Saudi Luncurkan Program Pascaumrah

Presiden Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi (SCTNH) Pangeran Sultan bin Salman telah meluncurkan program baru pascaumrah, Ahad (24/4).

Dilansir dari Arabnews, program ini bertujuan agar jamaah umrah lebih mengenal situs sejarah, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan monumen negara. Mereka juga dapat memilih untuk melihat budaya, pendidikan, kesehatan, wisata belanja, mengunjungi pameran, dan menghadiri konferensi setelah umrah selesai.

“Kami ingin menghubungkan seorang Muslim dengan agama, budaya, dan emosional,” ujar Pangeran Sultan bin Salman. Dia menjelaskan, program ini bukan hanya sebuah proyek ekonomi atau keuangan.

Menurut dia, program ini telah disiapkan sejak beberapa tahun lalu. Visa umrah nantinya dapat diperpanjang otomatis untuk wisata.

Pemegang visa nonumrah pun nantinya dapat mengikuti program pascaumrah. Program ini nantinya akan diawasi ketat oleh Raja Salman.

 

sumber:Republika Online

Warga Harus Berhati-Hati dengan Umrah Murah

Kantor Kemenag Kota Semarang telah memantau dan mendata travel umrah baik berizin dan tidak berizin. Kasie Kemenag Kota Semarang Ahmad Samsudin mengatakan kasus pelanggaran travel pernah dilaporkan ke kepolisian Mei 2015 tahun lalu.

“Karena kewenangan pelanggaran umrah berada di Kanwil Jawa Tengah, maka kami hanya sekedar memenuhi panggilan saja untuk dimintai keterangan kasus penipuan travel umrah di Karanghayu,” ujar dia saat monitoring PMA No 29 Tahun 2015.

Namun pihaknya tetap melakukan pendataan untuk dilaporkan kepada Kanwil Jawa Tengah. Hingga saat ini belum ada jamaah umrah yang melaporkan langsung ke kantor Kemenag Kota Semarang.

Terdapat 10 travel umrah resmi yang berada di Kota Semarang. Satu travel yang bermasalah adalah PT Mega Rozak yang telah ditangani oleh Polrestabes.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang Subadi mengimbau agar masyarakat hati-hati terhadap travel yang menawarkan biaya umrah murah. “Lebih baik saat ditawarkan umrah murah koordinasi lebih dahulu dengan kami agar mendapatkan informasi yang tepat,” jelas dia.

 

sumber:Republika Online

Jangan ‘Baper Selfie’ Kala Kenakan Ihram..!

Masa liburan sekolah dan bulan Ramadhan yang akan jatuh pada buan Juni  segera tiba. Dapat dipastikan pada bulan itu banyak sekali –bisa sampai ratusan ribu— jamaah umrah asal Indonesia akan memadati ‘dua tanah haram’, yakni Madinah dan Makkah.

Mereka dipastikan akan berbaur dengan jamaah umrah asal negara dari kawasan Timur Tengah yang pada saat itu juga tengah mengalami libur sekolah bertepatan dengan bulan Ramadhan. Maka, tanpa perlu banyak dianalisa dua tempat sentral yang menjadi tujuan para jamaah umrah, yakni Masjid Nabawi dan Masjidil Haram suasana akan sangat padat. Bahkan di sepuluh hari terakhir suasana akan menyamai saat bulan haji tiba.

Pemerintah Arab Saudi pun sudah bersiap menyambut masa puncak umrah dan datangnya jamaah haji yang rombongan pertamanya mulai akan tiba di tanah suci pada pekan kedua bulan Syawal. Tampak jelas, proyek peluasan ‘mataf’ (tempat tawaf) akan segera dituntaskan sekitar sepekan sebelum Ramadhan tiba.

Perlu diketahui, bila dibandingkan tahun-tahun yang silam, jamaah umrah pada saat ini di ‘hari-hari biasa’ pun jumlahnya sangatlah banyak. Bayangkan, pada tahun 2015, jumlah visa umrah asal yang dikeluarkan pihak Kerajaan Arab Saudi, sudah mencapai 1,2 juta orang. Padahal bulan umrah hanya berlangsung pada masa tujuh bulan saja. Sisa lima bulan lainnya, tidak ada umrah karena area Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) dipakai untuk melayani kepentingan ibadah para jamaah haji.

