Kisah Mualaf Nicole: Dari Kegelapan Klub Malam Menuju Cahaya Terang Islam

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan.

Nicole Queen merupakan salah satu mualaf asal pesisir Louisiana yang menerima hidayah dari Allah SWT. Wanita ini mengenal Islam setelah pindah ke sebuah kota kecil di selatan Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS).

Keluarganya merupakan jemaat sehingga membangun fondasi agama yang kuat di dalam dirinya. Orang tuanya tidak terlalu religius dan menganggap diri mereka pemikir bebas.

Mereka percaya pada Tuhan, tetapi seperti kebanyakan orang Amerika, tidak benar-benar menjalani hidup untuk Tuhan. Kakek-neneknya disebut lebih religius dan menanamkan dalam dirinya landasan agama yang kuat.

Beranjak dewasa, ia menjadi seorang fotografer acara di Dallas dan sebagian besar pekerjaannya adalah di klub malam. Pekerjaannya kala itu disebut sangat mirip dengan paparazzi, memotret selebritas, atlet dan orang terkenal lainnya saat mereka menghadiri pesta.

“Itu adalah gaya hidup yang sangat gila, harus berada di pesta, melakukan segalanya di malam hari dan tidur hampir sepanjang hari. Bukan gaya hidup yang damai sama sekali,” ujar dia dikutip di About Islam.

Menjalani kehidupan tersebut, Nicole merasa banyak kehampaan dan dikelilingi oleh orang-orang yang serakah. Ia merasa selalu mencari kedamaian dan mencari tujuan.

Banyak orang yang mengatakan dirinya memiliki kehidupan luar biasa. Namun, ia menyadari jika dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang tidak peduli dengan hal-hal penting. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar gelembung mereka.

Selama beberapa tahun bekerja sebagai fotografer acara, ia selalu merasakan dorongan akan Tuhan di dalam dirinya. Ia pun ingat selalu berusaha mencari tahu apa yang ia cari. Ia mengalami mimpi buruk di mana ia mencari sesuatu yang tidak dapat dirinya temukan.

“Saya memang mengenal beberapa orang Muslim yang tidak terlalu religius. Saya mengenal Islam sedikit dari teman yang tidak minum, teman yang sedikit berbeda. Saya akan bertanya kepada mereka mengapa Anda tidak mau pergi ke sini atau sana. Mereka akan menjawab bahwa mereka tidak nongkrong di tempat-tempat seperti itu karena mereka Muslim,” lanjut Nicole.

Suatu malam setelah pemotretan, ia bertemu calon suaminya saat mengunjungi beberapa teman. Hassan, calon suaminya, disebut sedang mengalami masa pencarian jiwa yang mirip dengannya.

Hassan disebut terlahir sebagai seorang Muslim, tetapi tidak mempraktikkan agamanya. Ketika mereka bertemu, ia merasa seolah saling berkaitan dengan perjuangan satu sama lain.

“Hassan berbicara kepada saya tentang Islam dan menyarankan agar saya mengambil kelas untuk belajar tentang agama. Saya mulai memperhatikan bahwa Muslim yang saya temui memiliki disiplin dan tujuan hidup,” kata dia.

Ketika mulai belajar tentang Islam, Nicole pun merasa dirinya semakin kecanduan. Ia bahkan akan begadang semalaman menonton video Youtube tentang Islam, khususnya Yusuf Estes.

Semakin ia belajar tentang dasar Islam, semakin ia merasa itulah yang dirinya butuhkan. Nicole menyebut ia membutuhkan sesuatu yang kuat, untuk memberi tahu bahwa ia harus berhenti menjalani kehidupan gila itu jika ingin memiliki lebih banyak tujuan.

Ketika mulai masuk Islam, ia merasa momen itu adalah transisi yang panjang. Ia menggambarkan pengalamannya seperti rollercoaster, yang mana semuanya terjadi sekaligus, sangat kabur.

“Sekarang, melihat ke belakang saya melihat saya membuat transisi yang baik dan mengambil langkah. Salah satu langkahnya adalah saya perlu mengetahui fondasi, pilar, sistem kepercayaan dasar dan memastikan itu adalah sesuatu yang dapat saya percayai,” ujar Nicole.

Pada April 2007, ia akhirnya memutuskan memeluk Islam dan mengucapkan syahadat. Hidupnya pun berubah sejak saat itu. Ia memutuskan memakai jilbab dan menjadi anggota Masyarakat Muslim Amerika.

“Islam dan Kristen begitu dekat, sehingga bagi saya datang ke Islam seperti ‘rumah yang jauh dari rumah’. Hari-hari ini saya dan suami menjalani kehidupan yang sibuk, bekerja di jantung kota Dallas,” kata dia.

KHAZANAH REPUBLIKA

Pesan Nabi Muhammad Sebelum Meninggal

Sebelum wafat Rasulullah meninggalkan enam wasiat.

Rasulullah saw meminta izin kepada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah ketika sakit beliau semakin parah. Rasulullah juga meninggalkan beberapa wasit kepada para sahabatnya dan umat Muslim, saat sakitnya semakin keras.

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi, Rasulullah meninggalkan enam wasiat kepada umatnya sebelum hari kematiannya tiba. Berikut ini, wasiat-wasiat Rasulullah kepada umatnya:

Pertama, Wasiat kepada kaum Anshar

Abbas melewati sekelompok orang dari kaum Anshar yang tengah menangis tatkala mengetahui sakit Nabi saw semakin bertambah parah, Abu Bakar bertanya, ‘Kenapa kalian menangis?’ mereka menjawab, ‘Kami mengingat hari-hari pertemuan kami dengan Rasulullah.’ Abbas kemudian menemui Rasulullah saw dan memberitahukan apa yang dia dapati kepada Rasulullah. Kemudian beliau diperban dengan kain hitam, lalu beliau keluar dan naik mimbar, dan itulah saat terakhir beliau naik mimbar.

beliau kemudian memuji Allah swt lalu bersabda, “Aku wasiatkan kaum Anshar kepada kalian (kaum Muhajirin) karena mereka adalah tempat penyimpanan rahasiaku dan barang berhargaku. Mereka telah menuntaskan tugas mereka dan saat ini yang tersisa adalah hak mereka, karena itu terimalah kebaikan mereka dan maafkanlah keburukan mereka.”

Hadits ini menjelaskan tentang tingginya kecintaan kaum Anshar terhadap Rasulullah. Mereka menangisi musibah yang menimpa Nabi dan terhalangnya mereka dari bermajelis dengan beliau.

Dua, Perintah untuk mengusir orang-orang musyrik dari jazirah Arab dan memperbolehkan utusan untuk tinggal di dalamnya

Sakit yang diderita Nabi kian bertambah parah, hingga dalam sehari beliau mengalami pingsan beberapa kali, meski seperti itu beliau ingin meninggalkan dunia dengan tenang terhadap tanggung jawab umat beliau agar nantinya tidak tersesat setelah beliau meninggal. Rasulullah ingin menuliskan wasiat secara rinci agar mereka sepakati dan tidak mereka sengketakan.

Karena para sahabat berselisih di dekat beliau maka beliau tidak jadi menuliskan wasiat tersebut, setelah itu beliau menyampaikan tiga wasiat, perawi menyampaikan dua di antaranya, usirlah oleh kalian orang-orang musyrik itu dari jazirah Arab dan izinkan utusan (tetap tinggal) seperti lamanya Rasulullah memberi mereka izin.

Tiga, Larangan menjadikan kuburannya sebagai masjid

Di antara ungkapan terakhir Rasulullah adalah, “Allah melaknat Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan makam para Nabi sebagai masjid, tidak akan kekal dua agama di Arab,”

Empat, Berbaik sangka kepada Allah

Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah berkata pada tiga hari sebelum kewafatannya: “Berbaik sangkalah kalian kepada Allah’.”

Lima, Wasiat menegakkan shalat dan menjaga budak

Anas bin Malik as berkata, “Saat sakaratul maut, Rasulullah mewasiatkan, jagalah shalat dan budak kalian, hingga nyawa beliau sudah sampai dada dan lisan beliau tidak bisa mengucapkannya.”

