Menangis saat Membaca Al-Quran

Semoga Allah melembutkan hati kita yang keras dan gersang agar dapat menangis saat membaca Al-Quran

MUHAMMAD bin Munkadir rahimahullah (wafat 130 H), ketika sedang shalat malam, beliau menangis dengan keras sampai beliau pingsan. Ketika beliau sadar, keluarganya bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Beliau tidak menjawab dan tetap menangis.

Kemudian keluarganya mengirim utusan kepada Abu Hazim rahimahullah (wafat 135 H) untuk menanyakannya. Abu Hazim yang merupakan sahabat karib Muhammad Munkadir datang dan mendapati beliau sedang menangis.

Abu Hazim bertanya kepadanya; “Wahai saudaraku, apa yang menyebabkanmu menangis? Sungguh engkau telah membuat keluargamu khawatir?” Muhamamd bin Munkadir menjawab; “Aku membaca sebuah ayat dari al-Qur’an.” Abu Hazim bertanya lagi, “Ayat apakah itu?” Muhammad bin Munkadir menjawab, “Firman Allah Azza wa Jalla.

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفْتَدَوْا۟ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ

Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan nampaklah bagi mereka adzab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.”  (Surat  Az Zumar: 47)

Abu Hazim menangis juga dan tangisan mereka berdua semakin keras. Keluarga Ibnu Munkadir berkata kepada Abu Hazim, “Kami membawamu agar menghentikan tangisannya, tetapi engkau justru malah menambahnya menangis.”

Abu Hazim menceritakan kepada mereka apa yang menyebabkan beliau berdua menangis.” (Mukhtashar Hilyatul Auliya juz 2 halaman 367).

Semoga Allah melembutkan hati kami yang keras dan gersang agar dapat menangis saat membaca Al-Quran. Semoga Allah memberikan taufikNya kepada kami dan memudahkan kami untuk  mengamalkan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Quran, amin.

🌱🌱🌱🌱

Muhammad bin Munkadir terus ingat dan takut akan ayat ini sampai akhir hayatnya. Saat menjelang sakaratul maut, Muhammad bin Munkadir merasa takut.

Ketika ditanya apa yang menjadi penyebab takutnya. Beliau menjawab satu ayat dalam Al-Quran dan menyebutkan ayat ke 47 di surat Az Zumar.

Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata, “Muhammad bin Munkadir adalah tokoh ahli qira’at. Hampir setiap orang yang menanyakannya sebuah hadits, beliau menangis.”

Imam Sufyan Ibnu Uyainah berkata; “Beliau bibit kejujuran, orang-orang yang shalih selalu berkumpul dengannya.”

Imam Dzahabi berkata, “Ulama sepakat bahwa beliau orang yang tsiqah dan menonjol dalam ilmu dan amal.”

💦💦💦

Menyekutukan Allah merupakan kezaliman yang sangat besar. Ketika seseorang menganggap ada kekuatan lain yang lebih kuat dari Allah, maka ia akan tunduk dan menjadi budaknya.

Ia jatuh ke dalam kesyirikan karena ia taat dan menganggap kekuatan lain itulah yang dapat memberinya manfaat dan menghindarkannya dari segala kerugian.

Ketika Anda menzalimi pihak lain, pada hakikatnya Anda telah menzalimi diri sendiri. Orang zalim bukanlah orang yang cerdas karena dia lupa bahwa orang yang dizalimi memiliki Allah yang akan membalas, cepat atau lambat, di dunia sebelum di akhirat!

💦💦💦

Manusia siap menebus dan membayar ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah agar ia dapat sembuh dari penyakit ginjal, jantung, kanker dan lainnya. Di akhirat manusia ingin menebus dengan dua kali lipat dari semua kekayaan yang ada di dunia agar ia terhindar dari siksa neraka!

Ini menunjukkan siksa yang sangat pedih di mana manusia tidak tahan menerimanya. Semoga Allah melindungi kita dari siksa neraka, amin.

Imam Mujahid (wafat 101 H) berkata tentang Tafsir Surat Az Zumar 47, “Mereka melakukan amalan yang mereka anggap baik, ternyata amal buruk”.

Al-Khathib Al Baghdadi meriwayatkan dari Fudhail bin Iyadh bahwa beliau menyebutkan tafsir ayat ini; “Mereka membawa amal-amal yang mereka sangka sebagai amal shalih tapi ternyata amal-amal keburukan”.

Ketika ucapan Fudhail ini disampaikan kepada Yahya bin Ma’in, maka beliau menangis.

Semoga Allah melembutkan hati kami yang keras dan kaku, semoga Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran, menangis ketika membacanya dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk dapat mengamalkan Al-Quran dan mendakwahkannya, amin.

