Hajikan Diri Sendiri atau Umrah Berdua Istri?

JIKA pada kondisi tertentu, uang suami hanya mampu membiayai dirinya sendiri berangkat haji namun di sisi lain istri juga ingin turut serta. Apakah menunda haji dan berangkat umrah berdua istri saja terlebih dahulu?

Menurut pendapat yang kuat bahwa kewajiban haji harus segera ditunaikan bagi yang mampu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Bersegeralah kalian berhaji -yaitu haji yang wajib- karena salah seorang diantara kalian tidak tahu apa yang akan menimpanya.” (HR.Ahmad, dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albany di Al-Irwa no: 990)

Oleh karenanya kalau antum mampu maka hendaknya segera melakukan ibadah haji dan jangan menunda-nunda. Dan bukan termasuk kewajiban suami membiayai haji atau umrah istri.

Seandainya nanti diberi kemudahan oleh Allah untuk berhaji menemani istri atau istri berhaji bersama mahramnya yang lain maka alhamdulillah. Kalau tidak maka Allah tidak membebani kecuali sesuai dengan kemampuan kita.

Wallahu alam.

[Ustadz Abdullah Roy, Lc.]

7 Hal yang Perlu Diingat Jemaah Haji Saat di Berada di Arab Saudi

Jemaah haji dari Indonesia terus berdatangan ke Arab Saudi. Kepala Kantor Daerah Kerja Mekah Endang Jumali mengingatkan 7 hal yang perlu diingat jemaah, yaitu:

  1. Selama berada di Tanah Suci, jemaah diminta waspada terhadap keamanan di sekitar.
  2. Yang lebih penting, selalu kenakan gelang identitas dan pengenal dari maktab/muasasah.
  3. Jika bepergian meninggalkan hotel, pastikan kamar dalam keadaan terkunci.
  4. Jemaah haji diminta untuk jangan membawa uang dalam jumlah berlebihan.
  5. Jika ingin berpergian, sebaiknya bepergian selalu berkelompok. Itu perlu dilakukan untuk mencegah ada jemaah yang tertinggal.
  6. Jika ada jemaah yang ingin memasak hendaknya di dapur umum yang telah disediakan hotel. Jangan memasak di dalam kamar.
  7. Agar jemaah senantiasa menjaga kadar cairan dalam tubuh. Waktu pelaksanaan haji di tahun 2018 ini jatuh pada musim panas di Arab Saudi.

    Untuk layanan pengaduan, selama di Tanah Suci jemaah dapat hubungi WhatsApp Center Haji pada nomor 050 350 0017 atau Call Center Haji 9200 13210. Jemaah haji Indonesia yang saat ini sudah berada di Madinah direncanakan akan masuk ke Makkah pada Kamis (26/7).

DETIK.com

Resapi Makna Miqat, Jamaah Jangan Tinggi Hati

Miqat atau tempat berniat dan ber-ihram sebagai titik awal ibadah haji bukanlah sekadar penanda telah dimulainya ritual haji dan umrah. Ada makna mendalam yang dapat menjadi hikmah menuju kehidupan Muslim sejati.

Apabila melintasi miqat, seseorang yang ingin mengerjakan haji perlu mengenakan kain ihram dan memasang niat di Bir Ali atau Dzul Hulaifah yang terletak kira-kira 8 mil di sebelah selatan Madinah atau Miqat yang lain. Sementara bagi penduduk Makkah atau orang yang bermukim, bisa dari rumah atau tempat pemondokannya.

“Disinilah sang aktor (manusia) harus berganti pakaian. Mengapa demikian? Karena pakaian akan menutupi diri dan watak manusia,”terang khotib wukuf di Arafah KH Miftakhul Akhyar, Minggu (11/09/2016).

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa pakaian melambangkan pola, preferensi, status dan perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian melahirkan batas palsu yang menyebabkan perpecahan atau diskriminasi di antara umat manusia. Selanjutnya, perpecahan akan timbul konsep ‘aku’, bukan ‘kami/kita’.