Dengan begitu bila ditelisk, dalam sehari diperkirakan ada sekitar 5.000 orang jamaah umrah yang berangkat ke tanah suci dari Indonesia. Jumlah ini akan meningkat, apalagi sekarang penerbangan dari Jakarta sudah tak perlu lagi transit di Jeddah, namun bisa langsung ke Madinah. Waktu perjalanan menuju tanah suci pun terpangkas signifikan, yakni hingga enam jam.

Selfie Mulai Ganggu Kekhusyukan Beribadah

Mampu pergi umrah adalah kesempatan yang patut disyukuri dengan penuh suka cita. Tentu saja, akan lebih penuh arti, bila dapat kesempatan bisa pula pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Tentu saja, seiring dengan perkembangan teknologi, setiap orang atau jamaah saat pergi ke umrah pasti sudah menyediakan berbagai peralatan untuk mengabadikan perjalanan sucinya itu. Kecanggihan teknologi telepon selular kini menjadi pilihan utama untuk merekam berbagai aktivitas jamaah baik dalam bentuk foto muapun rekaman video. Ibaratnya, hanya dengan mengklik telepon selular semua aktivitas ketika di tanah suci bisa langsung terlihat dan dapat segera diunggah ke media sosial yang saat ini tengah menjadi trend masyarakat Indonesia.

“Tapi ingat, hati-hati bila berfoto ria dan melakukan selfie (swa foto) ketika mengenakan pakaian ihram,’’ begitu nasihat seorang pembimbing umrah kepada para jamaahnya.

Nasihat agar berhati-ati ketika melakukan selfie saat mengenakan umrah memang terasa mengejutkan. Sebab, pada waktu kepergian umrah sebelumnya nasihat ini belum ada.

‘’Apa jadinya ketika tengah mengenakan umrah anda berfoto tapi tanpa sadar anda memperlihatkan aurat yang seharusnya tak boleh terbuka. Celakanya, foto anda yang memperlihatkan umrah saat mengenakan ihram sudah diunggah ke media massa sehingga seluruh dunia bisa melihatnya. Nah, berapa besar nilai dham  bila dibandingkan masa lalu, di mana aurat anda saat itu hanya dilihat oleh beberapa orang saja,’’ ujarnya.

Adanya kenyataan pahit ini patut diperhatikan karena kini memang banyak jamaah yang terkena sindrom ‘baper selfie’ (ke mana-mana ‘bawaan perasaan’-nya ingin berfoto dan berselfie ria). Bahkan, mulai tahun kemarin sudah muncul seruan agar jamaah umrah dan haji membatasi kegiatan berfoto ria dan berselfie di area sekitar Ka’bah (atau area mataf). Sebab, kegiataan sudah mulai menganggu kegiatan ibadah jamaah lain yang saat itu tengah melakukan tawaf atau  shalat sunah di dekat Multazam.

Maka, sekarang ini memang bukan hal baru bila banyak ditemukan kejadian seorang jamaah umrah dengan seenaknya berpose untuk foto selfie di depan orang yang tengah shalat sunah, berdzikir, atau membaca Alquran.

 

Berapa Besaran Dham Ketika Aurat Terbuka Diumbar ke Medos Kala Kenakan Ihram..?

Mendengar nasihat itu, para jamaah umrah saat itu sempat tercenung. Selfie di kala mengenakan pakain ihram memang bisa menjadi persoalan serius kalau ada hal-hal melanggar aturan, salah satunya adalah terbukanya aurat.

Memang untuk jamaah umrah atau haji perempuan, mungkin tidak terlalu menjadi persoalan atau bermasalah karena cenderung pakaian ihramnya tertutup (hanya wajah dan telapak tangan yang bisa terlihat).

Namun bagi jamaah umrah atau haji dari kalangan laki-laki bisa menjadi soal serius. Sebab, batas aurat kaum Adam adalah dari pusar hingga lutut. Faktanya, tanpa sadar banyak jamaah pria ketika mengenakan ihram, wilayah bagian bawah pusarnya kerapkali terbuka karena kain ihramnya melorot. Ini kerap kali terjadi terutama pada jamaah lelaki yang berperut gendut.

Maka, kalau gambar yang terbuka auratnya itu keburu diunggah ke media sosial, entah berapa banyak viewer yang melihat (mengklik)  gambar itu. Ini belum termasuk jumlah impressi atas penanyangan gambar itu yang jumlahnya bisa berlipat-lipat dari jumlah orang yang meng-‘kilk’ foto tersebut.

