Peziarah Kini Dapat Melakukan Umrah Beberapa Kali

Menteri Federal untuk Urusan Agama Pakistan, Pir Noorul Haq Qadri, bertolak ke Arab Saudi, Senin (22/11). Keberangkatan ini dilakukan guna bertemu dengan pejabat Kerajaan Saudi, mengenai pemulihan penerbangan umrah dari Pakistan.

Jika sesuai jadwal menteri urusan agama, Noorul Haq Qadri disebut akan berpartisipasi dalam konferensi Islam selama tujuh hari di Kerajaan, selain bertemu dengan pejabat Saudi.

Dilansir di Daily Times, Rabu (24/11), Noorul Haq Qadri juga disebut akan membahas masalah izin jamaah umrah dari Pakistan dengan pejabat terkait.

Baru-baru ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Pakistan Nawaf bin Saeed Al-Malki telah mengeluarkan indikasi akan dimulainya kembali penerbangan umrah dari Pakistan. Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Agama Noor ul Haq Qadri.

Dalam pertemuan dengan duta besar Saudi itu, Noor ul Haq Qadri menegaskan kementeriannya akan mengikuti pedoman dari otoritas Saudi, serta memperluas kerja sama penuh kepada mereka.

Berbicara dalam pertemuan itu, Nawaf bin Saeed Al-Malki mengatakan akan segera mempresentasikan rencana dimulainya kembali penerbangan umrah di hadapan otoritas terkait di Arab Saudi.

Tak hanya itu, dia juga mengisyaratkan bahwasanya pembatasan penerbangan umrah akan segera dicabut.

Umrah bisa dilakukan beberapa kali

Sebelumnya, Arab Saudi telah mencabut larangan jamaah haji untuk melakukan umrah untuk satu waktu, pada 21 Oktober. Hal ini dilakukan beberapa hari setelah Kerajaan mencabut pembatasan jarak sosial dan penggunaan masker.

Menurut laporan media lokal, para peziarah sekarang dapat melakukan umrah beberapa kali. Sebelumnya, hanya satu kali izin yang diberikan selama 15 hari untuk melakukan umrah pada tanggal dan waktu yang disebutkan.

Sementara itu, para peziarah wajib menggunakan masker dan mendaftarkan diri mereka dengan aplikasi pelacakan. 

Terkait hal itu, Direktur Utama Yasinta Travel, Muharom Ahmad, mengatakan memang kini Arab Saudi suadh memperbolehkan peziarah bisa melakukan umrah lebih satu kali. Syaratnya mereka harus mendapat aproval (persetujuan) dari aplikasi Eatmarna. Aplikasi ini ada di dalam bisa didownload di dalam handphone ketika hendak melakukan umrah setela satu kali.

”Jadi kalau sudah diaproval itu jamaah bisa umrah lagi. Tapi sebelum ada persetujuan melalui cara mendaftrakan izin di aplikasi itu maka jamaah tidak bisa melakukannya. Setidaknya tak bisa masuk Masjidil Haram untuk melakukan tawaf dan sa’i,” ujarnya.

Meninyinggung mengenai kapan jamaah umrah Indonesia akan bisa ke tanah suci, Muharom mengatakan, kini tengah dibahas oleh pihak terkait. Dan tampaknya mulai depan, yakni Desember 2021, ada fase masa percobaan pemberangkatan. Mereka yang bisa berangkat adalah para penguasaha travel dan pembimbing jamaah terlebih dahulu.

”Percobaan ini dilakukan selama satu bulan yang kemudian dilakukan evaluasi dan pengawasan. Kalau lancar mulai Januari 2022 jamaah umrah umum sudah mulai bisa berangkat ke tanah suci. Kita tunggu saja apa nanti hasilnya. Mudah-mudahan ada titik terang dengan semakin redanya pandemi COvid-19,” kata Muharom menandaskan.

IHRAM

Peran Ganda Perempuan yang Berprofesi sebagai Guru

Belum lama, 25 November 2020 telah diperingati Hari Guru Nasional. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Tak dipungkiri bahwa dewasa ini tak sedikit para perempuan yang memilih berperan di dunia pendidikan dan mengambil “guru” sebagai profesinya.

Profesi guru dianggap sebagai profesi yang mempunyai fleksibilitas waktu, tuntutan yang tidak terlalu tinggi dan kesejahteraan yang memadai. Sehingga alasan itulah yang mendasari para perempuan berprofesi sebagai guru. Terlebih saat perannya sudah ganda menjadi seorang istri.

Boulding dalam Kusnadi (2001:3-4), bahwa ada 3 peran utama yang harus dimiliki perempuan yairu breeder, feeder, dan producer. Peran pertama yakni berkaitan dengan pemeliharaan dan pengasuhan anak-anak. Perang kedua yakni tanggung jawab seorang perempuan menyediakan makan kepada anggota keluarga. Bisa dibilang bahwa kedua peran ini adalah peran perempuan sebagai ibu rumah tangga. Peran ketiga berkaitan dengan peran publik yakni seorang perempuan ikut andil dalam perekonomian keluarga.

Konsep tersebut memberikan gambaran bahwa peran perempuan telah melebar. Tak hanya sebagai ibu rumah tangga, perannya sekaligus sebagai perempuan karir. Guru adalah suatu profesi sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan. Guru juga bertugas sebagai penjaga moral bagi anak didiknya. Bahkan tak jarang julukan “orang tua kedua” tersemat pada seorang guru.