“Aku digunakan dalam konteks-konteks seperti rasku, kelasku, kelompokku, kedudukanku, keluargaku, nilai-nilaiku, bukan sebagai manusia,” ujar Wakil Rais Aam PBNU tersebut.

Walhasil, terjadilah hubungan vertikal sesama manusia, ada yang menjadi tuan dan yang diperhamba, yang zalim dan yang madzlum (terzalimi), ada yang kaya dan miskin, yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur.

“Umat manusia terpecah-pecah menjadi berbagai ras, bangsa, kelas, subkelas, kelompok, dan keluarga yang masing-masing di antaranya memiliki status, nilai, nama, dan kehormatannya sendiri. Tetapi apa gunanya semua itu dimiliki? Yang tidak lain hanya untuk menonjolkan ” diri sendiri yang tertutup oleh lapisan ‘bedak’ yang amat tebal itu,”urai Kiai Miftah.

Maka, keberadaan dan fungsi miqat, di matanya, sebagai tempat menanggalkan segala status dunia. Digantikan dengan selembar kain putih saja yang melekat di tubuh.

“Janganlah tinggi hati karena kalian semua di sini bukan untuk mengunjungi seorang manusia, tetapi hendaklah kalian semua (khususnya bangsa Indonesia) berendah hati karena kalian sedang mengunjungi Allah SWT. Hendaklah kalian semua menjadi manusia yang menyadari kefanaan yang menyadari eksistensi Allah SWT,” jelas Kiai Miftah.

Ia berharap, jamaah Indonesia meninggalkan semua pakaian dunia di miqat dan berganti peran sebagai Nabi Adam AS dan para Anbiya’ (nabi) dan Rasul bahkan para ulama, auliyah, dan manusia-manusia tangguh di sisi Alah selama wukuf, tawaf hingga sa’i nanti.

OKEZONE

 

Peta Akomodasi Haji di Tanah Suci

Bagi Anda para jamaah calon haji, temukan informasi seputar Peta Akomodasi Haji yang ada di Tanah Suci melalui aplikasi Android Cek Porsi Haji, download aplikasinya dan instal. Klik di sini! Informasi seputar Peta Akomodasi itu bisa dilihat di menu Info Haji & Umroh

Tampak di dalam aplikasi Cek Porsi Haji itu, kita menemukan informasi Penempatan Haji di Makkah dan Penempatan Haji di Madinah.

Silahkan mengeksplorasinya!

 

Jamaah Harus Waspadai Waktu Zuhur dan Ashar

amaah haji diimbau mewaspadai waktu Zuhur hingga Ashar di Tanah Suci yang menjadi puncak terik matahari. Ketika itu suhu panas sangat menyengat setiap orang yang beraktivitas di luar ruangan.

Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul yang berada di Makkah melaporkan, sejak 19 Juli hingga hari ini, panas di Makkah mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Meski sudah mengenakan kaca mata gelap, panas masih menyilaukan mata. Bahkan batang kaca mata berbahan besi ikut memanas. Gelang jamaah mendadak ikut memanas.

“Pada Zuhur hingga Ashar, panas mentari begitu terasa. Tolong jamaah menjaga diri,” ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali, di tempat kerjanya pada Sabtu (21/7).

Dia mengimbau petugas haji sigap memberikan bantuan dan layanan kepada jamaah di lapangan. Mereka yang berada di sektor-sektor, seperti sekitar Masjidil Haram harus memantau pergerakan para calon jamaah haji yang berada di sekitar sana.

Mengapa Masjidil Haram? Kadaker Makkah menjelaskan, biasanya ada saja jamaah yang berjalan meninggalkan masjid suci itu tanpa alas kaki. Sebagian area tersebut memang berlantaikan batu alam semacam marmer. Namun, pada siang hari, area lantai di sana terasa begitu panas.

Dengan suhu di atas 40 derajat, apa yang terjadi bila seseorang berjalan tanpa sandal? Dia menjelaskan, kaki seseorang bisa melepuh. Hal tersebut sudah dialami seorang jamaah haji Indonesia di Madinah. Kakinya harus menjalani perawatan.