‘’Akibatnya, entah berapa banyak pula dana dham yang sebenarnya harus dibayar akibat kecerobohan itu. Perbandingan gampangnya: maka akan berapa banyak kambing, domba, unta, atau fakir miskin yang harus dibayar untuk mengganti pelanggaran aturan sewaktu ikhram itu?’’ ujar sang pembimbing umrah seraya menyarankan jangan sampai soal ‘baper berfoto ria dan selfie’  kemudian malah mendegradasi nilai ibadah yang telah dilakukan.

Astagfirullah hal’adzim…!

 

 

sumber: Republika Online

Kota Suci Kaum Syiah Dilanda Penyakit AIDS Akibat Nikah Mut’ah

  • … bahwa penyebaran penyakit AIDS ini adalah fenomena praktik nikah mut’ah, terlebih para pengunjung syiah yang datang dari Iran dan Pakistan.
  • Perlu disebutkan, Najaf (kota suci bagi Syiah di Irak) mencatat rekor tertinggi  bulan lalu di mana pengidap penyakit AIDS melebihi 80 kausus dan lebih dari 4000 pecandu narkoba Iran.

 

IRAK– Selasa (04/03/14) halaman berita di jejaring sosial Akhbarul Irak  melaporkan, ada seorang dokter di Irak mengumumkan penyebaran AIDS di Najaf, kota suci bagi syiah, akibat nikah mut’ah dan meminta agar ulama syiah menghentikannya.

Dr Hussein Abdullah al-Jabiry, Ketua Institute Penanganan Penyakit Menular di kota Najaf, utara Baghdad, menegaskan bahwa rata-rata penderita penyakit AIDS di kota Najaf mayoritas dari pemeluk syiah.. Ia menambahkan bahwa penyebaran penyakit AIDS ini adalah fenomena praktik nikah mut’ah, terlebih para pengunjung syiah yang datang dari Iran dan Pakistan.

Al-Jabiry mengkritik para pembesar-pembesar syiah itu yang mencatat pernikahan kontrak antara pemuda dan pemudi, di mana kawin kontrak tersebut tidak melebihi 1 minggu bahkan ada yang cuma sehari semalam.

Oleh karena itu, al-Jabiry meminta pihak al-Hauzah al-‘Ilmiyyah dan marja’iyyat (ulama-ulama syiah) untuk menghentikan kawin kontrak untuk periode mendatang hingga Departemen Kesehatan memberikan ketentuan untuk mengatasi krisis ini. Terlebih yang datang dari Iran dan melangsungkan kawin kontrak atas perestuan sayyid tanpa diketahui ia mengidap penyakit apa.

Perlu disebutkan, Najaf mencatat rekor tertinggi  bulan lalu di mana pengidap penyakit AIDS melebihi 80 kausus dan lebih dari 4000 pecandu narkoba Iran.[usamah/iraq] (voa-islam.com) Selasa, 3 Jumadil Awwal 1435 H / 4 Maret 2014 23:29 wib

(nahimunkar.com)

Bukti Nyata Bahwa Syi’ah Adalah Pembunuh Husain

Dibawah ini adalah bukti nyata bahwasanya orang-orang syi’ah adalah pembunuh Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma. Dan hal itu adalah kesaksian dan pengakuan dari ulama (baca: pendeta) syiah dan kitab-kitab syi’ah sendiri. Diantaranya Ayatullah (baca: Ayatussyaithan) Al-Qazwiini, dan Hadi Al-Madrasi, Kamal Al-Haidari, dll. Dan begitu pula kitab-kitab syiah juga bersaksi bahwasanya syi’ah adalah pembunuh Husain bin Abi Thalib.

Pemaparan ini sama sekali tidak mengambil dari kitab-kitab sunni, melainkan dari kitab-kitab syi’ah itu sendiri. Silahkan simak pemaparannya satu persatu:

1- Syi’ah bukan hanya “pembunuh Husain”, lebih dari itu syi’ah juga ingin membunuh Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma. Dan itu dinyatakan oleh Hasan sendiri yang tertera dari kitab syi’ah pula. Disebutkan dalam Al-Ihtijaj milik pendeta syi’ah “Ath-Thobarsi”, Hasan radhiyallahu anhu berkata:

ارى والله ان معاوية خير لي من هؤلاء، يزعمون انهم لي شيعة، ابتغوا قتلي وانتهبوا ثقلي، وأخذوا مالي، والله لئن آخذ من معاوية عهدا احقن به دمي، واومن به في اهلي، خير من ان يقتلوني فتضيع اهل بيتي واهلي

