
20. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.
21. Muhtarom Muh. Yasin Mursid (SOC-34) wafat 3 Agustus 2018 di hotel (KKHI Madinah) disebabkan ischeamic heart disease pada usia 82 tahun;
22. Mium Usup Dito Redjo (SUB-35) wafat 4 Agustus 2018 di rumah sakit (KKHI Madinah) disebabkan cardiopulmonary arrest pada usia 64 tahun;
23. Adenan Damud Asir (PDG-07) wafat 6 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;
24. Sarun Karim Bakri (SUB-08) wafat 9 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 52 tahun;
25. Sugiati Nassa Petta Lolo (Haji Khusus/PT. Tazkiyah Global Mandiri) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disease pada usia 60 tahun;
26. Subadi Minto Semito (PLM-08) wafat 12 agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
27. Sunarni Sumantri Zakaria (Haji Khusus/PT. Arston Pesona Indonesia Tour) wafat 13 Agustus 2018 disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun;
28. Iraja Lagening Labebang (BPN-02) wafat 15 Agustus 2018 disebabkan infectious and parasitic diseases pada usia 68 tahun; Makkah:
29. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Makkah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
30. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.
31. Supiyah Ngadiman Safei (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 65 tahun;
32. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Makkah pada usia 66 tahun;
33. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 87 tahun;
34. Mukti Wibowo bin Martono (SOC-11) wafat 3 Agustus 2018 pukul 19.00 WAS di RSAS pada usia 69 tahun;
35. Bua Permata Uar bin Daing Matira (UPG-012) wafat 4 Agustus 2018 pukul 00.23 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
36. Busari bin Kasihan (SOC-004) wafat 4 Agustus 2018 pukul 08.23 WAS di RSAS pada usia 63 tahun;
37. Masriah binti Sejadi Tarsipin (SUB-046) wafat 4 Agustus 2018 pukul 14.00 Was di RSAS pada usia 59 tahun;
38. Bainah Siregar binti Banua Siregar (MES-008) wafat 5 Agustus 2018 pukul 06.20 WAS di RSAS pada usia 72 tahun;
39. Arif Hidayat bin Padli (JKS-027) wafat 5 Agustus 2018 pukul 11.30 WAS di pemondokan pada usia 60 tahun;
40. Rohanah binti Suhadmi Musani (JKS-057) wafat 5 Agustus 2018 pukul 10.00 WAS di RSAS pada usia 73 tahun;
41. Paisah binti Junaiddin Rangkuti (MES-003) wafat 6 Agustus 2018 pukul 10.03 WAS di RSAS pada usia 60 tahun;
42. Murti bin Wiji Tajid (SUB-047) wafat 7 Agustus 2018 pukul 23.51 WAS di RSAS pada usia 82 tahun;
43. Siti Ngaisah Yayah (PLM-001) wafat 7 Agustus 2018 pukul 13.45 WAS di RSAS pada usia 78 tahun;
44. Sikan Purwoprayitno Madjada bin Madjasa (SOC-016) wafat 8 Agustus 2018 pukul 01.05 WAS di pemondokan pada usia 78 tahun;
45. Jasmo Karmani Kami bin Karmani (SOC-061) wafat 9 Agustus 2018 pukul 03.15 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
46. Yurni binti Dja’far Abdullah (MES-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 05.00 WAS di pemondokan pada usia 68 tahun;
47. Djamaluddin bin Sangkala Liong (UPG-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 10.55 WAS di pemondokan pada usia 63 tahun;
48. Triyanto Citro Sukarto (SOC-44) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
49. Suparto Katidjo Abdullah (BTH-13) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
50. Rohmat Abdul Latif (SUB-54) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 63;
51. Hardjono Hardjo Utomo (SOC-59) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69;
52. Soeprat Moeri Karyani (SOC-54) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
53. Ahmad Betong Ariih (JKG-29) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
54. Mat Kaer Iskak (SUB-09) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan circulatory disease pada usia 76;
55. Zaenal Maarif Abdullah (Haji Khusus/PT Patuna Mekar Jaya) wafat 7 Agustus 2018 di disebabkan cardivascular diseases pada usia 61 tahun;
56. Afandi Mukri Mufid bin Mukri (Haji Khusus/PT Citra Wisata Dunia) wafat 9 Agustus 2018 pukul 16.55 WAS di RSAS pada usia 64 tahun;
57. Mariso Bakri Amat (BPN-07) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiartory disease pada usia 56 tahun;