Enam, Tidak ada lagi berita-berita gembira kenabian kecuali mimpi

Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah membuka tirai sementara beliau sedang dibalut perban saat sakit yang membawa pada kematiannya, beliau bersabda, ‘Ya Allah aku telah menyampaikan tiga kali sesungguhnya tidaklah ada lagi kabar gembira kenabian kecuali hanya mimpi baik yang dilihat oleh seorang hamba yang shaleh, atau yang diperlihatkan kepadanya. Ingat aku dilarang untuk membaca Alqur’an saat ruku dan sujud. Saat rukuk agungkanlah Rabb, dan saat sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena doa kalian benar-benar akan dikabulkan’.

IHRAM

Bukti Penghambaan kepada Allah

Bismillah.

Allah berfirman,

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Makanlah kalian dari sebagian rezeki yang Allah berikan yang halal dan baik, dan bersyukurlah kalian atas nikmat Allah apabila kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. An-Nahl: 114)

Mensyukuri nikmat Allah adalah perkara yang wajib bagi seorang muslim. Sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada diri kita. Baik kenikmatan yang lahir maupun batin. Kenikmatan yang terkait dengan urusan agama maupun kenikmatan yang terkait dengan urusan dunia. Nikmat Allah itu begitu banyak, bahkan tidak terhingga.

Di antara nikmat besar yang Allah berikan kepada kita adalah kehidupan kita di alam dunia ini. Ini merupakan nikmat yang wajib kita syukuri dengan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman,

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian Yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)

Para ulama kita telah menjelaskan bahwa di antara tanda kebahagiaan seorang hamba adalah apabila diberi kenikmatan, maka dia pun bersyukur kepada Allah. Syukur kepada Allah ini mencakup amalan hati, amalan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Dengan hati, ia mengakui bahwa nikmat ini datang dari Allah. Dengan lisan, dia memuji Allah dan menyandarkan nikmat itu kepada-Nya. Dan dengan anggota badan, yaitu dia menggunakan nikmat itu dalam rangka ketaatan.

Buah syukur kepada Allah

Oleh sebab itu, para ulama menjelaskan bahwa amal saleh dan ibadah merupakan bukti syukur kepada Allah. Dan pokok dari syukur itu adalah dengan mentauhidkan-Nya, tidak beribadah, kecuali kepada Allah semata. Inilah kewajiban terbesar umat manusia kepada Rabbnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Sesungguhnya hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman,

أنا أغنى الشركاء عن الشرك؛ من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركتُه وشِرْكَه

“Aku adalah Zat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Allah tidak menerima amalan yang tercampur dengan syirik. Allah berfirman,

وَلَوۡ أَشۡرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ

“Dan seandainya mereka itu melakukan syirik, pasti akan lenyap semua amal yang dahulu pernah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88).

Dari sini, kita mengetahui bahwa hakikat syukur kepada Allah adalah dengan mempersembahkan segala bentuk ibadah untuk Allah semata dan meninggalkan segala bentuk syirik dan kekafiran.

Allah berfirman,

 فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا

“Maka, barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal saleh dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Maka, seorang yang berbuat syirik -apakah itu syirik besar maupun syirik kecil- sesungguhnya dia adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah, walaupun secara fisik penampilannya di mata khalayak dia melakukan kebaikan dan berbagai bentuk amal kebaikan. Orang yang riya’, orang yang ujub, orang yang selalu menyandarkan nikmat kepada kemampuan diri dan keahliannya. Maka, mereka adalah orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah.

Muhammad bin Ka’ab rahimahullah menjelaskan maksud ayat,

 ٱعۡمَلُوۤا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكۡرࣰاۚ

“Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk syukur.” (QS. Saba’: 13). Kata beliau, “Hakikat syukur adalah bertakwa kepada Allah dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya.” (lihat Min Kitab Az-Zuhd li Ibni Abi Hatim, hal. 65)

Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Syukur adalah menunaikan ketaatan kepada Sang pemberi nikmat dengan pengakuan dari dalam hati bahwa nikmat datang dari Allah disertai pujian dengan lisan, dan ketaatan dengan segenap anggota badan.” (lihat Tafsir Surat Luqman, hal. 74)

Makhlad bin Al-Husain rahimahullah berkata, “Orang-orang dahulu mengatakan bahwa syukur itu adalah dengan meninggalkan maksiat.” (lihat ‘Uddatu Ash-Shabirin, hal. 242)

Muhammad bin Al-Hasan rahimahullah menceritakan, “As-Sari bertanya kepadaku, ‘Apakah puncak syukur itu?’ Aku menjawab, ‘Yaitu Allah tidak didurhakai pada satu nikmat pun -yang telah diberikan-Nya-.’ Lalu dia mengatakan, ‘Jawabanmu tepat, wahai anak muda.’” (lihat Al-Fawa’id wa Al-Akhbar wa Al-Hikayat, hal. 144)

Karena itulah, Abu Hazim rahimahullah mengatakan, “Setiap nikmat yang tidak menambah dekat kepada Allah adalah malapetaka.” (lihat ‘Uddatu Ash-Shabirin, hal. 243)

Mensyukuri nikmat Allah -termasuk di dalamnya nikmat ketaatan- secara lisan adalah dengan menyandarkan nikmat-nikmat tersebut kepada Zat yang telah memberikannya, memuji-Nya, dan tidak berpaling/menyandarkan nikmat itu kepada selain-Nya. (lihat Transkrip Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Syekh Shalih Alusy Syekh, hal. 5)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةࣲ فَمِنَ ٱللَّهِۖ

“Apapun nikmat yang ada pada kalian adalah datang dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)

Termasuk dalam bentuk nikmat -yang harus kita syukuri- adalah ketaatan yang telah kita lakukan. Ini semuanya adalah anugerah dan nikmat dari Allah. Bahkan, nikmat iman dan ketaatan ini adalah nikmat yang lebih agung daripada nikmat-nikmat keduniaan. Oleh sebab itu, sudah semestinya kita senantiasa mensyukurinya. (lihat Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Syekh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak hafizhahullah, hal. 8)

Cara mensyukuri nikmat

Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya,

“Bagaimanakah cara untuk mensyukuri nikmat-nikmat? Dan apakah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim berkaitan dengan nikmat-nikmat yang begitu banyak ini yang tidak terhingga dan tidak terhitung?”

Beliau menjawab,

“Yang wajib dilakukan ialah mensyukuri nikmat-nikmat itu. Mensyukuri nikmat adalah jaminan untuk tetap bertahannya nikmat. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu memberikan pernyataan bahwa ‘Jika kalian bersyukur, pasti Aku akan memberikan tambahan (nikmat) kepada kalian. Akan tetapi, jika kalian kufur, sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.’”

Syukur itu terwujud dengan tiga hal. Ia memiliki tiga pilar. Tidak dikatakan syukur, kecuali dengan terpenuhi ketiga-tiganya.

Pertama, mengakui dari dalam hati bahwa nikmat-nikmat itu bersumber dari Allah. Yaitu, kamu mengakui di dalam hatimu bahwa nikmat-nikmat ini datang dari Allah Jalla wa ‘Ala, dan bahwa ia merupakan karunia dari Allah kepadamu dan kaum muslimin.

Kedua; menceritakan nikmat itu secara lahiriah.

وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

“Adapun dengan nikmat Rabb-mu, maka ceritakanlah.”

Hendaknya kamu menceritakan nikmat-nikmat Allah itu dan mensyukurinya. Anda ingatkan saudara-saudara anda terhadap nikmat itu dan perintahkan mereka untuk bersyukur atasnya.

Ketiga, menggunakan nikmat itu dalam hal ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu menaati Zat yang telah melimpahkan dan mencurahkan nikmat itu kepada kita.

***

Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.