💦💦💦

Mungkin ketika kita membaca tulisan ini, terpikir oleh kita orang-orang lain yang kita anggap sesat tapi mereka meyakini bahwa mereka berada dalam kebenaran, bagaimana keadaan mereka di hari kiamat?

Pasti mereka terguncang dan kaget ketika mendapatkan bahwa amal-amal yang mereka lakukan di dunia ditolak oleh Allah bahkan dikatagorikan sebagai amal-amal buruk!

Setelah itu didatangkan azab untuk mereka, dan mereka tidak menyangka sama sekali akan mendapatkan azab yang pedih. Sekiranya mereka memiliki harta seisi dunia dua kali lipat mereka akan tebus dengan semuanya agar mereka bisa terhindar dari azab Allah!

Tidakkah kita merenung sebentar, bagaimana jika kita yang mengalami hal tersebut? Apakah tidak mungkin? Sangat mungkin sekali! Kenapa tidak? Tidakkah kita ingat firman Allah Ta’ala (yang artinya);

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا

ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu kami beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.” (Surat Al-Kahfi: 103-104).

اَفَمَنْ زُيِّنَ لَهٗ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ فَرَاٰهُ حَسَنًاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرٰتٍۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS: Faathir: 8).

Sulaiman At-Taimi takut akan ayat ini. Dikatakan kepadanya: “Anda takut? Anda takut? Anda kan tidak sama dengan orang-orang lain?” Beliau menjawab, “Tidak! Janganlah kalian berkata demikian! Saya tidak tahu apa yang nampak bagi saya dari Allah? Tidakkah kalian mendengar firman Allah (yang artinya).

“Dan nampaklah bagi mereka azab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.”

Sulaiman At-Taimi adalah Imam di masjid jami’ di Bashrah. Beliau banyak menghabiskan waktu malamnya untuk shalat malam, membaca Al-Quran, beristighfar, berdzikir dan berdoa.

Dr Muhammad Ied Kuraim berkata, “Rahmat-Mu ya Allah, rahmat-Mu ya Allah, turunkanlah untuk kami. Kami yang selalu bermaksiat kepadamu siang dan malam, kemudian kami mengatakan Allah akan mengampuni kami. Jika kami mendengar ayat Al-Quran tentang azab kami tidak menangis, tidak merinding dan tidak ada rasa takut!”

🌱🌱🌱🌱

Imam Assuddi (127 H) berkata tentang tafsir Surat Az-Zumar ayat 47;

“Mereka melakukan amal buruk dan berharap bertaubat kemudian kematian datang terlebih dahulu sebelum bertaubat. Atau mereka menganggap Allah akan mengampuninya meskipun tidak bertaubat dengan amal shalih yang akan menghapus dosanya atau dengan syafaat, ternyata Allah tidak ampuni dosa mereka”.

Imam Sufyan Ats Tsauri (wafat 161 H) mengatakan, “Kecelakaan dan kebinasaan untuk orang-orang yang riya, ayat ini untuk mereka!”.*/Disarikan dari buku “MENGASAH HATI” oleh : Fariq Gasim Anuz  

HIDAYATULLAH

Jangan Sampai Puasa Hanya Jadi Formalitas

Syaikh Ali Jum’ah dalam sebuah forum yang disiarkan televisi memperingatkan umat Islam agar menjaga lisan dan perkataan selama bulan Ramadan. Selain agar tidak membuat amal puasa mereka sia-sia, namun juga sebagai momen latihan dalam beretika.

Beliau menyampaikan peringatan itu berdasarkan sejumlah hadits, yakni:

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang serta kebodohan maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.”

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah RA., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa adalah tameng selama ia tidak merusaknya dengan kebohongan dan umpatan.” (HR Thabarani)

Menurut Syaikh Ali Jum’ah, dalam hadits pertama Rasulullah SAW menjelaskan tujuan berpuasa kepada kita adalah tujuan pendidikan dan etika. Ketentuannya, kita didorong untuk menjaga lisan, tidak berkata bohong, tidak mengumpat, tidak berdusta, dan tidak bersaksi palsu di bulan Ramadan.

“Dan hendaknya Ramadan menjadi latihan praktik bagi kita untuk meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang. Tinggalkanlah!” kata ulama Mesir itu.

“Jika kamu tidak meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang pada siang hari Ramadan maka puasamu sebatas formalitas dan lahiriah belaka. Kamu tidak berhak atas pahalanya di sisi Allah SWT,” lanjut Syaikh Ali Jum’ah.*

HIDAYATULLAH

Waktu Minum Kopi yang Pas Ketika Ramadhan, Lebih Cocok Saat Sahur atau Buka Puasa?