“Menurutku, Demi Allah bahwasanya Mu’awiyah lebih baik untukku dari pada mereka. Mereka mengaku bahwasanya mereka  adalah syi’ahku. Ternyata mereka ingin membunuhku dan merampas barang-barangku dan mengambil hartaku. Demi Allah seandainya aku mengambil peranjian dari Mu’awiyah yang mana aku bisa melindungi darahku dan menjaga keluargaku dengannya, maka itu kebih baik dari pada membunuhku sehingga mereka menelantarkan ahli baitku (keluarga) dan istriku” (Al-Ihtijaj milik Ath-Thabarsi 2/10)

2- Syi’ah kufah memanggil Husain dengan berjanji bahwa mereka akan berbai’at kepada Husain, ternyata justru mereka membunuh Husain radhiyallahu anhu. Disebutkan dalam kitab syi’ah “Al-Irsyad” milik pendeta mereka “Asy-Syaikh Al-Mufiid”:

وكتبوا إليه: بسم الله الرحمن الرحيم، للحسين بن علي من شيعته من المؤمنين والمسلمين. أما بعد: فحي هلا، فإن الناس ينتظرونك، لا رأي لهم غيرك، فالعجل العجل، ثم العجل العجل، والسلام

“Dan mereka menulis kepada Husain: Bismillahirrahmanirrahiim. Untuk Husain bin Ali dari syi’ahnya kaum mu’minin dan muslimin. Amma ba’du: Segera bergegaslah, sesungguhnya orang-orang sudah menunggumu. Mereka tidak memiliki pendapat kecuali engkau. Maka segeralah, segeralah. Wassalam” (Al-Irsyad milik Al-Mufid 2/38)

. وكتب شبث بن ربع وحجار بن أبجر ويزيد بن الحارث بن رويم و عروة بن قيس، وعمرو بن الحجاج الزبيدي و محمد بن عمرو التيمي: أما بعد: فقد اخضر الجناب وأينعت الثمار، فإذا شئت فاقدم على جند لك مجند، والسلام

“Dan Syibts bin Rib’i dan Hajjar bin Abjar dan Yazid bin Al-Harits bin Ruaim dan Urwah bin Qais dan‘Amr bin Al-Hajjaj Az-Zabidi, dan Muhammad bin Amr At-Taimiy, mereka menulis: Amma ba’du: Taman-taman telah menghijau dan buah-buah telah matang, dan jika engkau berkehendak maka datanglah untuk menyambut pasukanmu yang telah disiapkan” (Al-Irsyad milik Al-Mufid 2/38)

Perhatikan nama-nama dari orang-orang syi’ah yang menulis surat undangan itu. Ternyata mereka mengundang Husain, ternyata pula merekalah yang membunuh Husain.

3- Ketika Husain datang kepada mereka dalam rangka menyambut undangan Syibts bin Rib’i, dan lainnya dari syi’ah Kufah, ternyata mereka siap untuk membunuh Husain. Dan mereka pura-pura tidak tahu dengan surat yang mereka tulis.

Disebutkan dalam kitab yang sama, Husain radhiyallahu anhu berkata:

يا شبث بن ربعي، يا حجار بن أبجر، يا قيس بن الاشعث، يا يزيد بن الحارث، ألم تكتبوا إلي أن قد أينعت الثمار واخضر الجناب، وإنما تقدم على جند لك مجند ؟ ! ” فقال له قيس بن الاشعث: ما ندري ما تقول

“Wahai Syibts bin Rib’i, wahai Hajjar bin Abjar, Wahai Qais bin Al’Asy’ats, wahai Yazid bin Al-Harits, bukankah kalian telah mengirim surat untukku “bahwasanya buah-buah telah matang dan taman-taman telah menghijau dan datanglah untuk menyambut pasukanmu yang besar yang telah disiapkan ?!” Maka Qais bin Al-Asy’ats mengatakan: “Aku tidak tahu apa yang engkau katakan (Al-Irsyad 2/98)

4- Dan diantara mereka pula ada Syamr bin Dzii Al-Juusyan, dia adalah syi’ah Ali yang ikut berperang bersama Ali radhiyallahu anhu pada peperangan Shiffin dan dia adalah orang yang mengundang Husain, namun setelah itu justru dia yang memerangi dan membunuh Husain.