Sumber : http://alfawzan.af.org.sa/node/16276

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87289-bukti-penghambaan-kepada-allah.html

Shalat Subuh dan Kesehatan Jasmani

MAHA Suci Allah yang telah mensyariatkan ibadah shalat. Dengan melaksanakan shalat, selain sebagai sarana ibadah kepada-Nya (QS Adz-Dzariyat [51]: 56), secara otomatis orang yang istiqamah menjalankan akan meraih manfaatnya. Termasuk manfaat kesehatan jasmani maupun rohani. Dan, Allah SWT lebih mencintai mukmin yang kuat (sehat) daripada mukmin yang lemah (sakit-sakitan). (HR Muslim).

Shalat sebagaimana dikemukakan oleh Adnan Tharsyah dalam bukunya ‘Keajaiban Shalat Bagi Kesehatan’ dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Manfaat ini dapat diperoleh secara otomatis oleh orang-orang yang mampu dan mau menjaga shalatnya secara ikhlas karena Allah SWT.

Di antara manfaat shalat bagi kesehatan itu adalah: memperbaiki kerja jantung; memperluas pembuluh darah dan urat serta membangkitkan kembali sel-sel; menghilangkan susah tidur; menambah kekebalan dari berbagai penyakit dan radang persendian; memperkuat otot dan menambah elastisitas persendian; menghilangkan ketegangan pada otot dan sendi; memperkuat anggota badan dan menjauhkan kelembekan.

Memperoleh kemampuan fisik dan hati; menambah kekuatan, vitalitas, dan keaktifan; memperbaiki tubuh yang cacat dan distorsi yang terus-menerus; memperkuat naluri untuk berkonsentrasi dan daya ingat; memperoleh sifat-sifat terpuji seperti disiplin, tolong menolong, jujur, ikhlas, dan lain sebagainya; bagi olahragawan, shalat dapat memberikan kebugaran tubuh; dan shalat adalah sarana pengganti dari kekurangan dan lemahnya fisik yang ditimbulkan oleh aktifitas pekerjaan.

Demikian halnya dengan shalat Subuh. Shalat Subuh yang dikerjakan pada waktu pagi memiliki manfaat bagi kesehatan. Selain manfaat kesehatan secara umum di atas, juga manfaat karena terletak pada waktu dan gerakannya.

Pada waktu pukul 06.00 pagi sampai pukul 12.00 siang, serangan jantung akan menjadi cepat pada waktu-waktu tersebut. Pada saat itu terjadi peningkatan tegangan saraf simpatis, dan penurunan tegangan saraf parasimpatis.

Pada waktu pagi dini hari sekitar pukul 03.00 pagi sampai siang hari, secara perlahan dalam tubuh manusia terjadi peningkatan adrenalin menyebabkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya terjadi peningkatan aktifitas agregasi trombosit (sifat saling menempel pada sel trombosit yang mengakibatkan darah membeku) meskipun kita tertidur. Penyempitan pembuluh darah berefek negatif bagi tubuh karena pengaruh lancar atau tidaknya aliran darah. Tubuh memerlukan suatu zat yang ada pada sel pembuluh darah untuk melebarkan kembali pembuluh darah. Zat tersebut bernama NO (Nitrik Oksida).

Saat kita bangun di pagi hari menjalankan shalat, tubuh akan aktif menaikkan kadar zat NO dalam tubuh. Gerakan-gerakan yang dibangun pada pagi hari membuat produksi zat NO naik lebih cepat sehingga mencegah darah membeku karena efek agregasi trombosit berkurang. (http://prasdelsehati.com).

Adnan Tharsyah secara khusus menambahkan manfaat dari shalat Subuh bagi kesehatan, seperti dapat menerangi wajah, menguatkan fungsi hati, menyegarkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memperlancar peredaran darah setelah tidur, menjaga kesehatan, mengusir kesedihan, dan mencegah penyakit-penyakit kejiwaan.

Di samping itu, ilmu pengetahuan kontemporer menemukan bahwa terdapat gas ozon (O_3) yang mengandung kadar oksigen paling tinggi pada waktu Subuh, kemudian menurun secara bertahap sampai terbitnya matahari.

Hasil praktek kedokteran di Jerman Barat menunjukkan bahwa gas ozon (O_3) bisa digunakan dalam mengobati beragam penyakit kronis yang menimpa paru-paru dan hati. Begitu pula wabah penyakit dalam hati, menguatkan pembuluh darah, meringankan penyakit-penyakit diabetes, seperti keluarnya luka dan nanah, serta melancarkan peredaran darah dalam pembuluh darah, penyakit asma dan alergi.

Selain itu, gas ozon (O_3) juga bermanfaat bagi sistem imunitas tubuh, mengobati penyakit-penyakit penuaan, penyakit dada dan hati, serta melancarkan sel-sel tubuh. Allahu Akbar.

Hal ini pun diakui oleh dokter Susi Lusiyanti, salah seorang peserta majelis taklim pekanan yang penulis sebagai pematerinya. Di sela-sela kesibukannya melayani masyarakat, ketika penulis mengkonfirmasi terkait manfaat shalat Subuh bagi kesehatan, dokter Susi menjelaskan,

“Ketika tubuh bangun pagi dan melakukan shalat Subuh serta berjalan pagi menuju masjid maka secara tidak langsung tubuh melakukan olahraga yang dapat menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan sel tubuh sehingga tubuh akan kembali segar.”

Tentu masih banyak lagi manfaat dari shalat Subuh yang tidak penulis ketahui. Maka, pantas jika Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ

Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar.  Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 657)

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun mereka harus merangkak.” (HR: Bukhari dan Muslim).  Subhanallah.*/ H Imam Nur Suharno, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (SETIA) Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

HIDAYATULLAH

Inilah Macam-Macam Pengobatan Syar’i

Seorang dokter muslim harus memahami  tentang pengobatan syar’i yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah, serta mengkabarkan kepada pasien dan mengajarkan kepada mereka. Di antara pengobatan syar’i yang penting untuk diketahui :

(1). Berobat dengan Al Qur’an

Allah Ta’ala berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “ ( Al Isra’:82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengobati dirinya dengan bacaan Al Qur’an. Demikian pula ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah memegang kedua tangan Rasululllah, kemudian membacakan (ayat Al Qur’an) pada keduanya, kemudian mengusap dengan kedua tangan beliau ke seluruh tubuhnya dalam rangka berharap barokah dari kedua tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “ Hal yang sudah diketahui bahwa sebagian perkataan memiliki kekhususan dan manfaat untuk memberikan pengaruh kesembuhan. Maka tidak diragukan lagi tentang keutamaan kalam Rabbul ‘alamin, yang keutamaannya terhadap seluruh perkataan  seperti keutamaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Kalam Allah merupakan obat yang sempurna dan bemanfaat, sekaligus cahaya dan petunjuk, serta rahmat yang luas. Seandainya diturunkan kepada gunung, niscaya gunung tersebut hancur  karena kebesaran dan keagungan-Nya “.

Maka hendaknya seorang dokter muslim juga mengajarkan kepada pasien ruqyah dengan Al mu’awwidzaat (surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas), Ayat Kursi, serta surat Al Fatihah. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada sekelompok sahabat Rasulullah yang sedang melakukan perjalanan. Kemudian mereka sampai ke suatu kampung Arab kemudian meminta izin untuk bertamu. Namun masyarakat tersebut menolak untuk menjamu mereka. Suatu saat pimpinan masyarakat tersebut disengat binatang, kemudian mereka berusaha mengobatinya dengan segala yang mereka punya namun tidak bermanfaat sedikitpun. Sebagian di antara mereka berkata,

“ Bagaimana jika engkau menemui sekelompok orang yang datang kepada kita, barangkali mereka punya sesuatu untuk mengobati”.

Maka mereka pun mendatangi para sahabat dan berkata,

“ Wahai kaum pendatang, sesungguhnya pemimpin kami disengat binatang. Kami telah mencoba berbagai pengobatan  namun tidak bermanfaaat. Apakah kalian punya sesuatu untuk mengobati?”

Maka di antara para sahabat ada yang menjawab,

“ Ya. Demi Allah, saya akan meruqyah. Akan tetapi kami telah meminta izin untuk bertamu kepada kalian, namun kalian tidak mau menjamu kami. Aku tidak akan meruqyah sampai kalian memberi kami imbalan”.