Jika menemukan jamaah haji Indonesia tanpa alas kaki, dia mengatakan, petugas haji harus sigap memberikan bantuan. Bisa dengan memberikan alas kaki. Opsi lainnya adalah membawa yang bersangkutan ke kantor sektor untuk beristirahat. Kemudian mengantarkannya ke hotel.

Endang juga mengimbau jamaah tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram pada siang hari. Pada saat itu, lebih baik jamaah beristirahat terlebih dahulu di kamar masing-masing. Setelah Ashar, ketika panas mentari sedikit lebih bersahabat, mereka bisa ke Masjidil Haram kembali untuk beribadah.

Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Hampir Terlewat Subuh

SYEKH Abdul Qadir Jailani menuturkan satu kejadian tatkala beliau hampir saja kelewatan salat subuh jika bukan karena seekor kucing yang membangunkannya.

Penuh rasa syukur, beliau menyelesaikan salat tepat waktu. Karena keawasan batinnya, kemudian ia mengenali bahwa kucing itu sebenarnya iblis yang sedang menyamar.

Terkejut, beliau bertanya kepada sang kucing mengapa dia membangunkannya untuk berdoa kepada Tuhan. Kucing itu menjawab:

“Karena kau telah mengetahui diriku yang sebenarnya, baiklah aku beritahu kau. Aku tahu jika kau melewatkan salat wajibmu, kau akan salat seratus kali untuk menggantinya. Jadi, aku membangunkanmu supaya kau hanya mendapatkan manfaat dari satu kali salat.”

Tuhan adalah Rahmat Tak Terbatas. Dia mengabaikan banyak permohonan doa kita karena, tanpa kita sadari, permohonan kita itu penuh dengan kerugian dan kehancuran.

INILAH MOZAIK

Jamaah Haji Diimbau Pakai Sandal Hindari Kaki Melepuh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada jamaah asal Indonesia agar senantiasa menggunakan sandal saat bepergian, mengingat suhu panas di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Imbauan itu kembali disampaikan demi kelancaran ibadah haji para jamaah. Baru-baru, Tim Promotif Preventif (TPP) menemukan jamaah calon haji yang keluar dari pondokan menuju Masjid Nabawi di Madinah yang tidak menggunakan alas kaki.

Kepada jamaah ini TPP memberikan sandal agar ia terhindar dari luka bakar di bagian kaki akibat panas.

Jamaah dari embarkasi Lombok ini mengaku tidak biasa memakai sandal dalam kesehariannya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusuf Singka, mengatakan, tahun ini Kemenkes menyiapkan 20.400 sandal yang akan dibagikan gratis bagi jamaah yang kehilangan atau tidak membawa sandal.

Mekanisme pembagian sandal adalah melalui tim kesehatan haji Kemenkes yang bertugas di sekitar masjid.

”Tim kesehatan membagikan sandal apabila menemui jamaah yang jalan tanpa alas kaki. Setiap petugas jika keluar harus membawa 2 pasang sandal dan segera memberikan secara gratis apabila menemui jamaah tanpa alas kaki,” tambah Eka sebagaimana disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes baru-baru ini.

Menurut Eka, suhu panas di Madinah dan Makkah dapat menyebabkan kaki jamaah melepuh dan luka. Bila sudah terjadi seperti ini, jamaah katanya tidak bisa beribadah ke masjid karena sulit berjalan kaki dari pondokan.

”Jangan sampai karena tidak pakai sandal 10 menit, sakitnya bisa 5 hari. Bisa hilang kesempatan ibadah arbain di Masjid Nabawi nantinya,” ujar Eka.

Untuk itu, Eka mengingatkan agar jamaah patuh kepada arahan petugas kesehatan untuk menggunakan sandal.

”Seluruh jamaah haji harus membawa sandal masuk ke dalam masjid dalam kantong plastik yang sudah disediakan. Jika kelupaan menaruh, maka bisa fatal akibatnya,” tambah Eka.*

 

HIDAYATULLAH

Sebelum Layani Jemaah, Petugas PPIH Arab Saudi Lakukan Umrah Wajib

Jeddah (Kemenag) — Pesawat GA-980 yang membawa sebagian besar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah mendarat mulus di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Kamis (19/07) Pukul 16.40 WAS. Mereka terbang dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada Pukul 11.30 WIB. Penyambutan kedatangan petugas dipimpin Kepala Daker Makkah Endang Jumali dan panitia lainnya yang memang telah berada di Tanah Suci beberapa hari sebelumnya.