Minum kopi pada pagi hari sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Memasuki Ramadhan, kebiasaan minum kopi umat Islam otomatis berubah. 

Ahli gizi masyarakat, DR dr Tan Shot Yen, M hum mengungkapkan kopi adalah diuretik. Artinya, minuman ini membuat seseorang buang air kecil lebih sering sehingga risiko dehidrasi bisa terjadi. 

“Kopi adalah diuretik, artinya membuat buang air kecil lebih sering sehingga risiko dehidrasi bisa terjadi,” kata dr Tan saat dihubungi Republika.co.id, beberapa waktu lalu. 

Saat ditanya kapan waktu yang pas untuk orang yang ingin meminum kopi pada bulan Ramadhan, dr Tan menjawab itu merupakan hal yang sulit. “Nah itu sulit sebab habis berbuka dan Tarawih pun mesti istirahat dan cukup tidur,” ujarnya. 

Beberapa ahli gizi menyarankan untuk minum kopi saat atau segera setelah berbuka puasa. “Minum kopi pada malam hari atau saat sahur akan membuat Anda menderita insomnia dan dehidrasi yang akan menjadi tantangan selama puasa,” ujar ahli gizi Anjali Chawla, dilansir Arab News.

Manfaat dan risiko minum kopi saat puasa 

Kafein, bahan utama dalam kopi, dikaitkan dengan banyak manfaat termasuk peningkatan kewaspadaan mental, peningkatan kewaspadaan dan waktu reaksi, peningkatan kinerja atletik, mengurangi kurang tidur, menurunkan semua penyebab kematian, insiden stroke yang lebih rendah, dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer, asam urat, penyakit Parkinson, dan diabetes tipe 2. 

Di balik banyaknya manfaat minum kopi saat puasa, ada juga risiko yang mengintai. Dilansir Health News, jika kafein dikonsumsi saat puasa dalam keadaan perut kosong, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau mual.

Konsumsi kafein berlebih juga dapat menyebabkan jantung berdebar atau gemetar. Dari sudut pandang bahan tambahan, krimer, penyedap rasa, gula dan lain-lain, yang digunakan untuk membuat kopi lebih enak dapat membuat Anda merasa lebih lapar saat berpuasa dan mungkin memengaruhi kadar gula darah. Hal ini pada akhirnya dapat membuat Anda menyerah dan membatalkan puasa, yang mungkin menghilangkan efek apa pun dari pola makan dan penurunan berat badan. 

Kiat-kiat meminum kopi di bulan Ramadhan

Anda tidak perlu meninggalkan kopi sepenuhnya di bulan Ramadhan. Berikut kiat-kiatnya: 

Pertama, tambahkan lebih sedikit gula ke dalam kopi Anda. Kurangi jumlah gula yang biasanya Anda perlukan, sebanyak seperempatnya terlebih dahulu. Kemudian secara bertahap tingkatkan menjadi setengahnya. 

Kedua, dilansir Have Halal With Travel, kurangi waktu yang Anda gunakan untuk menyeduh kopi. Anda sebenarnya dapat mengurangi jumlah waktu yang Anda perlukan untuk menyeduhnya. Kandungan kafein akan meningkat seiring semakin lama bubuk kopi Anda diseduh dalam air. 

Ketiga, minum satu hingga dua jam sebelum sahur berakhir. Meminum kopi saat sahur menjadi opsi pilihan yang lebih baik daripada berbuka. 

Namun, disarankan untuk minum maksimal satu gelas saja. Sebab jika terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi.

Keempat, pertimbangkan untuk beralih ke teh. Teh terasa lebih lembut di perut, dibandingkan dengan kopi. Jadi, teh cocok untuk minuman berbuka puasa Anda. Jika Anda harus meminum minuman panas setelah berbuka atau setelah sesi Tarawih, cobalah secangkir teh hangat sebagai gantinya. 

RAMADHAN REPUBLIKA

Will Smith Ngaku Telah Khatam Al-Quran Selama Bulan Ramadan, Mualaf?

Aktor Hollywood Will Smith mengaku telah khatam atau membaca Al-Qur’an hingga 30 juz selama bulan Ramadan. Ia juga mengungkap kekagumannya akan kitab suci tersebut.

Melansir dari Saudi Gazette pada Rabu (20/3/2024), melalui wawancara di program Big Time Podcast, Will Smith mengatakan dirinya telah melalui masa sulit selama dua tahun terakhir. Hal inilah yang mendorongnya untuk mencari ketenangan batin, karenanya ia membaca seluruh kitab suci termasuk Al-Qur’an.