58. Aty Yuliana Kasmidi (UPG-14) wafat 11 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiartory disease pada usia 62 tahun;
59. Sara Basiru Duke (UPG-29) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovacular diseases pada usia 70 tahun;
60. Manyuzar Young Mansyur (MES-10) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 69 tahun;
61. Utin Risnarti Idris (BTH-16) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan malignant neoplasms (cancers) pada usia 55 tahun;
62. Mukhlis Teuku Usman Sarong (BTJ-05) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardivascular diseases pada usia 57 tahun;
63. Nizar Muhammad Syam Balikun (BTH-09) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
64. Nurharini Adi Sukarta (SOC-23) wafat 13 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 67 tahun;
65. Madun Eri Markim (JKG-36) wafat 13 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan endocrine, nutritional and metabolic disease pada usia 68 tahun;
66. Mukit Ikin Paing (SUB-66) wafat 12 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan diseases of the genitourinary system pada usia 57 tahun;
67. Suherman Surmin Kasmin (JKS-12) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 66 tahun;
68. Suratman Muhanan Wirorejo (BTH-24) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan respiratory diseases pada usia 76 tahun;
69. Hamdani Fitri Syarkowi (JKG-35) wafat 13 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan infectious and parasit diseases pada usia 51 tahun;
70. Husni Thamrin Prabujaya (PLM-10) wafat 14 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 68 tahun;
71. Suyatno Sadi Abdullah (MES-09) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan digestive diseases pada usia 77 tahun;
72. Siti Chumaizah Djenal Sahlan (SUB-32) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan circulatory diseases pada usia 73 tahun;
73. Sudiqnyo Supadi Supodikromo (SUB-23) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disesases pada usia 76 tahun;
74. Hartati Hasan Pate (UPG-34) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan respiratory diseases pada usia 39 tahun;
75. Isjono Namsori Kasidi (SOC-20) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 64 tahun;
76. Nordiana Hologau Tompon (SUB-66) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 73 tahun;
77. Saswadi Rabun Sutarana (SOC-91) wafat pada 15 Agustus 2018 di Masjid (KKHI Makkah) disebabkan cardiovascular disesases pada usia 74 tahun;
78. Tasmin Sudarmi Tasiran (SOC-60) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
79. Saodah Taali Jaila (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan circulatory diseases pada usia 70 tahun;
80. Sutaman Sondong Leman (SOC-83) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan injury, poisioning and certain other consequences of external cau pada usia 75 tahun;
81. Sarika Sujana Sajan (JKS-80) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 54 tahun;
82. Nani Keman Abdul Rojak (JKS-03) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 60 tahun;
83. Muhammad Tahir Ahmad Mahmud (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 58 tahun;
84. Tri Widyatiningsih Mitrosumarjo (SOC-78) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 57 tahun;
85. Abdul Muis Sjamsul Bahri (JKS-83) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun; dan
86. Ridwan Usman Abdurrahman (PDG-06) wafat 17 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular diseases pada usia 59 tahun;
87. Narsih Binti Sadipan (SOC-79) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;
88. Rusnati Binti Rali (JKS-88) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
89. Sukiran Bin Sukino (JKG-39) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
90. Badrut Tamam Siddiq (SUB-16) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
91. Suhatma Bin Tumin (JKG-63) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 84 tahun; dan
92. Kismo Wiyono Joyo Dimejo (SOC-24).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama akan menjamin badal haji jemaah (haji reguler) yang meninggal sebelum proses haji. Nantinya keluarga dari jemaah yang meninggal akan mendapat sertifikat badal haji tersebut.(mch/ha)