Kemudian mereka memberikan hadiah kambing. Sahabat tersebut meruqyah dengan meludah dan membacakan surat Al Fatihah sehingga pemimpin tersebut sembuh. Setelah itu sahabat tersebut kembali kepada kelompoknya. Salah seorang di antara sahabat berkata ,

“ Bagilah kambing tersebut! “.

Namun orang yang meruqyah berkata,

“Jangan kalian lakukan sampai kita bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjelaskan kepada beliau. Akhirnya mereka bertemu Rasulullah dan menjelaskan yang terjadi kepada beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“ Siapa yang memberitahu kalian bahwa surat Al Fatihah adalah ruqyah? Ambillah kambing-kambing tersebut dan aku juga diberi bagian” (Muttafaqun ‘alaih)

(2). Ruqyah dan Doa-Doa Nubuwah

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta perlindungan kepada Allah untuk anggota keluarganya.  Beliau mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

 “ Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (Muttafaqun ‘alaihi)

Diriwayatkan pula dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa kepada orang yang sakit :

بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ

“ Dengan menyebut nama Allah , dengan debu tanah kami, dan ludah salah satu dari kami, mudah-mudahan yang sakit di antara kami diberi kesembuhan, dengan izin Rabb kami) ” (Muttafaqun ‘alaihi)

Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abul ‘Aas ats Tsaqafy, beliau pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  tentang rasa nyeri yang dia dapatkan pada dirinya sejak dia masuk IslamMaka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “ Taruh tanganmu pada bagian yang sakit dan ucapkanlah, Bismillah sebanyak tiga kali. Kemudaian ucapkanlah sebanyak tujuh kali : 

أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuatan-Nya dari kejahatan yang aku temui dan aku takuti ” (H.R. Muslim)

(3). Air Zam-Zam

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“ Air Zam sesuai dengan (keinginan) orang yang meminumnya “ (H.R Ibnu Majah, shahih)

Ibnul ‘Arabi rahimahullah berkata, “ Efek penyembuhan dengan air zam-zam tetap ada sampai hari kiamat, bagi orang yang benar niatnya dan tidak mendustakannya, serta tidak minum hanya untuk mencoba-coba. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertawakal ”

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “ Saya dan sebagian orang yang lain telah mencoba minum air zam-zam untuk tujuan menyembuhkan dari berbagai penyakit. Dengan izin Allah penyakit tersebut dapat hilang” Beliau juga pernah berkata, “ Saya pernah tinggal di Mekah beberapa waktu. Saya sakit dan tidak menemukan dokter maupun obat-obatan. Saya kemudian berobat sendiri dengan surat Al Fatihah dan meminum air zam-zam. Saya membacakan di atas air zam-zam surat Al Fatihah beberapa kali kemudian saya meminumnya. Setelah itu penyakit tersebut dapat sembuh. Semenjak itu, saya berikhtiar dengannya untuk banyak penyakit dan ternyata dapat bermanfaat ”

(4). Madu

Allah Ta’ala menjadikan di dalam madu ada oabat untuk penyakit-penyakit. Allah Ta’ala berfirman :

يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ

Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia “ (An Nahl:69)

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الشِّفَاءُ فِيْ ثَلاَثَةٍ: شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَإِنِّيْ أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنْ الْكَيِّ

“ Kesembuhan ada dalam tiga perkara , minum madu, pada sayatan pisau bekam, dan pengobatan kay menggunakan api. Namun aku melarang dari umatku berobat dengan kay “ (H.R. Bukhari)

Diterjemahkan dari buku Risalah ilaa at Thabib al Muslim hal 19-21 karya Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafidzahullah

Penerjemah : Adika Mianoki

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/55497-inilah-macam-macam-pengobatan-syari.html

Berkenalan dengan Hati (Bag. 2)

Sebagaimana dengan jasad, hati juga dapat mengalami seperti apa yang dirasakan pada kondisi tubuh seperti sehat, sakit, hidup, dan mati. Pada artikel yang lalu (Berkenalan dengan Hati bag. 1) telah dijelaskan tentang sifat dan kondisi hati.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).(HR. Bukhari dan Muslim)

Hati dapat beramal saleh dan bermaksiat

Sebagaimana anggota tubuh (jasad), hati dapat melakukan amal saleh dan dapat pula melakukan maksiat. Contoh amalan saleh dari hati adalah tawakal, muhasabah, sabar, syukur, rida, dan yang lainnya. Contoh maksiat hati seperti hasad, sombong, zina, dan sebagainya.

Amalan hati juga tidak terbatas waktu dan pahala, sedangkan amalan anggota badan terbatas pada waktu, tempat, dan pahala. Tatkala kita salat Subuh, maka pahala dan waktu hanya terbatas pada saat itu saja. Begitu pula haji, maka ketika rangkaian ibadah haji tersebut berakhir, maka selesai pula ibadah dan pahalanya. Hal ini berbeda dengan amalan hati yang tidak mengenal tempat dan waktu. Ia dapat beribadah dengan hatinya sepanjang waktu. Sebagaimana seseorang yang senantiasa bersyukur dan bersabar, maka ia akan mendapatkan aliran pahala dari Allah.

Sebaliknya, maksiat hati dosanya akan mengalir jika ia senantiasanya bermaksiat dengannya.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.Ada seseorang yang bertanya, Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?Beliau menjawab, Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.(HR. Muslim)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إن اللهَ كتب على ابنِ آدمَ حظَّه من الزنا ، أدرك ذلك لا محالةَ ، فزنا العينِ النظرُ ، وزنا اللسانِ المنطقُ ، والنفسُ تتمنى وتشتهي ، والفرجُ يصدقُ ذلك كلَّه أو يكذبُه

Sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya.(HR. Bukhari)

Hati dapat menghitam

Seringkali seseorang begitu perhatian dengan penampilan pakaiannya. Jika baju yang ia pakai kotor atau terkena noda, segera mungkin ia bersihkan, apalagi yang dipakai adalah baju kesayangannya. Padahal, ada sesuatu yang lebih patut kita jaga dan berbahaya dampaknya bila terkena noda dan kotoran, yaitu hati.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristigfar dan bertobat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa, niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka. (QS. Al-Muthaffifin: 14)’”. (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu. Hadis ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi)

Sehingga agar hati kita bersih dan sehat, maka jauhilah berbagai macam maksiat dan keburukan.

Banyak tertawa bisa mematikan hati

Tertawa asalnya adalah hal yang dibolehkan. Nabi  shallallahu ’alaihi wasallam pun juga bercanda dan tertawa. Namun,  jika terlalu berlebihan dan terus-menerus dilakukan dapat mengeraskan hati, bahkan bisa mematikan hati. Apabila hati telah keras dan mati, maka seseorang akan sulit menerima kebenaran dan tersentuh dengan kebaikan dan kelembutan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Tirmidzi, disahihkan Syekh Al-Albani)

Melembutkan hati dengan mengusap kepala anak yatim dan ziarah kubur

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu beliau berkata kepadanya,

إن أردت أن يلين قلبك فأطعم المساكين و امسح رأس اليتيم

Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim. (HR. Ahmad, disahihkan oleh Syekh Al-Albani)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ

“Dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur, sekarang berziarahlah. Karena ziarah dapat melembutkan hati, membuat air mata menetes, dan mengingatkan akhirat.” (HR. Al-Hakim, dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz)

Hati menyelamatkan pada hari kiamat

Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ  إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(Ingatlah) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan (membawa) hati yang selamat.  (QS. As-Syu’ara: 88-89)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa hati yang selamat adalah hati yang selamat dari syirik, dengki, hasad, kikir, sombong, cinta dunia, dan kedudukan. Ia selamat dari setiap penyakit yang menjauhkannya dari Allah. Selamat dari setiap syubhat yang bertentangan dengan dalil. Selamat dari setiap syahwat yang bertabrakan dengan perintah-Nya. Dan selamat dari setiap keinginan yang berlawanan dengan keinginan-Nya. (Lihat Ad-Da’ wad Dawa’, hal. 219)

Semoga kita termasuk golongan orang yang senantisa dimudahkan untuk memperhatikan kebaikan dan kesehatan hati kita, sehingga dapat bertemu dengan Allah dengan hati yang selamat.