“Itu adalah periode dalam hidupku ketika aku ingin memperluas hatiku sebanyak mungkin sehingga aku bisa merangkul jumlah orang yang paling banyak,” ujarnya.

Smith bahkan menyatakan kekaguman yang mendalam atas kesederhanaan Al-Qur’an. Ia juga menceritakan bagaimana kisah Nabi Musa AS dapat menggetarkan dirinya.

“Saya takjub melihat banyak referensi tentang Nabi Musa AS dalam Al-Qur’an,” jelasnya.

Smith juga mengungkap kekaguman mendalam terhadap kesederhanaan Al-Qur’an.

“Hal lain yang saya suka tentang Al-Qur’an adalah kesederhanaannya. Al-Qur’an itu sangat jelas; itu sangat jelas. Sulit untuk meninggalkan kesalahpahaman,” katanya menjelaskan.

Melalui wawancara itu, Smith turut mengungkap dirinya sempat berkunjung ke Arab Saudi dan ia menyukainya. Di sana, Smith singgah di kota Jeddah, Riyadh dan melakukan tur proyek NEOM.

“Saya menyukai kehidupan di sini (Arab Saudi),” ungkapnya.

ISLAMKAFFAH

Kapan Tidak Wajib Menghadiri Undangan Nikah?

Mayoritas ulama berpendapat bahwa menghadiri undangan nikah hukumnya wajib. [1] Adapun undangan selain nikah dari seorang muslim, hukumnya mustahab (sunah).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ ، وَمَنْ تَرَكَ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ – صلى الله عليه وسلم –

Sejelek-jelek makanan adalah makanan pada walimah, di mana orang-orang kaya saja yang diundang, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa yang meninggalkan undangan tersebut, maka ia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.[2]

إِذَا دُعِى أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ فَلْيَأْتِهَا

Jika salah seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.” [3]

Konsekuensi berupa kedurhakaan adalah untuk meninggalkan kewajiban. Karena jika seandainya maknanya anjuran atau sunah, maka tidak akan dicela dan dikatakan durhaka jika meninggalkannya.

Kewajiban menghadiri undangan nikah tidaklah mutlak. Para ulama memberikan syarat-syarat kapan wajibnya menghadiri undangan. Apabila syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka hukumnya tidak lagi wajib atau sunah, bahkan bisa menjadi haram. Syarat-syaratnya sebagai berikut:

Pertama, yang mengundang adalah seorang muslim. Apabila bukan muslim, maka tidak wajib.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ …. وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ

Hak seorang muslim sesama muslim lainnya: … (di antaranya) memenuhi undangan.[4]

Kedua, tidak ada kemungkaran pada acara pernikahan. Seperti bercampur-baur laki-laki dan wanita, adanya pertunjukan alat musik, dan terhidangkan makanan dan minuman haram.

Seorang muslim bisa menyiasatinya dengan datang saat akad berlangsung. Karena saat itu, biasanya berbagai pertunjukan belum dimulai. Atau datang ketika acara pertunjukannya sudah selesai.

Ketiga, yang mengundang adalah orang yang tidak sedang di-hajr (diboikot), seperti karena kefasikannya, kemaksiatannya, atau kesesatannya.

Keempat, tidak memberatkan dalam menghadiri undangan tersebut. Seperti jauhnya lokasi pernikahan atau mahalnya ongkos perjalanan menujunya, sedangkan dia tidak memiliki biaya, atau sedang sakit.

Kelima, undangan tersebut bersifat khusus. Seperti undangan yang jelas ditujukan atas nama kita baik melalui lisan, kartu undangan cetak maupun elektronik. Adapun undangan yang bersifat umum, misal undangan yang dikirim ke grup whatsapp untuk seluruh anggota grup tanpa menyebut nama kita secara khusus, maka hukumnya tidak wajib menghadirinya.

Keenam, menghadiri undangan nikah tidak menjadikan meninggalkan kewajiban lain yang lebih penting atau lebih wajib.

Dengan demikian, maka menjadi jelas bahwa tidak wajib menghadiri undangan apabila ada salah satu syarat di atas. Bahkan, bisa menjadi haram jika kita datang, namun tidak bisa mengubah kemungkaran atau mengakibatkan terabaikannya hak suami atau anak. Dan bisa jadi, kita tidak aman dari keburukan dan kemungkaran di lokasi, maka yang seperti ini haram menghadiri undangan. Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat.

***

Penulis: Junaidi, S.H., M.H.

Sumber: https://muslim.or.id/92436-kapan-tidak-wajib-menghadiri-undangan-nikah.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Memaksimalkan Kedermawanan di Bulan Ramadan

Ramadhan juga menjadi momentum untuk meningkatkan rasa peduli dan kedermawanan terhadap sesama. Seyogianya, dimanfaatkan untuk meningkatkan amal kebaikan yakni sedekah. Berikut “Kultum Singkat Ramadhan; Memaksimalkan Kedermawanan di Bulan Ramadan”.

Asalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَمَّا بَعْدُ.

Jemaah Kultum singkat Ramadhan yang berbahagia

Kedermawanan sudah seharusnya menjadi ciri khas orang-orang bertakwa. Orang dermawan disukai oleh siapa saja, terutama disukai oleh Allah. Banyak sekali perintah dalam Al-Qur’an atau hadis agar kaum muslimin gemar berinfak dan bersedekah. Selain ganjaran pahala melimpah, orang yang dermawan memperoleh rahmat Allah dan rezeki yang tidak pernah surut.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau semakin meningkat di bulan Ramadan. Saking takjubnya para sahabat dengan kedermawanan Rasulullah, maka kedermawanan beliau di bulan Ramadan dikiaskan melebihi lembutnya angin yang berhembus, masyaAllah!

Jika kita berinfak atau bersedekah setiap hari selama bulan Ramadan, maka kebiasaan tersebut akan membekas dan menjadi kebiasaan permanen yang sangat positif. Jangan dilihat besar atau kecilnya jumlah uang yang kita sedekahkan. Yang sangat mahal adalah keberhasilan kita menjadi dermawan setiap hari.

Jemaah Kultum singkat Ramadhan yang berbahagia

Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an mengenai orang-orang yang dermawan:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 274).

Selain itu, dalam firman-Nya, Allah juga mengingatkan betapa besar pahala infak dan sedekah sangat berlimpah. Allah berfirman:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 261).

Jemaah Kultum singkat Ramadhan yang berbahagia

Oleh karena itu, anjuran meneladani kedermawanan Rasulullah, terlebih di bulan Ramadan, tercantum dalam hadisnya.

إِنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadan ketika Jibril alaihissalam datang menemui Beliau. Dan Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Apabila Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus”. (Muttafaq Alaih).

Maksud dari kedermawanan Rasululullah SAW melebihi lembutnya angin yang berhembus adalah:

أَشَارَ بِهِ اِلَى أَنَّهُ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْإِسْرَاعِ بِالْجُوْدِ اَسْرَعَ مِنَ الرِّيْحِ الْمُرْسَلَةِ. وَاِلىَ عُمُوْمِ النَّفْعِ بِجُوْدِهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا تَعُمُّ الرِّيْحُ الْمُرْسَلَة جَمِيْعَ تَهُبُّ عَلَيْهِ.

“Menunjukkan sangat cepat dalam hal kedermawanan melebihi cepatnya angin ketika berhembus. Kedermawanan Nabi SAW juga memberikan manfaat yang menyeluruh seperti hembusan angin yang memberikan manfaat pada apa yang dilewatinya.”

Jemaah Kultum singkat Ramadhan yang berbahagia

Orang dermawan dijamin tidak akan merasa takut dan sedih, terutama di akhirat. Al Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatih Al-Ghaib menulis sebagai berikut:

اِنَّهَا تَدُلُّ عَلىَ أَنَّ اَهْلَ الثَّوَابِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُتَأَكَّدُ بِذَلِكَ بِقَوْلِهِ تَعَالىَ (لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ).

“Sesungguhnya (ayat 274 Al-Baqarah) menunjukkan bahwa orang yang mendapat ganjaran sedekah tidak merasa ketakutan pada hari kiamat, hal ini dikuatkan dengan ayat Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar pada (hari kiamat),(Q,S. Al-Anbiya: 103)”

Jemaah Kultum singkat Ramadhan yang berbahagia

Jangan lewatkan kesempatan di bulan Ramadan untuk meningkatkan kedermawanan dengan cara bersedekah atau berinfak serajin mungkin agar kita tetap menjadi dermawan setiap hari walaupun Ramadan telah pergi.

BINCANG SYARIAH

Apakah Menangis Saat Puasa, Batal?

Di bulan Ramadhan, banyak orang yang mempertanyakan hukum menangis saat berpuasa. Ada yang beranggapan bahwa menangis dapat membatalkan puasa, namun ada juga yang tidak. Sebenarnya, apakah hukum menangis saat puasa membuat puasa batal?

Menangis merupakan respons fisik yang dipicu oleh refleks atau gejolak emosi yang dialami seseorang. Air mata yang dihasilkan bisa berasal dari berbagai alasan, seperti kesedihan, kebahagiaan, rasa sakit, atau bahkan iritasi mata.

Secara fisiologis, menangis merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan hormon stres dan racun. Saat menangis, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat membantu meredakan rasa sakit dan stres. Selain itu, air mata juga mengandung zat antibakteri yang membantu melindungi mata dari infeksi.