KEMENAG RI

Rezeki yang Berkah

ALHAMDULILLAH. Semoga Allah Yang Maha Menatap, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang istiqomah menjemput rezeki-Nya dengan cara-cara yang halal. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan sekalipun kita rahasiakan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kita menjemput rezeki, yang kita cari adalah keberkahannya. Nah, ini yang seringkali terlupakan. Pencuri juga berjumpa dengan rezekinya, tapi tidak berkah karena caranya haram. Kalau dia berikhtiar secara lurus dan jujur, pasti dia akan bertemu juga dengan rezekinya, rezeki yang halal dan berkah.

Allah Swt telah melimpahkan berbagai keperluan kita di semesta alam ini, hanya saja tinggal kita memilih mau yang halal ataukan yang haram, mau yang Allah ridhoi atau yang tidak Allah ridhoi. Pilih madu atau khamr, pilih daging sapi atau daging babi. Di sinilah letak ujiannya bagi kita.

Oleh karena itu, janganlah takut kehabisan rezeki. Tapi, takutlah kalau tidak ada keyakinan bahwa Allah Sang Penjamin Rezeki.

Jika kita menjemput rezeki dengan cara yang halal, yang Allah ridhoi, maka sebelum kita bertemu dengan yang akan kita jemput, maka Allah sudah melimpahi kita dengan rezeki-rezeki lain yang boleh jadi tidak kita sadari, yaitu rasa tenang.

Sedangkan jika kita menjemput rezeki dengan cara yang bathil, yang tidak Allah ridhoi, maka jauh sebelum kita bertemu dengan rezeki kita, kita sudah dihimpit dengan perasaan sempit, resah, tidak tenang. Ini yang sekarang kita kenal dengan jalan korupsi, jalan merampok, jalan membegal. Orang yang menempuh jalan ini mungkin akhirnya akan bertemu dengan rezekinya, tapi selama ia menempuh jalan itu, ia disiksa dengan rasa takut dan gelisah.

Jikapun kemudian ia mendapatkan apa yang ia kejar, maka ia tetap menderita karena rasa takut dan gelisah yang tak pernah hilang. Harta yang ia dapatkan adalah haram dan membuatnya derajat dirinya jatuh pada kehinaan. Belum lagi jika kemudian ia berurusan dengan hukum atas perbuatannya, semakin menderitalah dia.

Allah Swt. berfirman, “..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..” (QS. Ar Rodu [13] : 11)

Ayat ini bisa kita amalkan pada cara kita dalam menjemput rezeki. Ketika kita ingin mengubah keadaan diri kita, maka manakah yang akan kita tempuh, jalan takwa ataukah jalan tidak takwa. Jika jalan yang pertama yang kita tempuh, maka Allah akan limpahi kita dengan ketenangan, yang kita dapatkan pun penuh keberkahan dan membuat kita meraih kemuliaan.

Namun, jika jalan kedua yang kita tempuh, maka dengan sendirinya kita bertemu dengan kegelisahan, ketakutan, yang kita dapatkan jauh dari keberkahan dan membuat kita jatuh pada kehinaan. Naudzubillahi mindzalik.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mau dan mampu menjemput rezeki Allah yang halal dengan cara-cara yang Allah ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

 

INILAH MOZAIK

Abdullah bin Salam, Penghuni Surga yang Ada di Bumi

ABDULLAH bin Salam adalah salah seorang ulama kaum Yahudi di Madinah. Ketika Nabi SAW telah sampai di Madinah, ia penasaran dengan pengakuan kenabian beliau tersebut. Karena itu ia segera menemui beliau.

Sebagian riwayat menyebutkan, ia telah siap menyambut dan menemui beliau di Quba karena telah mengetahui rencana kedatangan beliau, riwayat lain ketika Nabi SAW telah tinggal di Madinah.