Sedangkan arti “guru” dalam rumah tangga yakni seorang perempuan yang berperan sebagai istri yang baik bagi suami dan madrasah pertama bagi anaknya. Sehingga, ini merupakan peran ganda bagi guru perempuan yang sudah menikah. Tak jarang, mereka pun harus berperan “multifungsi”.

Tugas guru di sekolah yang menumpuk terkadang menjadi sebuah tekanan. Tak jarang ada beberapa tugas yang belum selesai dan dibawa ke rumah. Sehingga membuat waktu untuk keluarga tersita. Oleh karena itu, penting bagi para guru perempuan yang telah berkeluarga untuk membagi waktu antara pekerjaan sebagai guru dan ibu rumah tangga.

Pekerjaan perempuan sebagai guru memang sangat mulia. Terlepas dari alasan untuk membantu perekonomian keluarga. Para perempuan pejuang pendidikan ini pun juga berusaha dalam segenap perannya yang ganda agar dapat berjalan dengan baik. Hal yang penting adalah meskipun perempuan diperbolehkan untuk bekerja di sektor publik, perempuan tidak boleh menelantarkan sektor domestik dan pengasuhannya terhadap anak-anak.

BINCANG MUSLIMAH

Pesan untuk Pendidik di Hari Guru

BANGSA Indonesia kembali memperigati Hari Guru Nasional (HGN), tepatnya tanggal 25 November. Pada peringatan hari guru ini penulis menyampaikan pesan untuk guru di hari guru. Harapannya, pesan ini dapat menjadi tambahan energi bagi guru dalam menjalankan profesinya.

Dahulu, orang tua yang hendak menyerahkan anaknya ke guru ngaji, tidak ingin begitu saja pasrah terhadap pendidikan anaknya. Seperti yang terjadi dan dicontohkan oleh Utbah bin Abu Sufyan.

Utbah berpesan kepada pendidik anaknya sejumlah pesan bijak. Utbah bin Abi Sufyan mengatakan, “Hal pertama yang mesti engkau lakukan (sebelum mendidik anak-anakku) adalah perbaiki dulu dirimu, karena mata mereka tertuju padamu, yang baik menurut mereka adalah apa yang engkau anggap baik, dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang engkau anggap buruk. Ceritakan pada mereka kisah orang-orang bijak. Maksimalkan usahamu untuk mendidik mereka niscaya aku tambahkan kebaikanku untukmu.”

Kisah di atas memberikan pesan yang berharga bagi guru. Hal itu menunjukkan strategisnya peran dan pengaruh guru terhadap pendidikan anak. Karenanya sebelum membentuk karakter anak didik, guru mesti berkarakter terlebih dahulu.

Guru merupakan profesi paling mulia. Saking mulianya kedudukan guru, Ahmad Syauki, seorang penyair Mesir, pernah menyatakan bahwa guru itu hampir seperti seorang rasul.

Mungkin itu terlalu berlebihan. Tapi pada dasarnya antara rasul dan guru memiliki tugas dan peranan yang sama, yaitu mendidik, mengajar, dan membina umat.

Dalam surah Ali Imran [3] ayat 164 Allah SWT menegaskan tugas para rasul. Setidaknya ada tiga tugas pokok seorang rasul yang bisa dijadikan pegangan oleh guru, yaitu membacakan ayat-ayat Allah (at-tilawah); membersihkan jiwa (at-tazkiyah); dan mengajarkan Al-Quran dan sunah (al-hikmah).

Selain itu, menjadi guru berarti memiliki peluang besar mendapatkan amalan yang terus mengalir, yaitu dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada siswa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.” (HR:Muslim no. 1631)

Menurut Syekh Jamal Abdul Rahman, jika guru mampu mendidik siswa menjadi saleh maka hal itu akan masuk ke dalam ketiga kategori amal yang tidak akan putus pahalanya. Maksudnya, waktu dan tenaga yang disisihkan guru untuk mendidik siswa bisa menjadi sedekah jariyah.

Ilmu yang sampaikan kepada siswa akan menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan, siswa yang dididik guru akan menjadi anak yang shaleh, yang akan mendoakan dirinya, baik ketika guru masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Berikut pesan untuk para pendidik dan guru di Hari Guru Nasional ini:

Sarana Ibadah

Manusia diciptakan untuk ibadah (QS adz-Dzariyah [51]: 56). Semua aktifitas yang dilakukan dalam rangka beribadah kepada-Nya, termasuk aktifitas mengajar (QS al-An’am [6]: 162-16). Karena mengajar adalah ibadah yang pahalanya akan terus mengalir, maka dalam menjalankan aktifitas mengajar selain hanya karena Allah semata, harus sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Nabi ﷺ.

Pertama, mengucapkan salam

Ketika guru hendak masuk kelas mengucapkan salam kepada siswa, assalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh (semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepada kalian). Dan, Nabi ﷺ sangat menekankan kepada kita (guru) untuk menyebarkan salam (HR Ibnu Majah).

Dalam majelis ilmu, Nabi ﷺ mengajarkan agar mengucapkan salam di awal dan di akhir majelis. “Jika salah seorang di antara kalian mengakhiri suatu majelis, ucapkanlah salam. Jika ingin memulainya (suatu majelis tanpa salam), maka mulailah. Jika ingin berdiri (mengakhirinya), ucapkanlah salam. Tindakan pertama tidaklah lebih benar dibanding dengan tindakan terakhir.” (HR Tirmidzi dan Abu Daud).