Disebutkan dalam Al-Amali miliki Ash-Shaduq:

فبلغ عبيد الله بن زياد أن عمر بن سعد يسامر الحسين (عليه السلام) ويحدثه ويكره قتاله، فوجه إليه شمر بن ذي الجوشن في أربعة آلاف فارس

“Maka sampailah berita kepada Ubaidullah bin Ziyad bahwasanya Umar bin Sa’d berbicara kepada Husain alaihissalam, dan dia mengatakan bahwasanya dia tidak ingin membunuh Husain. Maka Syamr bin Dzii Al-Juusyan pergi memerangi Husain dengan 4000 pasukan berkuda” (Al-Amali milik Ash-Shaduq hal. 220)

Dan Syamr bin Al-Jusyaan termasuk orang yang membawa kepala Husain dan para kawanan beliau.

5- Ketika mereka akan membunuh Husain dan pura-pura tidak tahu dengan surat yang mereka tulis, maka Husain mengeluarkan bukti-bukti dari surat yang mereka tulis.

Disebutkan dalam Al-Irsyad milik Al-Mufiid:

فكان رأيكم الآن غير ما أتتني به كتبكم وقدمت به علي رسلكم، انصرفت عنكم “. فقال له الحر: أنا والله ما أدري ما هذه الكتب والرسل التي تذكر، فقال الحسين عليه السلام لبعض أصحابه: ” يا عقبة بن سمعان، أخرج الخرجين اللذين فيهما كتبهم إلي ” فأخرج خرجين مملوءين صحفا فنثرت بين يديه

“Sekarang pikiran kalian telah berubah, tidak seperti apa yang datang dari surat-surat kalian dan tidak seperti apa yang datang dari utusan-utusan kalian kepadaku. Maka Al-Hurr berkata: Saya demi Allah tidak tahu apa yang terjadi pada surat-surat dan utusan tersebut yang engkau sebut. Maka Husain berkata kepada sebagian kawannya: “Wahai ‘Uqbah bin Sam’an keluarkan 2 kantong yang di dalamnnya adalah surat-surat mereka yang datang kepadaku. Maka ‘Uqbah mengeluarkan 2 kantong yang penuh dengan lembaran maka lembaran-lembaran tersebut terserakkan dihadapannya” (Al-Irsyad milik Al-Mufid 2/80)

6- Ketika Husain tetap diingkari, maka Husain berdoa melaknat para syi’ah yang telah berkhianat kepada Husain.

Husain radhiyallahu anhu berdoa melaknat syiah yang telah mengkhianati beliau:

اللهم إن متعتهم إلى حين ففرقهم فرقا واجعلهم طرائق قددا ولا ترض عنهم الولاة أبدا فإنهم دعونا لينصرونا فعدوا علينا فقتلونا

“Ya Allah, jika engkau membiarkan mereka hidup beberapa waktu, maka cerai beraikanlah mereka dengan benar-benar berpecah. Dan jadikanlah mereka menjadi beberapa jalan. Dan jadikan para pemimpin ridha terhadap mereka selama-lamanya. Sesungguhnya mereka memanggil kami dengan berjanji untuk menolong kami, tapi justru mereka memusuhi kami dan membunuh kami” (Al-Irsyad Al-Mufid 2/110-111)

7- Al-Hurr yang benar-benar tidak tahu surat yang ditulis, maka Al-Hurr seketika berpihak kepada Husain. Dan Al-Hurr berkata kepada para pasukan:

أدعوتم هذا العبد الصالح حتى إذا جاءكم أسلمتموه وزعمتم انكم قاتلو أنفسكم دونه ثم عدوتم عليه لتقتلوه أمسكتم بنفسه وأخذتم بكظمه وأحطتم به من كل جانب لتمنعوه التوجه في بلاد الله العريضة حتى يأمن ويأمن أهل بيته فصار كالأسير في أيديكم لا يملك لنفسه نفعا ولا ضرا وحلأتموه ونساءه وصبيته وأصحابه عن ماء الفرات الجاري

“Apakah kalian memanggil hamba shalih ini sampai dia datang kepada kalian kemudian kalian memusuhinya untuk kalian bunuh dan kalian tahan dirinya dan kalian mengurungnya dari setiap penjuru sampai kalian mencegahnya untuk sampai kepada negara Allah yang luas sehingga dia bisa aman dan ahlu baitnya (keluarganya) bisa aman. Akan tetapi kalian jadikan dia seperti tawanan di tangan kalian yang dia tidak memiliki manfaat dan madharrat untuk dirinya. Dan kalin tahan dia dan istri-istrinya dan anak-anaknya dan kawanannya dari air sungai Effrat yang mengalir” (A’yaan Asy-Syi’ah 4/613)

8- Ketika Husain bin Ali radhiyallahu anhuma telah terbunuh ditangan orang-orang syi’ah Kufah, maka mulailah orang-orang syi’ah pura-pura menangis (dan di zaman ini sering kita lihat acara sandiwara mereka di hari kematian Husain radhiyallahu anhu).