Secara emosional, menangis dapat menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Menangis dapat membantu seseorang untuk merasa lebih lega dan terhubung dengan orang lain. Bagi beberapa orang, menangis bahkan dapat menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.

والذي يفطر به الصائم عشرة أشياء : ما وصل عمدا إلى الجوف أو الرأس والحقنة في أحد السبيلين والقيء عمدا والوطء عمدا في الفرج والإنزال عن مباشرة والحيض والنفاس والجنون والإغماء كل اليوم والردة

Artinya; Dan yang membatalkan puasa ada sepuluh hal: Hal yang membatalkan puasa ada sepuluh hal, yaitu sesuatu yang sampai pada rongga bagian dalam tubuh (jauf) atau kepala, mengobati dengan memasukkan sesuatu pada salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur), muntah secara sengaja, melakukan hubungan seksual secara sengaja pada kemaluan, keluarnya mani sebab bersentuhan kulit, haid, nifas, gila, pingsan di seluruh hari dan murtad.

Terkait persoalan di atas, menangis merupakan respons alami manusia terhadap berbagai emosi, dan hal ini tidak membatalkan puasa. Mengapa demikian?

Syekh Abu Zakaria an-Nawawi, Raudah at-Thalibin, Juz III, Halaman 222 mengatakan bahwa menangis tidak termasuk dalam kategori “jauf” atau rongga tubuh yang dapat membatalkan puasa. Jauf mengacu pada lubang atau rongga yang terhubung dengan pencernaan, seperti mulut, hidung, telinga, dan anus. Mata tidak termasuk dalam kategori ini karena tidak terhubung langsung dengan sistem pencernaan.

Selanjutnya, dalam mata tidak terdapat saluran yang mengarahkan benda menuju tenggorokan. Air mata mengalir melalui saluran air mata ke hidung, bukan ke mulut. Hal ini berarti bahwa air mata tidak tertelan dan tidak masuk ke dalam sistem pencernaan.

فرع لا بأس بالاكتحال للصائم، سواء وجد في حلقه منه طعما، أم لا، لان العين ليست بجوف، ولا منفذ منها إلى الحلق

Artinya; Tidak apa-apa bagi orang yang berpuasa untuk memakai kohl (celak), baik dia merasakan rasa di tenggorokannya atau tidak, karena mata bukan rongga perut dan tidak ada jalan dari mata ke tenggorokan.

Oleh karena itu, berdasarkan dua alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menangis tidak membatalkan puasa. Hal ini juga sesuai dengan pendapat para ulama yang menyatakan bahwa menangis tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa.

Demikian penjelasan tentang apakah hukum menangis saat puasa membuat puasa batal? Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Keutamaan Menyiapkan Makan Sahur

Menyiapkan makan sahur bukan hanya tentang mengisi perut sebelum berpuasa, tetapi juga mengandung banyak keutamaan, baik secara agama maupun kesehatan. Berikut “Kultum Singkat; Keutamaan Menyiapkan Makan Sahur

Asalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْزَلَ فِي شَهْرِ رَمَضَان الْقُرْآنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي خُلُقُهُ الْقُرْآنُ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِي الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَمَّا بَعْدُ

Hadirin Pendengar Kultum Singkat yang dimuliakan Allah

Ibadah puasa harus dijalankan dengan penuh ketulusan. Sebagai bentuk ketulusan tersebut, kita harus mempersiapkan ibadah dengan sebaik-baiknya. Persiapan ini dapat berarti persiapan sebelum memasuki bulan puasa. Atau ketika sudah berada di bulan puasa.

Islam mengajarkan agar kita menyiapkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa dengan melakukan makan sahur. Makan sahur tidak hanya merupakan persiapan yang bersifat lahiriah, untuk menyimpan energi selama menjalankan puasa. Tetapi, ada nilai keutamaan tersendiri di luar manfaat jasadiyah. Nilai-nilai itu telah dijelaskan dalam sejumlah hadis Nabi SAW dan penjelasan para ulama terhadap hadis tersebut.

Hadirin Pendengar Kultum Singkat yang dimuliakan Allah

Dalam konteks menjelaskan nilai keutamaan sahur ini, Rasulullah SAW menyabdakan:

تَسَحَّرُوا؛ فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Makan sahurlah. Karena, dalam makan sahur terdapat keberkahan (HR. al-Bukhari).