Kedua, berwajah ceria

Guru hendaknya menunjukkan wajah ceria setiap kali bertemu siswa, sebagaimana diajarkan oleh Nabi ﷺ;

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ: لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Artinya: Dari Abu Dzar dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku: “Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun terhadap kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis muka kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu.” (HR: Muslim)

Ketiga, membaca pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi

Setiap kali guru memulai pelajaran hendaknya diawali dengan membaca pujian dan shalawat. Misalnya, ’Alhamdulillahirabbil ’alamin, washshalatu wassalamu ’ala Muhammadin, wa’ala alihi washahbihi ajma’in’.

Terkait hal ini, Nabi ﷺ bersabda;

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله فهو أقطع (أخرجه ابن حبان)

“Setiap perkara yang mempunyai nilai baik, jika tidak dimulai dengan menyebut asma Allah, maka perkara itu akan terputus (tidak membawa berkah).” (HR: Ibnu Hibban)

Keempat, jika guru hendak menulis di papan tulis, buatlah tulisan basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) terlebih dahulu, agar kalimat itu yang pertama kali dilihat oleh siswa. Dengan demikian, siswa mengetahui bahwa setiap akan memulai aktivitas harus dimulai dengan membaca basmalah.

Dengan mengucapkan basmalah guru menyadari akan kekuatan dan pertolongan-Nya dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Nabi ﷺ bersabda,

كل أمر ذي بال لا يبدأ بـ : بسم الله ، فهو أجذم

“Setiap perkara penting menurut syariat yang tidak dimulai dengan bismillah adalah perkara yang tidak diberkahi.” (HR: Abu Dawud)

Kelima, setelah selesai pelajaran dan sebelum berpisah dengan siswa, hendaknya proses belajar mengajar ditutup dengan membaca hamdalah (Alhamdulillah) bersama-sama, lalu dilanjutkan membaca doa kafaratul majelis.

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( مَنْ جَلَسَ في مَجْلِسٍ ، فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ في مَجْلِسِهِ ذَلِكَ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح )) .

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiranya), maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu, ‘SUBHAANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK’ (Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu); kecuali diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.” (HR: Tirmidzi, no. 3433).

Keenam, mengucapkan salam kepada siswa setiap hendak meninggalkan kelas.

Sehingga dengan doa keselamatan, rahmat dan keberkahan ini yang akan mengiringi setiap kali pertemuan dan perpisahan dalam proses belajar mengajar.

Pentingnya Doa

Sebagai manusia, guru hanya mampu berusaha. Selebihnya, keputusan akhir tentang hasil usaha dalam proses pendidikan itu –siswa menjadi sukses, cerdas dan saleh– bergantung kepada Allah SWT. Sikap terlalu yakin dengan kemampuan diri hingga mengabaikan-Nya akan membuatnya kehilangan kekuatan jiwa dan keberkahan.

Mendidik adalah soal menyentuh hati. Sedangkan pengendali dan yang membolak balikkan hati, hanya Allah semata.

Sesungguhnya hal mudah bagi Allah menjadikan seseorang (siswa) sukses, cerdas dan shaleh. Maka itu, guru harus selalu dekat dengan-Nya, dan mendekatkan siswa kepada-Nya, salah satunya melalui kekuatan doa.

Doa termasuk hal penting yang harus selalu dipegang teguh. Melalui doa, rasa cinta dan kasih sayang kepada siswa akan bertambah mekar dalam hati. Untuk itu, hendaklah guru senantiasa memohon kepada-Nya agar Dia meluruskan (hati) siswanya.

Guru sebagai orang tua bagi siswa. Karenanya, Nabi ﷺ melarang kepada orang tua (guru) mendoakan keburukan bagi siswa. Mendoakan keburukan merupakan hal berbahaya, dapat mengakibatkan kehancuran siswa dan masa depannya (HR Abu Dawud).

Guru sebagai arsitek peradaban, jika ia salah dalam mendidik, berarti telah salah dalam membentuk peradaban. Ingat, tanggung jawab guru tidak sebatas di dunia, juga di akhirat kelak. Karena itu, guru harus selalu mendoakan untuk kesuksesan, kecerdasan, dan kesalehan siswa pada setiap waktu.

Dengan pesan ini, semoga Allah membimbing para guru agar dapat mendidik siswa menjadi insan yang cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual, sekaligus sebagai amal saleh yang pahalanya akan terus mengalir meski guru telah tiada. Amin.*/ H. Imam Nur Suharno,  penulis Buku Muhammad SAW The Great Educator,  Kepala Divisi HRD dan Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

HIDAYATULLAH

Doa-doa Malam Jum’at, Agar Malaikat Mau Menaungimu dengan Sayap Ampunan

Hari Jum’at dikenal sebagai hari yang istimewa. Betapa tidak, hari ini dinamakan dengan Sayyidul Ayyam, atau tuannya hari. Banyak hadis Nabi Muhammad yang menjelaskan tentang keutamaan hari mulia ini.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi Saaaw bersabda:

“خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ.”

Artinya: “Sebaik-baik hari di mana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.