Setelah mendarat, seluruh petugas mendapatkan pemeriksaan paspor dan pengecekan buku kesehatan haji. Juga dilakukan perekaman sidik jari dan biometrik di imigrasi bandara. Proses ini relatif singkat hanya lima menit tiap petugas.

Kemudian seluruh petugas mengenakan kain ihram untuk menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram Pukul 19.30 WAS dengan terlebih dahulu mampir kantor Daker Makkah yang berada di Al Adel, Unnamed Road, Makkah 24244.

Tiba di komplek Masjidil Haram sekitar Pukul 00.30 WAS. Usai thawaf dan sa’i, para petugas tetap berada di Masjidil Haram menunggu datangnya waktu subuh.

KEMENAG RI

Wanita Jahiliyah saja Tak Cari Uang dengan Melacur

SEJELEK-jelek wanita jahiliyah, tidak ada yang mencari makan dengan cara melacur. Pelacuran di zaman jahiliyah hanya dilakukan oleh budak wanita.

Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam membaiat beberapa wanita musyrikin yang hijrah ke Madinah, salah satu isi baiatnya adalah para wanita itu tidak boleh berzina.

Mendengar bagian ini, Hindun bintu Utbah, salah satu wanita yang baru masuk islam mengatakan, “Ya Rasulullah, apa ada wanita merdeka berzina.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/98).

Hindun merasa terheran, selama hidupnya menjadi wanita musyirkin, belum pernah menjumpai wanita merdeka berzina.

Karena itulah, banyak tersebar ungkapan tentang kehormatan wanita merdeka di arab di masa jahiliyah,

“Wanita merdeka bisa jadi kelaparan, namun mereka tidak pernah mencari makan dengan buah dadanya.” (Majma al-Amtsal, Abul Fadhl an-Naisaburi, 1/122)

[Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Masjid Nabawi Mulai Ramai, Petugas Pengamanan Jemaah Indonesia Ditambah

Madinah (Kemenag) — Jemaah haji seluruh dunia hari ini, Jumat (20/07), melakukan salat jumat pertama di Masjid Nabawi, Madinah. Jumlahnya mencapai 20 ribu lebih.

Mengantisipasi semakin banyaknya jemaah Indonesia yang lupa jalan dan untuk membantu memudahkan jemaah yang akan balik ke pemondokan, kekuatan pengamanan di sekitaran masjid Nabawi ditambah menjadi 12 orang, yang semua itu di bawah komando Kepala sektor khusus Masjid Nabawi.

“Sehingga total kesuluruhan menjadi 29 orang petugas,” ujar Kepala Daker Madinah Muhammad Khanif.

Bukan hanya konsentrasi kemanan, kata Khanif,  petugas juga mengantisipasi semakin banyaknya jamaah yang kehilangan alas kaki dengan memberikan sandal gratis.

“Bila kehilangan, segera hubungi atau cari petugas terdekat dan meminta sandal gratis,  agar bisa kembali ke pemondokan dengan aman,” ujar Khanif.

Ia sudah meminta kepada petugas di lapangan untuk tidak pernah bosan mengingatkan jamaah agar selalu membawa sandal atau alas kaki baik berangkat maupun pulang.

Peralatan lain yang juga wajib  dibawa jamaah selama bepergian adalah untuk selalu membawa payung atau kenakan topi,  karena penutup kepala bisa menghindari langsung dari sengatan matahari.

Menurut Khanif,  jamaah harus terus diingatkan agar senantiasa membawa bekal air minum setiap saat membawa air minum.

“Kita sudah senantiasa memberikan arahan para petugas kloter yang ada di daker madinah imbauan kepada para jemaah,” tuturnya. (MCH Madinah)

KEMENAG RI