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari. Karenanya, kesahihan hadis tersebut tidak perlu dipertanyakan. Berdasarkan perintah dalam hadis tersebut, para ulama bersepakat disunnahkannya makan sahur. Imam al-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim, jilid 7 halaman 206, mengatakan;

أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى اسْتِحْبَابِهِ وَأَنَّهُ لَيْسَ بِوَاجِبٍ

Para ulama bersepakat akan kesunnahan makan sahur, dan bahwa makan sahur bukan perkara yang diwajibkan.

Hadirin Pendengar Kultum Singkat yang dimuliakan Allah

Arti keberkahan dalam hadis adalah ia mengandung banyak sekali kebaikan. Di antara bentuk kebaikan makan sahur adalah ia dapat membuat orang kuat menjalankan ibadah puasa dan membuat lebih bersemangat. Dengan seperti itu, berpuasa menjadi terasa lebih ringan dijalankan.

Ketika puasa terasa ringan, ada keinginan untuk berpuasa lagi. Berbeda dengan orang yang tidak makan sahur, ia akan merasa berat menjalankan puasa. Mungkin ia akan menganggapnya sebagai ibadah yang berat. Demikian penjelasan Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim.

Hadirin Pendengar Kultum Singkat yang dimuliakan Allah

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menulis beragam bentuk keberkahan makan sahur:

الْبَرَكَةَ فِي السُّحُورِ تَحْصُلُ بِجِهَاتٍ مُتَعَدِّدَةٍ ، وَهِيَ : اتِّبَاعُ السُّنَّةِ ، وَمُخَالَفَةُ أَهْلِ الْكِتَابِ ، وَالتَّقَوِّي بِهِ عَلَى الْعِبَادَةِ ، وَالزِّيَادَةُ فِي النَّشَاطِ ، وَمُدَافَعَةُ سُوءِ الْخُلُقِ الَّذِي يُثِيرُهُ الْجُوعُ ، وَالتَّسَبُّبُ بِالصَّدَقَةِ عَلَى مَنْ يَسْأَلُ إِذْ ذَاكَ ، أَوْ يَجْتَمِعُ مَعَهُ عَلَى الْأَكْلِ ، وَالتَّسَبُّبُ لِلذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَقْتَ مَظِنَّةِ الْإِجَابَةِ ، وَتَدَارُكُ نِيَّةِ الصَّوْمِ لِمَنْ أَغْفَلَهَا قَبْلَ أَنْ يَنَامَ

Berkah dalam sahur dapat diperoleh dengan beberapa bentuk; mengikuti sunnah Nabi, menyelisihi ahli kitab, mengambil kekuatan untuk ibadah, menambah semangat, menolak perilaku buruk yang timbul akibat rasa lapar, mendorong sedekah kepada orang yang meminta sahur pada waktu sahur, berkumpul untuk makan sahur bersama, mendorong dilaksanakannya zikir dan doa pada waktu yang mustajab, membaca niat bagi orang yang lupa membaca niat sebelum tidur (Fath al-Bari Syarah Shahih al-Bukhari, jilid 4, halaman 140)

Hadirin Pendengar Kultum Singkat yang dimuliakan Allah

Ada poin yang menarik dalam penjelasan Imam Ibnu Hajar di atas. Yaitu, sahur menjadi sebab kita berbagi sedekah kepada orang lain yang membutuhkan makan sahur pada waktu sahur. Poin ini penting, tidak hanya bagi orang yang bersahur, tetapi bagi orang yang mau menyediakan makan sahur bagi orang lain. Poin ini sering dilupakan masyarakat kita. Memberi atau menyiapkan makan sahur untuk orang lain adalah suatu amalan yang utama.

Amalan menyiapkan makan sahur untuk orang lain sering dianggap remeh. Padahal, ia merupakan amalan sosial yang utama. Karena, amalan tersebut merupakan ibadah sosial yang dilakukan di bulan Ramadan untuk membantu orang yang akan menjalankan kewajiban agama. Dalam sebuah kaidah fikih dikatakan, al-muta’addi afdhalu min al-qashir.

Artinya, ibadah yang dapat bermanfaat untuk orang lain lebih utama dibanding ibadah yang hanya kembali kepada pelakunya. Menyiapkan makan sahur adalah bentuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Al-Qur’an mengatakan, wa ta’awanu ‘ala al-birri wa at-taqwa (saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan).

Tidak diragukan lagi bahwa menolong orang lain yang akan menjalankan ibadah puasa Ramadan adalah bentuk tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan.

Dalam riwayat Imam al-Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan, afdhalu as-shadaqah shadaqah fi Ramadan. Artinya, sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan. Berbagi makan sahur atau menyiapkan makan sahur merupakan bentuk sedekah di bulan Ramadan.

Sampai di sini, dapat kita pahami bahwa makan sahur memiliki banyak kebaikan. Salah satu kebaikan itu adalah memberi kesempatan orang berbuat baik kepada orang lain dengan cara berbagi atau menyiapkan makan sahur.