Dalil lain yang menyebutkan keutamaan hari Jumat diriwayatkan Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad dari Sa’ad bin ‘Ubadah dalam sebuah hadits:

سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya: “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.

Amalan yang dapat diamalkan di hari Jum’at dan akan mendatangkan malaikat untuk memberi rakhmat adalah membaca doa-doa malam Jum’at.

Berdoa di malam Jum’at, sebagaimana dalam buku hadits Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah RA berkata, bahwasanya:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَقَالَ: فِيْهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّيْ، يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.

Artinya: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut hari Jum’at, lalu menyatakan, ‘Di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang hamba muslim menepatinya dalam keadaan ‘berdiri melaksanakan shalat’ untuk memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah mengabulkan permintaannya,seraya mengisyaratkan dengan tangannya bahwa waktunya cuma sebentar.”

Adapun doa-doa malam Jum’at adalah sebagai berikut:

Pertama, doa khusus malam Jum’at

اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبّي لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ اَمَتِكَ وَفِي قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِي بِيَدِكَ اَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْـتَطَعْتُ اَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَـرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَاَبُوءُ بِذُنُوبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اَنْتَ .

Allahumma anta robbi la ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wabnu amatika wafi qobdhotika wa nashiyati biyadika amsaitu ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’uzu biridhoka min syarri ma shona’tu abu-u bini’matika wa abu-u bizunubi faghfirli zunubi innahu la yaghfiruz zunuba illa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu dan berada dalam genggaman-Mu dan nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari keburukan perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

Kedua, membaca shalawat

Pada malam Jum’at kita dianjurkan untuk untuk memperbanyak shalawat. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

Artinya: “Perbanyaklah shalawat kepadaku  pada setiap jumat. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap jumat. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”

Ketiga, membaca surah Yasin dengan didahului doa-doa berikut:

إلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى

Ilana hadhrotin nabiyyil mushthofaa

مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Muhammadin shollallohu ‘alaihi wa sallam

وَاَلِهِ وَاَزْوَخِهِ وَاَوْلَادِه وذُرَّيَّا تِهِ

Wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyaatih

اَلْفَاتِحَه

Al Fatihah

وَاِلَى اَرْوَاحِ سَيِّدِنَا اَبِيْ بَكْرٍوَّعُمَرَ

Wa ilaa arwaahi sayyidinaa abii bakriw wa ‘umar

Wa ‘utsmaana wa ‘ali

وَاَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِاَجْمَعِيْنَ

Wa alaa baqiyyatish shohaabati ajma’iin

اَلْفَاتِحَه

Al Fatihah

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ اِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِوَالْمُرْسَلِيْنَ

Tsumma ilana hadh roti ikhwaanihi minal ambiyaa-i wal mursaliin

وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

Wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash sholihiin

وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ

Wash shohaabati wat taabi’iin

وَالْعُلَمَاءِ وَالْمُصَنِّفِيْنَ

Wal ‘ulamaa-i wal mushonnifiin

وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ

Wa jamii’il malaa ikatil muqorrobiin

Khushuushon sayyidina syaihkh ‘abdil qoodiri jailaani rodiyalloohu ‘anhu

اَلْفَاتِحَه

Al Fatihah

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ

Tsumma ilana jamii’i ahlul qubuur

مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ

Minal muslimiina wal muslimaat

وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Wal mu-miniina wal mu-minaat

مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا

Min masyaariqil Ardhi ilaa maghooribihaa

بَرِّهَاوَبَحْرِهَا

Barrihaa wa bahrihaa

خُصُوْصًا أَبَاءَنَا وَأَمَّهَاتِنَا

Khushuushon abaa-anaa wa ummahaatinaa

وَأَجْدَنَا وَجَدَّاتِنَا

Wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa

وَهَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا

Wa hasyaa yikhanaa wa masyayikha masyaa yikhinaa

وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ

Wa limanijtama’naa hahunaa bisababih

وَخُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ…..، لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Wa khushuushon ilaa ruuhi, ……..lahumul faatihah

Keempat, membaca Surah Al-Kahfi

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi SAW bersabda:

إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين

Artinya: “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua Jum’at. Dalam lafazh lainnya dikatakan.

Selain itu hadis dalam kitab yang lain juga disebutkan,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ.

Artinya: “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah).

Semoga bermanfaat untuk menjalankan malam Jum’at yang penuh berkah. Sehingga malaikat mau datang kepadamu untuk memberikan ampunan Allah kepada para hamba-Nya.[]

AKURAT

Kyai Kholil Bangkalan Sang Maha Guru

25 November diperingati sebagai hari guru. Sebuah momen untuk kembali merefleksikan nilai-nilai perjuangan guru dan jasa-jasanya. Begitu juga guru-guru di pesantren yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan, mengenal kearifan, dan jalan menuju Tuhan. Geneologi guru-guru di pesantren kebanyakan bersambung kepada satu guru yang masyhur, Kyai Kholil Bangkalan yang menjadi sang maha guru.

Dalam khazanah kepesantrenan, kisah tentang Kyai Kholil Bangkalan tentu takkan absen dari pengisi kelas-kelas sebelum belajar. Mengenal kisahnya bertujuan untuk mengenalkan karomah guru dan tentu, tirakatnya. Kyai Kholil merupakan guru dari beberapa kyai pesantren di Indonesia. Termasuk para pendiri Organisasi Masyarakat (ormas) salah satunya adalah Kyai Hasyim Asy’ari.