[Selesai]

***

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87259-berkenalan-dengan-hati-bag-2.html

Inilah 10 Dalil Haramnya Judi

Judi, suatu kegiatan yang masih sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin sekarang ini. Sebenarnya, bagaimana hukum judi dalam islam? Berikut penjelasan dari Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah.

Dalil 1: judi digandengkan dengan khamr, berkurban untuk berhala dan mengundi nasib

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).

Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menggandengkan judi atau qimar dengan khamr, al anshab dan al azlam. Ini adalah perkara-perkara yang tidak diragukan lagi keharamannya. Oleh karena itu ini menjadi dalil haramnya judi.

Al khamru (khamr) sudah kita ketahui bersama, ia adalah minuman yang jika diminum oleh seseorang maka akan membuatnya mabuk, lalu hilang akalnya, seluruhnya ataupun sebagiannya. Sehingga ia berbicara dan beraktifitas tanpa berpikir dan tanpa akal. Terkadang membuatnya jatuh kepada zina, terkadang kepada pembunuhan, kadang kepada pembakaran, terkadang menceraikan istrinya, dan semisal itu. Oleh karena itu syariat pun mengharamkannya.

Adapun al anshab (berkurban untuk berhala), itu haram melakukannya. Karena ia adalah sarana untuk beribadah kepada berhala.

Sesuatu yang digandengkan dengan al anshab, khamr, dan al azlam, tidak ragu lagi ia haram hukumnya dan besar dosanya.

Dalil 2: judi disebut dengan rijs (najis)

Ar rijs artinya najis. Adapun ar rujz artinya dosa, dan semua yang mengandung bahaya. Allah terkadang menyebut berhala dengan rijs, seperti dalam firman-Nya:

فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ

maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu” (QS. Al Hajj: 30).

Dan terkadang Allah menyebutnya dengan rujz.

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS. Al Mudatsir: 5).

Ar rujz, dengan huruf ra’ di-dhammah, atau bisa juga ar rijz jika mengikuti riwayat qiraah yang huruf ra’ nya di kasrah.

Dalil 3: judi adalah amalan setan

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa judi adalah amalan setan dalam firmannya (yang artinya) : “…(judi) adalah termasuk perbuatan syaitan“. Dan semua amalan yang merupakan amalan setan, hukumnya haram. Karena setan itu sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan.

Maka jika ada sudah mengetahui bahwa judi adalah amalan setan, maka ketahuilah bahwa setan itu tidaklah mendatangimu kecuali untuk mengelabuimu dan menipumu, serta membuat permusuhan antara engkau dan saudaramu.

Maka setan adalah musuh manusia.

Allah Ta’ala telah memperingatkan manusia dari musuh ini dengan peringatan yang keras. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Fathir: 6).

Dan Allah juga mengabarkan kepada kita bahwa setan telah memperdaya Nabi Adam dan Hawa sehingga mereka dikeluarkan dari surga. Dan setan bersumpah kepada Adam dan Hawa bahwa ia adalah pemberi nasehat, padahal ia pendusta. Allah Ta’ala berfirman:

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

(setan) bersumpah kepada keduanya: ‘saya adalah pemberi nasehat kepada kalian berdua‘” (QS. Al A’raf: 21).

Allah memberi kita peringatan terhadap musuh besar kita ini dalam firman-Nya:

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga” (QS. Al A’raf: 27).

Maka setan ini adalah musuh manusia, dan ia sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia. Khamr, judi, al anshab, dan al azlam adalah amalan setan, maksudnya amalan inilah yang dibawa oleh setan. Dan amalan-amalan inilah yang dibisikan oleh setan kepada para hamba, dan setan menghias-hiasanya sehingga manusia terbujuk melakukannya dan terjerumus ke dalamnya.

Jika anda sudah mengetahui suatu perkara itu adalah amalan setan, maka wajib bagi anda untuk menjauhinya dan meninggalkannya hingga anda selamat. Karena setan itu tidak menginginkan dari anda kecuali kebinasaan dan kesesatan bagi anda. Dan setan itu senantiasa bercokol di hati manusia, membisikkan dada manusia.

Allah telah menurunkan sebuah surat, yang ia merupakan surat yang urutannya terakhir. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia” (QS. An Naas: 1-6).

Bisikan kejahatan ke dalam dada di sini maksudnya adalah setan. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia dari kejahatan setan ini. Yang masuk ke dalam dada dan membisikan keburukan ke dalamnya. Ia juga mengajak kepada keburukan, menghias-hiasi keburukan seolah-olah nampak baik, menumbuhkan ide-ide dalam pikiran manusia dan menggiring mereka untuk mewujudkannya.

Namun Allah Ta’ala telah menyiapkan perisai dan tameng dari keburukan setan bagi hizbullah dan para wali Allah. Dan Allah juga telah memilih hamba-hamba-Nya yang Ia selamatkan dan amankan dari keburukan setan. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat” (QS. ِAl Hijr: 42).

Maka hamba-hamba Allah yang terpilihlah yang selamat dari keburukan setan dan setan tidak mampu menggodanya. Setan sendiri telah mengecualikan mereka, setan berkata:

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

kecuali para hamba-Mu yang ikhlas” (QS. Al Hijr: 40).

Jika anda telah memahami permusuhan kita terhadap setan ini, kita akan mengetahui betapa setan sangat berambisi untuk menggunakan berbagai macam tipu daya dan sarana untuk menyesatkan manusia. Bahkan Allah menyebutkan hal ini:

وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ

dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya” (QS. An Nisa: 119).

Dan firman Allah Ta’ala:

لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا

niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil” (QS. Al Isra: 62).

Maksudnya anak cucu Adam, kecuali sedikit saja. Maka Allah pun memberikan kita waktu tenggang. Ia berfirman:

إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ

Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh” (QS. Al A’raf: 15)

Maksudnya diberi waktu tunda.

Allah juga berfirman:

اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ

Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki” (QS. Al Isra: 63-64).

Artinya: “tipulah manusia dengan segala tipu daya, jerumuskan mereka dengan segala cara, goda mereka dengan segala sarana yang mungkin”. Maka setan itu sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia dan ia akan mengerahkan segala daya upaya untuk menyesatkan setiap manusia. Dan makhluk ini memiliki kemampuan, memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi manusia.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa setan mengalir bersama aliran darah manusia. Artinya, ia berjalan dalam diri manusia hingga ke setiap anggota badannya hingga mengalir dalam jasadnya, sebagaimana mengalirnya darah dalam tubuh manusia.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda bahwa setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana mengalirnya darah, dan ia memberikan was-was dalam hatinya sedangkan manusia tersebut tidak melihatnya. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” (QS. Al A’raf: 27). 

Yang dimaksud, makhluk yang sejenis jin dan semisalnya yang kamu tidak bisa melihat mereka. Namun Allah telah menjadikan perkara-perkara yang menjadi perlindungan bagi kita. Misalnya ketaatan, ia adalah perlindungan dari setan. Dzikrullah juga perlindungan dari setan, menyempurnakan ibadah, membaca dan mentadabburi Al Qur’an, dzikir rutin, membaca tasbih dan semisalnya semua ini juga perlindungan dari setan.

Inilah beberapa pelindungan yang menghalangi kita dari setan, ketika anda melakukannya dengan ikhlas dan tulus, itu dapat melindungi anda dan bermanfaat bagi anda dengan izin Allah.

Kesimpulannya, perkara-perkara ini yaitu khamr, judi, al anshab, al azlam, telah Allah haramkan dengan sebab ia adalah amalan setan.

Yaitu perkara-perkara ini adalah perkara yang dilakukan setan dan didakwahkan oleh setan untuk melakukannya. Setanlah yang mengajak membangun berhala-berhala hingga mereka disembah. Setanlah yang mengajak manusia untuk minum khamr. Setanlah yang mengajak manusia untuk berjudi. Setanlah yang mengajak manusia untuk mengundi nasib dengan anak panah.