Maka Ali bin Husain (yang dikenal dengan Zainal Abidin) berkata:

ان هؤلاء يبكون علينا فمن قتلنا غيرهم

“Mereka menangis meratapi nasib kami, tapi siapa lagi yang membunuh kami kecuali mereka?” (Al-Ihtijaj milik Ath-Thabarsi 2/29)

9- Ali bin Husain marah kepada syi’ah yang pura-pura menangis, maka Ummu Kultsum pun juga marah kepada syiah yang pura-pura menangis.

صه يا أهل الكوفة تقتلنا رجالكم وتبكينا نساؤكم فالحاكم بيننا وبينكم الله يوم فصل القضاء

“Diamlah wahai penduduk Kufah. Para suami kalian membunuh kami. Dan istri-istri kalian malah menangis meratapi nasib kami ?! Maka hakim antara kami dan kalian adalah Allah pada hari kiamat nanti” (Bihar Al-Anwar 45/115)

10- Ulama (pendeta) syi’ahpun mengakui bahwasanya syi’ah lah yang membunuh Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma.

 

– Al-Qazwini berkata:

الذين قتلوا قتل الحسين إما كلهم ثمانين بالمائة منهم يصلون خلف أمير المؤمنين وشمر وهو من شخصيات شيعة أمير المؤمنين. شمر قتل الحسين. وهو يصلي خلف أمير المؤمنين ويسمع خطباته

“Dan orang-orang yang membunuh Husain, bisa jadi semuanya atau 80% dari mereka adalah orang-orang yang shalat di belakang Amiril Mu’minin (Ali bin Abi Thalib). Dan Syamr adalah orang syi’ahnya Amiril mu’minin dan Syamr yang membunuh Husain. Dan dia adalah orang yang shalat dibelakang Amiril Mu’minin dan yang mendengarkan khutbah-khutbah beliau” (Video bisa dilihat disini)

– Hadi Al-Madrasi juga menyatakan bahwasanya syi’ah yang membunuh Husain. (Bisa lihat videonya disini)

– Kamal Al-Haidari juga menyatakan bahwasanya syi’ah yang membunuh Husain. (Bisa lihat videonya disini)

– Dan salah ulama syiah (dikatakan sebagai murid Kamal Al-Haidari) juga menyatakan bahwasanya syi’ah yang membunuh Husain. (Bisa lihat videonya disini)

Setelah bukti-bukti nyata dari kitab-kitab syiah dan para ulama mereka sendiri, apa mungkin para syi’ah Indonesia justru teriak-teriak menyatakan bahwasanya yang membunuh Husain adalah syi’ah ??

Hendaknya syi’ah berpikir berkali-kali sebelum bersandiwara menangis.

Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry

Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)

By: alamiry.net 10/22/2015 06.42.00 PM

(nahimunkar.com)

Mau Tahu Perbedaan Sunni dan Syiah?

Dimanakah letak perbedaan dua mazhab besar Islam, Sunni dan Syiah?.  Ternyata, menurut Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rahmat, terletak dasar hadits yang digunakan kedua aliran besar tersebut.

“Sunni memiliki empat mazhab Hambali, Syafi’i, Maliki dan Hanafi. Apakah ajaran keempat mazhab itu sama? Tidak ada yang berbeda,” katanya dalam seminar dan deklarasi Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/5).

Jalaluddin mengatakan perbedaan keduanya hanya terletak pada hadits. Jika hadits Sunni paling besar berasal dari sahabat nabi seperti Abu Hurairoh, maka hadtis Syiah berasal dari Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW). “Jadi bukan berarti ajaran Sunni itu salah, dan Syiah sebaliknya,” ujarnya.

Hal senada diutarakan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh, yang menyebut “Perbedaan Sunni dan Syiah di Iran lebih bermuatan politik.”