Beliau bernama lengkap KH. Muhammad Kholil, lahir di desa Kemayoran, Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada bulan Desember tahun 1820. Beliau hidup dengan laku harian yang penuh tirakat dan kesederhaan. Hingga pantaslah pada hari kemudian beliau menjadi sosok ulama karismatik yang ilmunya ditimba oleh ulama-ulama nusantara.

Dalam catatan biografi “KH. M. Kholil Bangkalan; Biografi Singkat 1835-1925” yang ditulis oleh Muhamamd Rifa’i dan diresensikan oleh Moh. Riwwan Rifa’i, diceritakan di dalamnya tentang perjalanan singkat hidupnya termasuk pengembaraan keilmuannya dan murid-murid yang mengais ilmu darinya.

Beberapa di antara muridnya adalah KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi pendiri Nahdhatul Ulama. Organisasi dengan anggota terbanyak di Indonesia. Selain Kyai Hasyim, ada juga Kyai Wahab Hasbullah dan Kyai Bisri Syansuri yang sama-sama berperan dalam pendirian NU. Juga ada Kyai Abdul Manaf dari Lirboyo, Kyai Bisri Musthofa dari Rembang, Kyai Ahmad Shiddiq dari Jember, dan beberapa tokoh ulama lainnya.

Dalam proses pengajarannya, Kyai Kholil menekankan sikap zuhud dan ikhlas. Banyak cerita mengenai karomah beliau semasa penulis mesantren di Jawa Timur. Salah satunya adalah adalah perintah Kyai Kholil kepada Kyai Hasyim yang masih nyantri dengan beliau untuk mencarikan cincin istrinya yang masuk ke septitank. Tanpa berlama-lama, Kyai Hasyim langsung terjun ke dalam septitank dan menemukan cicin istri dari Kyai Kholil. Tindakan tersebut menunjukkan khidmat dan kepatuhan. Lantas Kyai Kholil mendoakan Kyai Hasyim agar kelak menjadi tokoh panutan dan dicintai banyak orang.

Ajaran-ajarannya kepada murid-muridnya yang kemudian hari menjadi orang bermanfaat adalah ajaran yang tidak hanya ilmu pengetahuan, tapi juga penempaan karakter. Terbukti dari apa yang diceritakan tentang Kyai Hasyim Asy’ari. Dan juga kyai-kyai lain yang pernah menimba ilmu darinya.

Tidak hanya menjadi guru bagi para santrinya, beliau juga memiliki peran besar di lingkungan sosialnya. Diceritakan dalam biografi singkat tersebut, Kyai Kholil merupakan pemimpin bagi masyarakat desa sekitar yang sangat rendah hati dan merakyat. Beliau terjun langsung untuk bisa memahami kondisi masyarakat. Kewibawaannya lahir dari ilmu dan karakter, sehingga tak heran beliau melahirkan banyak murid yang pada kemudian hari menjadi tokoh besar yang juga menyebarkan ilmu melalui lembaga-lembaga pesantren dan masyarakat.

Pengembaraan keilmuannya dimulai dari rumahnya, beliau kali pertama berguru kepada ayahandanya. Lalu beliau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Kemudian ke Pesantren Bangil, lalu Keboncandi dan Sidogiri. Setelah pengembaraan ilmu di Indonesia selama bertahun-tahun, beliau berangkat ke Mekkah untuk menimba ilmu di sana membawa serta istrinya.

Sepulang dari Mekkah, beliau kembali ke Madura, tanah kelahirannya untuk mengabdi dan mengamalkan ilmunya. Setelah pengabdiannya yang panjang, beliau wafat di usianya yang ke-104 tahun pada tahun 1925 di Madura. Makamnya kini banyak dikunjungi oleh para peziarah baik santri maupun non santri. Sebab karomah dan cerita-ceritanya membawa para peziarah menuju ke sana untuk turut mendoakannya.

Beliaulah Kyai Muhammad Kholil Bangkalan, sang maha guru yang patut diteladani. Selamat hari guru!

BINCANG MUSLIMAH

Pencemaran Lingkungan Hidup Menurut Fikih

Pencemaran lingkungan masih marak terjadi di Indonesia. Misalnya hutan yang lebat dibabat habis sehingga berubah menjadi hutan gundul. Penebangan liar untuk mengambil kayu juga marak terjadi.

Terlebih alih lahan hutan menjadi perkebunan, belakangan marak terjadi. Sehingga paru-paru dunia kian menipis. Akibatnya sudah mudah ditebak; banjir dan pemanasan global (global warming).

Pada sisi lain, banyak pabrik-pabrik tak memiliki Instalasi pengolahan air limbah. Sehingga limbah berbahaya beracun (B3) dibuang sembarangan. Ada yang dibuang dipemukiman warga. Ada juga yang dibuang dibuang dialiran sungai. Ini berpotensi mencemari aliran sungai yang dipakai warga .

Begitu juga masih tingkat pencemaran laut di Indonesia cukup  mengkhawatirkan. Pasalnya, masih banyak perusahaan industri yang seenaknya membuang limbah ke laut. Pun masih banyak juga tumpahan minyak, yang jatuh ke laut. Sehingga laut Indonesia tercemar.