BINCANG SYARIAH

Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Pendapat Imam Ghazali

Di antara banyak pertanyaan masyarakat Indonesia adalah kapan malam Lailatul Qadar? Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan bagi umat Islam. Malam ini diistimewakan dengan turunnya Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, dan memiliki keutamaan yang lebih baik dari seribu bulan.

Dalam bulan Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 Masehi ini, banyak yang bertanya kapan terjadinya malam lailatul qadar. Hal ini karena umat Islam antusias menantikan malam istimewa yang hanya diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw. 

Ada beberapa pendapat ulama untuk mengetahui kapan terjadinya lailatul qadar. Salah satu diantaranya adalah pendapat Imam Ghozali. Beliau dianggap sebagai Mujaddid abad ke-5, seorang pembaru iman yang menurut hadis kenabian, muncul setiap 100 tahun sekali untuk memulihkan iman Komunitas Islam. Karya-karyanya sangat diakui oleh orang-orang sezamannya sehingga al-Ghazali dianugerahi gelar kehormatan Hujjat al-Islam.

Selain itu, Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad.

Berikut kami paparkan pendapat Imam Al-Ghazali dalam kitab I’anatuth thaalibin juz II halaman 257 berikut,

قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر، فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين. أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين. أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين. أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين. أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين.

Artinya: “Berkata Imam Ghazali dan ulama lainnya bahwasanya malam lailatul qadar dapat diketahui dari awal Ramadhan. Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka Lailatul Qodar malam 29. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21. Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar malam 27. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 23”

Berdasarkan pendapat Imam Al-Ghazali, untuk bulan Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 Masehi ini, berdasarkan mufakat sidang isbat yang menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa 12 Maret 2024, maka Lailatul Qadar 1445 H. / 2024 M jatuh pada malam ke 27.Demikian penjelasan mengenai prediksi malam lailatul qadar tahun 2024 menurut pendapat Imam Al-Ghazali.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Cukupi Kebutuhan Minum Saat Puasa: 2 Gelas Saat Sahur dan Buka, 4 Gelas pada Malam Hari

Masyarakat dianjurkan tetap minum 8 gelas air putih per hari selama Ramadhan. Menurut dokter spesialis konservasi gigi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) drg Indira Larasputri, hal itu dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mulut saat berpuasa.

“Disarankan mengonsumsi air sekitar dua liter yaitu setelah kita buka puasa itu dua gelas, kemudian saat selesai Tarawih ya sebelum tidur itu empat gelas, kemudian pada saat sahur itu dua gelas lagi,” katanya dalam diskusi mengenai kesehatan rongga mulut saat berpuasa yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Indira mengatakan konsumsi air putih sebanyak delapan gelas per hari saat berpuasa membantu mulut dalam memproduksi air liur yang dibutuhkan dalam satu hari. Produksi air liur, jelas dia, membantu mencegah rongga mulut mengalami kekeringan, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti bibir pecah-pecah, kering, hingga menyebabkan sariawan yang dapat mengganggu seseorang dalam menjalankan ibadah puasa.

“Selain itu kalau misalnya kita kurang menjaga kebersihan mulut, itu (kekeringan rongga mulut) juga dapat menambah plak, kemudian karang gigi, bau mulut, dan juga penyakit gigi,” ujarnya.

Selain itu masyarakat dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung air dan vitamin seperti semangka, apel, dan pir, serta sayur-sayuran yang mengandung serat seperti wortel, mentimun, dan brokoli, yang berfungsi untuk membersihkan plak dan iritan di dalam mulut.

“Kemudian juga produk susu yang juga merupakan sumber kalsium yang baik untuk gigi dan tulang,” ucapnya.

Indira menyebut kesehatan mulut juga saat berpuasa dapat ditingkatkan dengan membersihkan rongga mulut dengan baik setelah sahur, tidak hanya dengan sikat gigi, namun juga benang gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi. Adapun terkait konsumsi vitamin dan suplemen tambahan, menurutnya, hal tersebut tidak terlalu diperlukan untuk menjaga kesehatan rongga mulut karena berbagai makanan sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran secara alami mengandung berbagai kandungan yang baik untuk kesehatan rongga mulut.

“Yang paling penting sebenarnya itu adalah konsumsi air putih yang cukup sesuai dengan aktivitas dari setiap orang, disesuaikan apakah aktivitasnya cukup tinggi atau biasa saja. Pada umumnya, untuk konsumsi air putih itu paling umum adalah delapan gelas per hari,” kata Indira Larasputri.

KHAZANAH RAMADHAN