Dengan demikian perkara-perkara ini adalah amalan setan.

Jika anda telah mengetahui hal tersebut, maka jauhilah hingga anda selamat dari was-was setan.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan“.

Dalil 4: Allah memerintahkan untuk menjauhi judi

Allah Ta’ala memerintahkan untuk menjauhi empat hal ini yaitu khamr, judi, al anshab dan al azlam. Dan al ijtinab itu lebih mendalam dari pada at tark. Karena al ijtinab itu artinya: jauhkan diri darinya, ini lebih mendalam dari pada mengatakan: tinggalkan ia. At tark tidak melazimkan penjauhan diri, sedangkan al ijtinab itu maknanya lebih dalam, karena artinya: tinggalkan dan jauhilah, pergilah ke arah yang jauh darinya. Dan judi termasuk dalam empat hal ini.

Maka menjauh dari judi itu lebih selamat, sedangkan mendekat kepada perjudian itu biasanya menjadi sebab atau sarana terjerumusnya seseorang ke dalamnya.

Oleh karena itu Allah memerintahkan kita untuk tajannub, yaitu menjauhinya. Maka janganlah kita mendekati tukang judi dan jangan berteman dengannya, jangan membersamainya, jangan bermuamalah dengannya, jangan mencintainya, jangan duduk bersama dengannya, serta jangan kasihan padanya.

Bahkan seharusnya anda menjauh sejauh-jauhnya sehingga kehormatanmu, agamamu, akidahmu selamat. Karena kondisi agamamu berada dalam kekhawatiran jika anda mendekat dengan hal-hal tersebut, atau jika anda duduk bersama dengan tukang judi atau tukang minum khamr, dan semacamnya.

Dan yang semisal mereka, dikhawatirkan akan mengotori kehormatanmu dan agamamu. Atau bisa jadi anda terjerumus ke dalamnya walaupun sedikit, atau engkau menyukai sesuatu dari hal-hal tersebut, atau semisalnya. Inilah sebabnya mengapa Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menjauhinya dalam firman-Nya (yang artinya) : ‘‘Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu..“.

Dalil 5: didapatkannya keberuntungan dengan menjauhi judi

Dalam firman Allah Ta’ala disebutkan: “semoga engkau beruntung“. Al falah artinya kemenangan, keberhasilan, kebahagiaan di dunia dan akhirat, mendapatkan apa yang diinginkan, meraih apa yang diminta. Inilah al falah. Maka muflih adalah orang yang mendapatkan apa yang ia minta.

Namun kapan anda mendapatkan al falah?

Jawabnya yaitu ketika anda menjauhi empat perkara ini yang diantaranya: judi.

Jika anda menjauhinya, menghindarinya, dan membenci pelakunya, maka anda termasuk muflihin, artinya semoga anda termasuk orang yang mendapatkan al falah. Sebab inilah yang dikaitkan oleh Allah Ta’ala dengan sifat al falah, yaitu menjauhi empat perkara tersebut, termasuk judi.

Maka al falah bisa didapatkan dengan menjauhi judi, dan kebinasaan bisa menghampiri dengan mendekati judi, dan kehancuran akan terjadi jika melakukannya, kesesatan akan datang jika terus-menerus melakukannya. Maka tidak ragu lagi akan haramnya judi.

Dalil 6: judi menimbulkan permusuhan di antara manusia

Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu (lantaran meminum khamar dan berjudi itu)” (QS. Al Maidah: 91)

Maksudnya, setan bersemangat untuk menimbulkan permusuhan di antara manusia. Dan al ‘adawah artinya: muqatha’ah (pemutusan), yakni antara sesama saudara seiman saling memutus hubungan.

Atau antara dua sahabat saling memutus hubungan, atau saling membenci, atau saling memboikot.

Maka persaudaraan pun putus, mereka saling memutus hubungan satu sama lain, saling menjauhi, saling mencela, dan mudah untuk meng-ghibah-i dan mencederai kehormatan saudaranya, menuduhnya dengan hal yang buruk. Semua ini terjadi karena sebab khamr dan judi.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu (lantaran meminum khamar dan berjudi itu)“.

Dalil 7: judi menimbulkan kebencian di antara manusia

Al bughdhu adalah kebencian dan kemurkaan seseorang kepada orang lain serta ketidak-sukaan terhadap apa yang diperbuatnya. Jika timbul al bughdhu maka ujungnya adalah keterputusan hubungan dan pemboikotan serta saling menjauh yang menyebabkan perpecahan antara kaum Muslimin.

Di sini kami akan berikan beberapa contoh kebencian yang terjadi akibat perjudian.

Diantaranya, permainan yang dimainkan orang-orang lalu mereka membuat taruhan dari permainan tersebut. Yang menang akan mendapatkan uang yang dipertaruhkan.

Jika taruhan yang dipasang itu jumlahnya besar, terkadang membuat pemain yang kalah menjadi tidak memiliki harta lagi, ia kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya, bahkan sampai harus berhutang, dan menghalanginya untuk mendapatkan harta dari berbagai sisi (sehingga yang kalah ini akan benci kepada yang menang, red.).

Terkadang juga, pemain judi itu jengkel terhadap permainannya, ia memainkan permainan setan ini hingga kelelahan dan memaksakan diri, sehingga akhirnya ia mengambil harta tanpa hak.

Ini sudah pasti akan menimbulkan kebencian dari pihak yang dipaksa untuk diambil hartanya dan lalu si penjudi pun akan membencinya.

Jika demikian lalu akan timbul permusuhan antara keduanya, bahkan terkadang hingga terjadi pembunuhan. Permusuhan dan pembunuhan ini terjadi sebagai imbas dari adanya pemutusan hubungan dan pemboikotan serta saling membenci yang lalu menimbulkan perpecahan di tengah kaum Muslimin.

Lalu tercerai-berailah urusan mereka.

Ini akan menyebabkan semakin kuatnya musuh Islam dan dikuasainya harta kaum Muslimin oleh musuh Islam, serta dikuasainya negeri-negeri Islam. Ini semua diawali oleh khamr dan judi.

Allah Ta’ala telah memerintahkan kaum Muslimin untuk saling bersaudara dan saling mencintai, serta menghilangkan percekcokan dan kebencian yang ada di antara mereka.

Allah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk saling mengikat persaudaraan karena Allah telah menamai mereka semua sebagai Muslimin dan memberi mereka nikmat berupa persaudaraan karena agama. Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا

dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya” (QS. Al Imran: 103).

Allah Ta’ala memberikan nikmat kepada mereka dengan mempersatukan mereka setelah sebelumnya mereka berpecah-belah. Dan juga nikmat berupa persaudaraan setelah sebelumnya mereka saling memutus hubungan. Dan berupa saling mencintai di antara mereka setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan. Dan juga berupa saling terikatnya hati mereka, yang ini tidak ada yang mampu kecuali Allah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka” (QS. Al Anfal: 63).

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa wajib bagi kita untuk saling bersatu, dan dibencinya saling bermusuhan dan saling memutus hubungan. Wajib bagi kaum Muslimin untuk bersatu dan saling membantu. Dan Allah Ta’ala juga telah memerintahkan hal ini dalam firman-Nya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong menolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).

Dan Allah Ta’ala juga memerintahkan ketika terjadi peperangan antara dua pasukan kaum Muslimin, hendaknya kita mengusahakan perdamaian antara mereka hingga mereka bersatu. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Hujurat: 9).

Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mendamaikan kaum Muslimin, dan Allah telah menamai mereka sebagai saudara bagi kita, walaupun mereka saling memerangi. Dan Allah juga memerintahkan kaum Muslimin agar saling berjabat tangan karena mereka semua bersaudara.

Namun perkara ini, yaitu perjudian, menghilangkan rasa persaudaraan itu. Ia dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, saling memboikot, dan saling menjauh, padahal hal-hal ini dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam.