Pencemaran sampah plastik kini pun masih menjadi ancaman. Jumlahnya juga sangat besar. Sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan laut yang cukup parah. Ikan-ikan mati. Terumbu karang rusak parah.

Pendek kata, pencemaran lingkungan hidup merupakan musuh utama manusia hari ini. Fenomena ini marak terjadi di Indonesia. Tak hanya di kota besar, di daearah pun, pencemaran lingkungan seolah tak terkontrol. Mengakibat kerugian besar bagi masyarakat luas.

Nah bagaimana fikih Islam menyikapi persoalan perusakan lingkungan?

Islam adalah agama yang bersifat universal. Agama yang di bawa Nabi Muhammad ini mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk etika dan norma terhadap ingkungan hidup. Pasalnya, alam merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih lanjut, Islam berpesan melalui Al-Qur’an, seyogianya manusia melestarikan alam semesta dan lingkungan hidupnya. Hal ini bertujuan untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Bila tidak? Kehidupan manusia di bumi terancam punah. Allah berfirman;

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.

Imam Asy Syaukani dalam kitab Fathul Qadir menjelaskan bahwa ayat ini  (Q.S al A’raf/7;56) merupakan dasar dari larangan memperbuat kerusakan di muka bumi. Pun ayat ini menjadi dasar fikih, mengharamkan tindakan pencemaran lingkungan hidup. Simak penjelasan Imam Syaukani berikut;

نهاهم الله سبحانه عن الفساد في الارض بوجه من الوجوه قليلا كان او كثيرا ومنه قتل الناس وتخريب منازلهم وقطع اشجارهم وتغوير انهارهم

Artinya;   Allah SWT melarang mereka dari kerusakan di muka bumi dengan cara apapun, baik sedikit atau banyak, termasuk membunuh orang, menghancurkan rumah mereka, menebang pohon mereka, dan merusak/mencemari sungai mereka.

Demikianlah pandangan fikih terkait haramnya perusakan lingkungan. Pasalnya, itu merupakan tindakan yang dapat merugi ligkungan dan manusia pada umumnya.

BINCANG SYARIAH

Menag: Indonesia Masuk Prioritas untuk Haji dan Umroh

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut Indonesia masuk prioritas untuk ibadah haji dan umroh setelah dirinya menggelar pertemuan dengan otoritas haji dan umroh Arab Saudi di Makkah, Senin (22/11).

“Alhamdulillah, hari ini saya bertemu dengan Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Taufig F. Alrabiah di Makkah. Menteri Taufig mengatakan bahwa Indonesia adalah prioritas dalam masalah haji dan umroh,” ujar Yaqut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Yaqut mengatakan hasil pertemuannya dengan Menteri Haji Saudi cukup progresif dan efektif. Hal itu tidak terlepas dari diskusi awal yang dilakukan Wakil Menteri Haji Saudi dengan tim Kementerian Agama yang dikomandoi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Staf Khusus Menteri Agama, dan tim Konsul Haji Jeddah.

Selepas pertemuan itu, Kementerian Agama akan menyusun skenario dan linimasa pemberangkatan jamaah umroh. Penerapan protokol kesehatan akan menjadi aspek paling penting dalam pengaturan penyelenggaraan umroh.

Rumusan itu selanjutnya akan disampaikan kepada Kementerian Haji Saudi untuk dipelajari dan menjadi pertimbangan membuka pintu umroh bagi Indonesia. “Kita berharap semoga persiapan lanjutan, baik di Saudi maupun Tanah Air bisa segera selesai sehingga penyelenggaraan umroh bisa segera dibuka,” kata dia.

Ia berharap selepas pertemuan ini, jamaah asal Indonesia bisa segera melepas kerinduannya untuk menunaikan ibadah umroh. “Kita sangat berharap semoga hal itu tidak lama lagi,” kata Menag.Selain membahas penyelenggaraan umroh, pertemuan dua menteri ini juga mendiskusikan upaya peningkatan kerja sama bilateral dalam bidang haji dan umroh.”Kami memiliki visi yang sama dalam meningkatkan kerja sama, seperti di bidang manasik haji atau penyuluhan secara terpadu,” ujarnya.

IHRAM

Saudi Batasi Usia Umroh Jamaah Asing 18-50 Tahun

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengeluarkan langkah-langkah baru dalam pelaksanaan umroh bagi jamaah dari luar negeri. Menurut aturan itu, umroh dan ritual lainnya dibatasi hanya bagi Muslim yang berusia 18 hingga 50 tahun.

Selain itu, kementerian juga mengatakan jamaah umroh dari luar negeri harus sudah divaksinasi penuh terhadap Covid-19 dengan vaksin yang diakui oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Dilansir di Gulf Today, Rabu (24/11), para peziarah harus membawa sertifikat vaksinasi mereka agar mendapatkan visa masuk elektronik. Visa ini dapat diperoleh melalui Kementerian Luar Negeri Saudi.

Sebelum melakukan perjalanan, jamaah dihimbau untuk mengecek status visanya bersama agen perjalanan resmi untuk proses pemesanan tiket.

Kementerian Haji juga menjelaskan jika seseorang ingin mendapatkan visa umroh dari luar Arab Saudi, ia dapat berkomunikasi dengan salah satu agen perjalanan resmi dengan memberikan sertifikat vaksin resmi.