Sementara Pandu Iman Sudibyo, salah satu penganut Syiah dari Bengkulu, lalu mengajukan contoh praktik Syiah di daerahnya yang disebut tidak mendiskriminasi penganut Syiah di Bengkulu. “Kami hidup rukun dan kami lebih mengedepankan rasional,” kata ketua IJABI Bengkulu tersebut.

Di Bengkulu, katanya, setiap tahun malah ada perayaan Tabot untuk menghormati kematian Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu nabi, yang bertepatan dengan hari Asyuro (10 Muharram). “Banyak turis asal Iran yang melihat perayaan Tabot di Bengkulu,” katanya.

 

Berangan-angan yang Dilarang dalam Islam

KETIKA kita berandai-andai, maka yang kita keluhkan atau sesali hanyalah soal waktu. Mengapa jika kita berpikir bahwa andai kita tahu segalanya kehidupan yang akan datang maka mudah bagi kita mencapai kesuksesan.

Atau apabila kita menyesali sesuatu yang telah terjadi, kemudian kita berfikir, “andai waktu itu tidak aku berikan sepatu ini, maka sekarang bisa aku jual dan mendapatkan untung!”, ini adalah sebuah bentuk protes terhadap takdir.

Bagaimanakah pandangan Islam dari kasus di atas ini, bahwasanya jika pada saat kita berandai-andai atau menyesali waktu yang lalu ini terjadi dalam kehidupan kita. Kasus ini telah dijelaskan dalam firman Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam ayat berikut:

“Mereka (orang-orang munafik) berkata: Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (QS Ali Imran: 154).

Pengandaian untuk memprotes takdir. Dan pengandaian karena penyesalan akibat musibah yang menimpanya.

Seperti sebuah permisalan, seseorang mengalami kecelakaan, kemudian dia berandai: “Andai saya tadi tidak berangkat, tidak akan kecelakaan”

Ulama sepakat hukumnya haram. Pengandaian semacam ini juga dilakukan orang-orang munafik, karena tidak tahan dengan ujian berat yang menimpa mereka.

Dan kasus ini juga dijelaskan dalam hadits:

“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian namun katakanlah: Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR Muslim 2664).

Adapula pengandaian karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Bukan karena penyesalan atau protes terhadap takdir.

Hukum dari pengandaian ini tergantung dari apa yang diangan-angankan. Jika yang diangankan kebaikan, maka nilainya pahala dan sebaliknya, jika yang diangankan kemaksiatan maka nilainya dosa.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Kabsyah Al-Anmari, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Aku sampaikan kepadamu sebuah hadis, mohon dijaga: sesungguhnya penduduk dunia ada 4 macam:

Pertama, hamba yang Allah berikan rezeki berupa harta dan ilmu. Kemudian dia gunakan rezekinya untuk bertakwa kepada Allah, menyambung silaturahim, menunaikan hak harta untuk Allah. Inilah jenis manusia yang paling mulia.

Kedua, hamba yang Allah berikan ilmu namun tidak Allah beri harta. Kemudian dia jujur dalam niatnya, dan berangan-angan: Andai aku memiliki harta, maka aku akan beramal seperti yang dilakukan si A (sedekah, zakat, dst) Dua orang ini pahalanya sama.

Ketiga, hamba yang Allah berikan harta namun tidak Allah beri ilmu. Kemudian dia habiskan hartanya tanpa ilmu, tidak digunakan untuk bertakwa kepada Allah, tidak menyambung silaturahim, dan tidak menunaikan haknya untuk Allah. Inilah jenis manusia yang paling jelek.

Hamba yang tidak Allah berikan harta dan ilmu, namun dia berangan-angan, Andaikan saya memiliki harta, akan saya lakukan seperti yang dilakukan si A. Dua orang ini dosanya sama.” (HR. Thabrani, 110)

[DJS]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2295701/berangan-angan-yang-dilarang-dalam-islam#sthash.8FjSBDRR.dpuf

Amalan Sunah di Bulan Sya’ban (Bagian 1)

TAK terasa, seiring berjalannya waktu dan silih bergantinya siang dan malam, kini kita semua telah memasuki bulan sya’ban, suatu bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam untuk mempersiapkan diri menyambut bulan penuh berkah, Ramadan.