Jika kita sudah mengetahui hal ini, dan kita juga sudah mengetahui bahayanya, wajib bagi kita untuk menjauhinya.

Dalil 8: judi itu memalingkan orang dari dzikrullah

Berpalingnya orang dari dzikrullah, ini adalah dalil lain yang menunjukkan keharaman khamr dan judi. Yaitu dalam firman Allah Ta’ala :

وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ

..dan menghalangi kamu dari mengingat Allah..” (QS. Al Maidah: 91).

Maka permainan setan ini mengandung mafsadah yang besar, yaitu ia memalingkan orang dari dzikrullah. Dan ini sudah terbukti di lapangan, orang yang memainkan permainan judi, bahkan walaupun tidak menggunakan taruhan, ia akan tersibukan dengannya dan menghabiskan waktu yang banyak serta sangat menikmati permainan tersebut.

Mereka mengklaim hal itu untuk menyegarkan jiwa dan menyenangkan jiwa mereka.

Mereka pun membuang-buang waktu padahal waktu dalam permainan ini. Maka dengan ini mereka berpaling dari dzikrullah dan menyibukkan diri dengan kelalaian dan permainan, hingga mereka lupa kepada Allah.

نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ

Mereka melupakan Allah, maka Allah pun melupakan mereka” (QS. At Taubah: 67).

Kami katakan kepada mereka, yang lebih utama bagi kalian, daripada waktu kalian digunakan secara sia-sia, lebih baik digunakan untuk menyibukkan diri dengan dzikrullah.

Kalian berdzikir kepada Allah, kalian bertadabbur, dan banyak perkara yang bisa kalian lakukan. Kalian bisa gunakan waktu kalian untuk hal-hal yang bermanfaat.

Adapun permainan-permainan ini, tidak ada manfaatnya di dunia dan di akhirat. Ia hanya memalingkan kalian dari dzikrullah, dari berdoa kepada Allah, dari ibadah kepada-Nya, dan membuat kalian lalai dan keras hati.

Dalil 9: judi melalaikan orang dari shalat

Judi melalaikan orang dari shalat, ini suatu hal yang sudah terbukti. Orang yang menghabiskan waktu mereka dengan permainan judi secara umum adalah orang-orang yang melalaikan shalat. Dan mereka juga lalai dari ibadah-ibadah yang lain.

Jika mereka melakukan ibadah pun biasanya disertai lupa dan was-was. Dan mereka juga sering begadang sepanjang malam sehingga tertidur ketika waktu shalat subuh, dan juga mengerjakan shalat-shalat yang lain. Atau minimalnya mereka tidak melaksanakan shalat secara berjama’ah.

Apakah ini tidak cukup untuk menunjukkan keharaman judi?

Dalil 10: adanya perintah Allah untuk berhenti dari judi

Allah Ta’ala berfirman:

فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

lalu mengapa kalian tidak berhenti?” (QS. Al Maidah: 91).

Ini adalah dalil yang jelas yang menunjukkan keharaman judi. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berhenti dari perjudian. Al intiha (berhenti) maknanya mencakup meninggalkan sekaligus bertaubat darinya. Oleh karena itu, ketika ayat ini turun, para sahabat pun berkata:

انتهينا .. انتهينا

sekarang juga kami berhenti.. kami berhenti..!

Maksudnya: kami telah berhenti dari minum khamr dan bermain judi serta perbuatan haram lainnya. Maka firman Allah (yang artinya): “lalu mengapa kalian tidak berhenti?” adalah gaya bahasa tanya yang bukan bermaksud bertanya namun menyuruh. Maka maknanya: “berhentilah!“, artinya: sampai kapan kalian tidak berhenti melakukannya? sampai kapan kalian terus-menerus melakukannya? tidakkah tiba bagi kalian waktunya untuk berhenti? tidakkah kalian merasakan kerusakannya? mengapa kalian tidak berhenti? Maka para sahabat pun menjawab: “sekarang juga kami berhenti..!”

Inilah sepuluh dalil dari ayat yang mulia, yang menunjukkan keharaman judi. Wallahu a’lam.

Sumber: ibn-jebreen.com
Penerjemah: Yulian Purnama

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/28342-10-dalil-haramnya-judi.html

Hukum Lupa Membaca Doa Makan

APA hukum lupa membaca doa makan? Pernahkah Anda lupa bahkan tidak pernah baca do’a ketika makan?

Baiknya, sebagai seorang muslim yang baik tentunya kita berupaya menjalankan agama Islam dengan sebaik-baiknya termasuk dalam menjaga adab makan. Salah satu adab makan adalah berdo’a sebelum mulai makan.

Namun kadangkala kita lupa membaca do’a sebelum makan. Biasanya hal itu terjadi karena makanan yang kita hadapi adalah hidangan yang lezat atau menarik hati kita. Akhirnya kita pun makan dengan lahap sampai lupa membaca doa.

Tahukah Anda, ketika kita lupa membaca doa makan, setan sudah mengincar-incar untuk dapat makan bersama orang yang tidak ucapkan doa, seperti dikatakan  dari Ibnu Shabh, dari al-Mustsanni bin Abdurrahman al-huza’i, dari pamannya yang bernama Umayyah bin Mukhsyi. Dia adalah yang selalu menyertai Nabi Muhammad ﷺ, lalu dia berkata,

“Suatu ketika Nabi sedang duduk ada seorang sahabat beliau makan, dan tidak membaca bissmillah. Maka setan pun makan bersama dengannya, ketika makannya itu tinggal satu suap, orang itu berdo’a.

Hukum Lupa Membaca Doa Makan: Penjelasan Rasul

“Bissmillahi fii awwalihhi wa fii akhirihi” artinya Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhir.”

Kemudian beliau seraya bersabda, “Pada saat ini setan terus-menerus ikut dengan orang itu, namun ketika dia menyebut Nama Allah, maka dia memuntahkan semua makanan yang masuk ke dalam perutnya,” (Al-Hadits)

Oleh karena itu, perlulah kita ingat untuk berdoa, tahanlah terlebih dahulu hawa nafsu kita, jika ingin selamat. []

Sumber: 11 dari 101 Kisah Tawa dan Senyum Nabi Muhammad SAW/Karya: Abu Islam Ahmad/Penerbit: Al-Qalam

ISLAMPOS

Hasad, Ini Sebabnya Dilarang dalam Islam

SIFAT hasad, baik iri dan dengki, sangat dilarang dalam Islam.

Bahkan, dari kisah ini tampak seorang yang tak pernah memiliki sifat itu merupakan penghuni surga Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.

Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.” (HR Muslim no. 2564).

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam لاَ تَحَاسَدُوْا = artinya, jangan sebagian kalian dengki kepada sebagian yang lain.

Sifat hasad (iri dan dengki) ada pada watak manusia karena manusia tidak suka diungguli orang lain dalam kebaikan apa pun.

Contoh sikap dengki antara lain usaha menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang yang didengki dengan berbuat zalim kepadanya, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Ini merupakan dosa iblis yang dengki kepada Nabi Adam Alaihissallam ketika melihat beliau mengungguli para malaikat, karena Allâh menciptakan beliau dengan tangan-Nya sendiri, menyuruh para malaikat sujud kepada beliau, mengajarkan nama segala hal kepada beliau, dan menempatkan beliau di dekat-Nya.

Sifat hasad seperti inilah yang melekat pada orang-orang Yahudi. Allâh Azza wa Jalla menjelaskan dalam banyak ayat al-Qur’ân tentang hal itu. Seperti firman-Nya:

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

Banyak di antara ahli kitab yang ingin sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam hati mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka…” [al-Baqarah/2:109]

Atau firman Allâh Azza wa Jalla:

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allâh kepadanya? [an-Nisâ’/4:54]

Imam Ahmad rahimahullah dan at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwâm Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.

Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian.” []

Judi Online Ancaman Negara

Ketergantungan orang berjudi (adiksi judi), termasuk judi online berdampak pada masyarakat dan ancaman negara. Kejahatan judi online harus dibasmi ke akar-akarnya dan dimasukkan kejahatan transnasional terorganisasi atau transnational organized crime (TOC)

Oleh: Muhammad Iqbal

JUDI online marak menjamur seperti cendawan di musim hujan sudah menjadi penyakit masyarakat sebab banyak mengakibatkan kerusakan pada kehidupan pribadi dan kehidupan sosial.