Baru-baru ini Kementerian Saudi meluncurkan dua aplikasi, Eatmarna dan Tawakkalna, untuk mendapatkan izin dari luar kerajaan.

Lebih lanjut, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengatakan pihak berwenang telah memutuskan membatasi penerbitan izin pelaksanaan umroh dan sholat di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, hanya untuk orang yang telah divaksinasi.

Kementerian menjelaskan izin itu akan terbatas diberikan kepada mereka yang sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19 yang disetujui di Kerajaan, atau pada kasus-kasus tertentu yang dibebaskan dari penggunaan vaksin.

Jamaah umroh yang telah menyelesaikan reservasi dan penerbitan izin, baik untuk melakukan umroh, sholat atau ziarah tanpa menyelesaikan dua dosis vaksinasi, harus bergegas mengambil dosis kedua 48 jam sebelum tanggal izin untuk menghindari pembatalan.

IHRAM

Pembatal Keislaman: Meyakini Ada Orang yang Boleh Meninggalkan Ajaran Islam

Meyakini adanya orang yang boleh meninggalkan ajaran dan syariat Islam adalah salah satu pembatal keislaman. Orang yang meyakini demikian keluar dari Islam. Karena, hal ini berarti ia meyakini bolehnya menghalalkan yang haram dan bolehnya mengharamkan yang halal, serta meyakini bahwa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak harus ditaati oleh sebagian orang dan tidak berlaku untuk sebagian orang.

Ajaran Islam bersifat universal

Syariat Islam ini yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berlaku untuk seluruh manusia sampai hari kiamat tanpa terkecuali. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Al-‘alamin artinya adalah seluruh makhluk. Ayat ini menunjukkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk seluruh manusia tanpa terkecuali. Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا

“Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.” (QS. Saba’: 28)

Allah Ta’ala juga berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا

“Katakanlah, ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua.’” (QS. Al-A’raf: 158)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فُضِّلْتُ علَى الأنْبِياءِ بسِتٍّ: أُعْطِيتُ جَوامِعَ الكَلِمِ، ونُصِرْتُ بالرُّعْبِ، وأُحِلَّتْ لِيَ الغَنائِمُ، وجُعِلَتْ لِيَ الأرْضُ طَهُورًا ومَسْجِدًا، وأُرْسِلْتُ إلى الخَلْقِ كافَّةً، وخُتِمَ بيَ النَّبِيُّونَ

“Aku diberikan 6 kelebihan yang tidak diberikan pada para Nabi terdahulu: [1] aku diberikan jawami’ul kalim, [2] aku dibantu dengan diberikan rasa takut pada hati musuhku, [3] ghanimah dihalalkan bagiku, [4] seluruh bumi dijadikan bagiku sebagai media untuk bersuci dan untuk tempat salat, [5] aku diutus untuk seluruh manusia, dan [6] aku adalah penutup para Nabi.” (HR. Muslim no. 523)

Dan dalil-dalil yang lain yang menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku universal, diperuntukkan bagi semua manusia sampai hari kiamat tanpa terkecuali.

Kufurnya orang yang tidak meyakini universalitas Islam

Maka siapa yang meyakini ada orang yang sudah mencapai derajat tertentu, sehingga ia boleh meninggalkan aturan syariat, misalnya :

* tidak lagi wajib salat

* tidak lagi wajib menutup aurat

* boleh minum khamr

* boleh zina

* boleh makan yang haram-haram

dll.

Orang yang meyakini demikian, maka ia telah mendustakan ayat-ayat dan hadis di atas.

Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab dalam risalah Nawaqidhul Islam beliau mengatakan,

من اعتقد أن بعض الناس يسعه الخروج عن شريعة محمد – صلى الله عليه وسلم – كما وسع الخضر الخروج عن شريعة موسى – عليه السلام – فهو كافر

Barangsiapa yang meyakini bahwa ada sebagian orang yang dibolehkan untuk keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana Khidir keluar dari syariat Nabi Musa ‘alaihissalam, maka orang tersebut kafir.”

Dikarenakan orang yang berkeyakinan demikian telah mendustakan ayat-ayat dan hadis-hadis, dan juga telah menghalalkan yang haram. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan,

وبيان هذا أن من فعل المحارم مستحلاً لها فهو كافر بالاتفاق، فإنه ما آمن بالقرآن

Alasannya adalah karena orang yang melakukan hal yang haram dengan menghalalkan hal tersebut, maka ia kafir berdasarkan kesepakatan ulama. Karena berarti ia tidak mengimani Al-Qur’an.” (Ash-Sharimul Maslul, 3: 971).

Syubhat tentang Nabi Khidhir

Adapun mengenai kisah Nabi Khidir ‘alaihissalam yang beliau keluar dari syariat Nabi Musa ‘alaihissalam sehingga melakukan hal-hal yang dilarang dalam syariat Nabi Musa, maka hal ini karena Nabi Khidir tidak termasuk dalam umatnya Nabi Musa ‘alaihimassalam.