Sebagai bulan yang mengiringi hadirnya Ramadan, dan gerbang untuk memfokuskan diri beribadah di dalamnya, tentunya ia memiliki beberapa keistimewaan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Selain terdapat beberapa ibadah yang sunah untuk diamalkan di dalamnya, juga terdapat berbagai hukum dan amalan yang erat kaitannya dengan bulan Ramadan.

Namun ketika memperhatikan fenomena sebagian umat islam di bulan ini, kita mendapati bahwa mereka telah banyak membuat-buat amal ibadah khusus yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam bulan ini, sehingga mereka mencampur adukkan antara amalan sunah yang haq dan amalan bid’ah yang batil.

Padahal penentuan adanya amal ibadah itu merupakan hak Allah ta’ala, tidak boleh bagi siapapun mengkhususkan ibadahbaik tata cara atau waktunya-tanpa adanya dalil baik dari Al-Quran dan hadis-hadis shahih.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda : “Barangsiapa yang beramal dengan sebuah amalan yang bukan dari ajaran kami maka amalan itu akan tertolak.” (Muttafaqun alaih)

Semoga tulisan ini dapat membuka hati kita untuk lebih mengenali amalan-amalan yang disunahkan dan amalan yang tidak disunahkan dalam bulan ini.

Berikut amalan-amalan yang disunahkan di bulan Sya’ban:

1. Memperbanyak puasa dibulan Sya’ban. Ini merupakan petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiyallahu’anha:

“Saya tidak pernah melihat rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berpuasa sebulan penuh kecuali dalam Ramadan dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada dibulan Sya’ban”. (HR Bukhari 1969 dan Muslim 1156)

Adapun sebab beliau memperbanyak puasa dibulan ini adalah:

1) Agar mengajar umatnya untuk berlatih puasa sehingga akan terasa mudah menjalani puasa ramadan karena telah terbiasa dengan puasa sya’ban.

2) Beliau melakukannya untuk mengingatkan para sahabatnya akan dekatnya bulan Ramadan.

3) Sebagai rasa syukur atas dekatnya kedatangan Ramadan.

Apakah dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban?

Jawabannya adalah tetap dibolehkan berpuasa karena hadis larangan berpuasa selepas pertengahan sya’ban yaitu (Jika pertengahan Sya’ban telah tiba maka janganlah berpuasa) adalah dhoif lagi munkar dan menyelisihi hadis shahih yang hanya membatasi larangan itu pada sehari atau dua hari sebelum Ramadan. [bersambung]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2295714/amalan-sunah-di-bulan-syaban-bagian-1#sthash.1URhJUmn.dpuf

Di Sinilah Rasul Memarkir Buraq Saat Isra’ Mi’raj

Tragis. Tempat yang dulu dijadikan oleh Rasulullah SAW untuk mengikat Buraq pada malam Isra’ di dinding sebelah barat Masjid al-Aqsha, kini jutru dijadikan sebagai tembok ratapan oleh Yahudi.

Yahudi meyakini tembok dengan panjang 47,5 meter dan tinggi 17 meter ini terdapat sisa-sisa Kuil Solomon yang pernah dikelola oleh Herodus yang agung. Kepercayaan itu masih bertahan hingga sekarang dan gelombang ziarah untuk meratap di tembok ini kian meningkat.

Lebih tragis lagi, trotoar di depan tembok dengan lebar 3,35 m yang dijadikan sebagai pijakan Yahudi untuk berdiri meratap dan menangisi Kuil Solomon itu konon adalah wakaf dari Abu Madyan al-Ghauts. Ia membangun trotoar tersebut dengan sejumlah raja di kawasan sekitar pada masa Shalahuddin al-Ayyubi. Ketika itu digunakan untuk fasilitas jamaah dari Maroko.

Pada masa lalu pernah muncul perselisihan antara Muslim dan Yahudi terkait properti yang berada di sekitar dinding ini. Umat Islam melarang Yahudi mempergunakan meja, kursi, atau apapun dan melarang mereka memasuki area ini. Namun ketika Mandat Palestina dikeluarkan oleh Inggris, Yahudi kembali berulah dan menggugat larangan tersebut.

Pascapengeluaran mandat itu, jumlah peziarah Yahudi bahkan bertambah. Akibat perselisihan itu pernah muncul Revolusi al-Buraq pada 23 Agustus 1929. Sejumlah Yahudi terbunuh dan umat Islam menjadi martir. Hinggi kini Yahudi mengklaim dinding dan kawasan ini adalah milik mereka.

 

sumber: Republika Online