Menurut Menkominfo di Prediksi kerugian masyarakat setiap tahunnya diprediksi 27 Trilyun Rupiah, angka yang sangat fantastis dengan konsekuensi rusaknya sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat, dengan disertai meningkatnya kasus judi akhirnya orang bisa membunuh, menipu, gemar berhutang, merusak karir, gangguan kejiwaan hingga merusak sendi-sendi keluarga.

Fenomena ini tentu saja sudah bisa dikategorikan ancaman Negara sebab judi online memberikan dampak buruk bagi kehidupan bangsa dan Negara, sehingga Negara tidak boleh hanya diam dan harus segera mengambil tindakan tegas kepada aktor utama judi online sehingga bisa mencegah kerusakan di masyarakat

Dalam perspektif psikologi, kecanduan/adiksi adalah perilaku dimana seseorang melakukan perbuatan yang menimbukan kesenangan, penasaran hingga ketergantungan.  Adiksi judi online dapat diidentifikasi dari beberapa hal.

Di antaranya adalah frekuensi bermain, berapa lama seseorang bermain dan sejauh mana seseorang melakukan aktifitas berulang? Ia melakukan karena perasaan penasaran dan ketergantungan?

Adiksi judi online bukan hanya memberikan dampak kepada keterpurukan ekonomi, namun juga merusakan kesehatan fisik, kesehatan mental dan merusak kehidupan sosial serta keluarga. Banyak di dapati pecandu juga akhirnya menyalahgunakan narkoba, mabuk sebagai bentuk mengurangi tekanan hidupnya

Secara psikologi seseorang yang kecanduan judi online dimulai dari beberapa fase (Cosenza,2020). Fase pertama,  dimulai dari muncul keinginan (craving) yang didapat dari berbagai sebab. Mulai dari coba-coba/iseng hingga karena dorongan dari dalam akibat frustasi dan ingin kaya secara instan ataupun karena pengaruh lingkungan.

Fase kedua adalah fase berjudi (gambling) dimana mereka mulai menikmati kesenangan dan kemenangan saat bermain judi sehingga timbul rasa penasaran. Fase ketiga adalah fase kejatuhan (chasing) dimana pelaku mulai mengalami kekalahan dan muncul rasa penasaran untuk terus mencoba agar kembali menang.

Fase keempat adalah fase penyesalan, akhirnya mereka mulai mengalami frustasi, marah, sedih, kecewa, menyesal hingga malu. Fase kelima adalah fase kerusakan, dimana mereka mulai berperilaku buruk, mencuri, menipu, berhutang, di PHK, bercerai, hingga berbuat kriminal dan mengalami gangguan kejiwaan.

Pelaku judi online memiliki perilaku bermasalah yang dapat mengarah pada gangguan kejiwaan, identifikasi dini perilaku bermasalah ini dapat dilihat melalui perubahan pada perilaku sebagai berikut :

Pertama adalah obsesi dan rasa perasaan yang tidak tenang kalau tidak bermain judi online sehingga mengabaikan tanggung jawab pribadi dan sosial karena hanya fokus kepada judi online, dia mulai mengabaikan etika dan moral demi obsesi bermain judi.

Kedua adalah hilangnya kontrol diri, yang mengakibatkan mereka tak kenal waktu dan mengabaikan orang lain.

Ketiga cemas dan gelisah, orang yang kecanduan judi online memiliki prilaku cemas yang berlebihan dan sangat takut jika mengalami kekalahan sehingga mudah emosi/marah ketika berinteraksi dengan orang lain

Keempat kehilangan gairah dan interaksi sosial, orang yang kecanduan judi online akan menarik diri dari lingkungan sosial dan menjadi pribadi yang tertutup, termasuk menarik dari dari keluarga dan pertemanan, karena ia tidak ingin tahu apa yang sudah ia lakukan.

Kelima prestasi dan kinerja akan menurun, orang kecanduan judi online akan menurun produktifitas dan kinerjanya karena ia hanya fokus kepada bermain judi.

Keenam judi online juga akan berdampak pada Kesehatan fisik dan mentalnya sehingga mudah terkena penyakit.

Dampak Psikologis Judi Online

Dalam beberapa kasus permasalahan orang yang mengalami kecanduan judi, dampak terburuk adalah mereka akan mengalami ganggu kepribadian, dalam berbagai referensi yang terbanyak adalah jenis gangguan “ Borderline Personality Disorder”.

Mereka akan memiliki masalah dengan perilaku impulsif , emosi yang tidak stabil disamping itu juga didapati bahwa orang yang mengalami kecanduan judi online mengalami gangguan kepribadin Narcisstic Personality Disorder (NPD) mereka egois dan kurang empati, baginya yang penting keinginan tercapai nanti memperhatikan perasaan orang lain dan mengabaikan etika dan moral.

Walaupun tidak semua orang yang mengalami kecanduan judi online mengalami gangguan kepribadian, namun dalam beberapa kasus judi online juga berdampak pada kesehatan mental, ketidakharmonisan rumah tangga hingga menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian.

Ini tentu saja berdampak luas kepada kualitas SDM Indonesia di masa depan, karena kekerasan dan peceraian menjadikan anak sebagai korban.

Dampak judi online juga sangat erat dengan penyalahgunaan narkoba dan perilaku kriminal (Brunelle,2012). Seorang klien saya pernah menututkan kisahnya, dia  telah memiliki seorang anak, karena sulit mendapatkan pekerjaan, ia mencoba judi online.

Namun akhirnya ia mengalami kecanduan yang mengakibatkan ia berhutang pada banyak orang bahkan menggadaikan harta bendanya dan milik orang tuanya, istrinya pun tidak tidak tahan dan ingin menggugat cerai. Ia dikejar penagih hutang dan mengalami kecemasan dan ketakutan, kemanapun dia pergi merasa selalu diawasi, akhirnya dia pun memakai sabu yang merasa membuatnya lebih tenang.

Dampaknya lebih buruk lagi pada kesehatan jiwanya dan akhirnya harus mendapatkan pertolongan psikolog dan psikiater. Masih ada banyak lagi kisah-kisah yang menyedihkan dari masalah judi.

Peran Negara Melawan Ancaman Judi Online

Dalam kehidupan politik global, yang namanya ancaman tidak selamanya datang melalui senjata atau infansi dari negara lain. Namun juga berupa “soft war” atau “proxi war” dengan menggunakan tangan orang lain.

Judi online yang ada saat ini dikendalikan dari luar negeri, dan tentu saja patut di duga bagian dari kejahatan yang sistematis dan terstruktur.  Negara harus hadir memberikan perlindungan kepada warga Negara, karena tujuan Negara Indonesia dia didirikan adalah untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia.

Hal ini dijelaskan dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Paragraf tersebut menyatakan bahwa tujuan negara adalah membentuk pemerintah yang melindungi seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tanah air Indonesia, serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berkontribusi pada ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Kejahatan judi online harus dibasmi hingga ke akar-akarnya, karena judi online adalah dapat dikategorikan sebagai kejahatan transnasional terorganisasi atau transnational organized crime (TOC). Kejahatan ini perlu melibatkan banyak pihak yang saat ini memegang kendali operasi, mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, BIN, Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi hingga Kementerian Kesehatan.

Selain penindakan, pencegahan yang harus juga mendapatkan perhatian adalah pusat rehabilitasi bagi pelaku pencandu judi online, mereka harus mendapatkan intervensi dan pertolongan professional untuk menyelamatkan kehidupannya dengan program rehabilitasi dan reintegtrasi sehingga mereka bisa hidup kembali normal.  Termasuk juga bagi pecandu game online dan pecandu internet lainnya.*

Assoc Prof Universitas Paramadina,  seorang psikolog dan alumni PPRA-54 Lemhannas RI

HIDAYATULLAH