Ketika itu, syariat Nabi Musa ‘alahissalam tidak berlaku untuk seluruh manusia. Tidak sebagaimana syariat yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam. Sehingga, Nabi Khidir diperkenankan untuk tidak mengikuti syariat Nabi Musa.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan,

إن موسى عليه السلام لم تكن دعوته عامة ولم يكن يجب على الخضر اتباع موسى عليهما السلام، بل قال الخضر لموسى إني على علم من الله علمنيه الله ما لا تعلمه وأنت على علم من الله علمكه الله لا أعلمه

Dakwah Musa ‘alaihissalam tidak kepada seluruh manusia. Nabi Khidir tidak wajib untuk mengikuti syariat Nabi Musa ‘alaihissalam. Bahkan, Nabi Khidir berkata kepada Nabi Musa, ‘Aku melakukan sesuatu berdasarkan ilmu yang diajarkan Allah kepadaku yang Engkau tidak tahu. Dan Engkau melakukan sesuatu berdasarkan ilmu yang diajarkan Allah kepadamu yang aku tidak tahu.’” (Majmu’ Fatawa, 27: 59).

Oleh karena itu, berbeda kasusnya dengan orang zaman sekarang yang diklaim boleh keluar dari ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini dikarenakan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berlaku untuk seluruh manusia sampai hari kiamat.

Alhasil, tidak benar keyakinan bahwa orang jika mencapai derajat tertentu, maka ia boleh untuk meninggalkan ajaran agama, boleh melakukan yang haram-haram, atau mengharamkan yang halal-halal. Bahkan, ini adalah kekufuran, nas’alullah as-salamah wal ‘afiyah.

***

Penulis: Yulian Purnama

Sumber: https://muslim.or.id/70357-meyakini-ada-orang-yang-boleh-meninggalkan-islam.html

Tambah Miskin, Tambah Zuhud?

“Tambah miskin, tambah zuhud.” Apakah tagline ini benar?

Kalau Anda katakan, “iya”, berarti  apakah Anda juga mengatakan sekaliber Nabi Sulaiman dan Dawud Alaihimus salaam yang memiliki kerajaan yang begitu luasnya, merupakan orang yang tidak zuhud?

Lalu apa juga yang akan Anda katakan untuk sahabat sekelas ‘Abdurahman bin ‘Auf, yang jika hartanya dikumpulkan dapat menyentuh angka ribuan triliun? Belum lagi bagaimana dengan Abu Bakar yang dikenal pebisnis tersukses sejak dari era jahiliah? Atau ‘Utsman bin ‘Affan yang banyak “ngebayarin” kebutuhan perkembangan Islam di waktu itu yang mirip dengan Abu Bakar? ‘Abdullah bin Mubarak seorang tabiin yang terkenal, bukankah ia juga banyak hartanya, dan mampu menghajikan satu kampung dengan uangnya?

Lagi pula, tidak terdapat hadis yang mengatakan hal itu; kalau mau jadi zuhud harus miskin dulu.

Karena zuhud itu memang amalan hati, bukan penilaian atas dasar fisik saja.

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya mengenai seseorang yang memiliki uang 1000 dinar. Apakah ia bisa disebut sebagai orang yang zuhud? Jawab beliau, “Iya, bisa saja. Asalkan ia tidaklah terlalu berbangga dengan bertambahnya harta dan tidaklah terlalu bersedih dengan harta yang berkurang” (Madarij As-Salikin, 2: 11, dinukil dari Minhah Al-‘Allam, 3: 138).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

الزُّهْدُ تَرْكُ مَالاَ يَنْفَعُ فِي الآخِرَةِ وَالوَرَعُ : تَرْكُ مَا تَخَافُ ضَرَرَهُ فِي الآخِرَةِ

“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat [1]. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.”

Ibnul Qayyim rahimahullah lantas berkata, “Itulah pengertian zuhud dan wara’ yang paling bagus dan paling lengkap” (Madarij As-Salikin, 2: 10, dinukil dari Minhah Al-‘Allam, 3: 138).

Jika sampai ada yang masih bersikeras mengatakan orang zuhud harus miskin, maka ia dapat masuk kategori zuhud yang kelewat batas, karena telah berani mengharamkan apa yang Allah Ta’ala halalkan. Menjadi kaya dalam Islam tidak dilarang. Halal-halal saja. Jadi, mengapa mengharamkannya karena alasan zuhud?

Hasan Al Basri rahimahullah mengatakan,

ليس الزهد في الدنيا بتحريم الحلال ولا إضاعة المال

“Bukanlah zuhud itu dengan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan” (Madarijus Salikin, 2: 15).

Selama kekayaan yang dimiliki bermanfaat dan tidak menjadikannya terlena dengan dunia, seperti para orang zuhud di atas, maka tentu hal ini terpuji dan termasuk zuhud.

Begitu juga yang miskin. Bukan berarti mereka zuhud. Karena zuhud juga keadaan pilihan. Bukan keadaan yang memang tidak memiliki pilihan. Apalagi orang miskin banyak yang berharap kepada manusia dan meminta-minta, yang mana hal tersebut sama sekali bukan zuhud. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersbada,

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِىَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِىَ النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ ».

“Dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lantas berkata, ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu’” (HR. Ibnu Majah no. 4102. Syekh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).

Maka kemiskinan bukan tanda pasti zuhud. Sebagaimana kekayaan juga bukan berarti tidak zuhud.

Jakarta, 16 Agustus 2021

***

Penulis: Muhammad Halid Syarie, Lc.

Catatan Kaki:

[1] Penjelasan “meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat” dapat dilihat pada artikel Rumaysho Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat.

Sumber: https://muslim.or.id/70355-tambah-miskin-tambah-zuhud.html