Ketika telah bertemu beliau ia berkata, “Sesungguhnya aku akan bertanya kepadamu tentang tiga hal, yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Yakni, apakah permulaan tanda-tanda kiamat, apakah makanan pertama yang dimakan penduduk surga, dan apa sebabnya anak menyerupai ayahnya dan juga ibunya?”

Nabi SAW tersenyum mendengar penuturan tersebut dan berkata bahwa Malaikat Jibril baru saja memberitahukan tentang perkara-perkara tersebut. Tetapi Abdullah bin Salam menyatakan bahwa Malaikat Jibril tersebut adalah musuh dari kaum Yahudi, karena itu ia tidak percaya dengan penuturannya.

Sekali lagi beliau tersenyum tanpa terlalu mendebatnya, kemudian bersabda, “Adapun permulaan tanda kiamat, adalah munculnya api yang mengumpulkan manusia dari arah timur ke barat. Dan makanan pertama dari penduduk surga adalah tambahan hati ikan Hut. Mengenai keserupaan seorang anak, apabila air mani (sperma) sang bapak mendahului air mani (sel telur) sang ibu, maka anak tersebut akan menyerupai bapaknya. Sebaliknya, jika air mani (sel telur) ibunya mendahului air mani (sperma) bapaknya, maka anak tersebut akan menyerupai ibunya.”

Begitu jawaban melalui Malaikat Jibril tersebut disampaikan, Abdullah bin Salam langsung mengucap syahadat untuk memeluk Islam tanpa sedikit pun keraguan. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang Yahudi itu kaum pendusta. Jika mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau bertanya kepada mereka, tentu mereka akan menyebutku pendusta.”

Tidak berapa lama, beberapa orang Yahudi mendatangi Nabi SAW, segera saja Abdullah bin Salam bersembunyi. Beliau bertanya kepada mereka, “Bagaimana kedudukan Abdullah bin Salam di antara kalian?”

Merekapun menjelaskan, “Dia adalah orang yang terpandai di antara kami, dan anak dari orang yang terpandai di antara kami. Dia adalah orang yang terbaik di antara kami, anak dari orang yang terbaik di antara kami.”

“Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam telah memeluk Islam?” Nabi SAW bertanya. Mereka menjawab, “Semoga Allah melindunginya dari hal tersebut. ”

Mereka mengulang ucapan tersebut sampai dua atau tiga kali. Segera saja Abdullah bin Salam keluar dari persembunyiannya dan mengucapkan syahadat menyatakan dirinya sebagai seorang muslim di hadapan kaumnya. Benarlah apa yang dikatakan Abdullah bin Salam sebelumnya. Segera saja mereka mencaci maki dirinya, dan berkata kepada Nabi SAW, “Dialah orang yang terburuk di antara kami, anak dari orang yang terburuk di antara kami.”

Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash pernah menyatakan, bahwa Nabi SAW menyebutkan Abdullah bin Salam adalah seorang penghuni surga yang sedang berjalan di muka bumi. Abdullah bin Salamlah yang dirujuk sebagai saksi dari Bani Israil yang mengakui kebenaran Islam, seperti disebutkan dalam surah al Ahqaf 10 : “Wa syahida syahidun min bani israa-ila ‘alaa mitslihii fa aamanna” (Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui [kebenaran] yang serupa dengan [yang tersebut dalam] Al Quran lalu dia beriman).

Setelah keislamannya tersebut, Abdullah bin Salam mengajak dua keponakannya, Salamah dan Muhajir untuk memeluk Islam. Ia berkata, “Kalian berdua tahu bahwa Allah telah berfirman dalam Taurat, bahwa Dia akan mengutus dari keturunan Ismail, seorang Nabi bernama Ahmad. Siapa yang mengikutinya ia telah mendapat hidayah, dan siapa yang tidak iman kepadanya akan dilaknat. Hendaklah kalian memeluk Islam”

Maka Salamah memeluk Islam dan Muhajir menolaknya. Menurut satu riwayat, peristiwa ini menjadi asbabun nuzul dari Surah Al Baqarah ayat 130.

 

INILAH MOZAIK