Setetes Air Mata di Jalan Allah

DALAM aroma keinsafan, apa pun air mata yang menetes di jalan Tuhan ini terasa melegakan hati kita. Air mata apa pun di jalan Tuhan begitu berarti. Lantaran Tuhan menjadi sumber mata air kehidupan kita. Setetes tetapi bermakna. Setetes tetapi melepaskan dahaga.

Setetes tetapi membangkitkan jiwa. Membangunkan mereka yang tertidur makin tak terasa. Mendorong gairah mereka yang sedang gontai keletihan di jalan Tuhan. Bisa menghibur mereka yang sedang dirundung duka. Atau mengingatkan saat-saat seseorang mulai lengah dari tugasnya. Bahkan, bisa menjadi tempat rehat orang-orang yang sehat. Obat bagi yang sakit.

Tafsir jalan lain menuju kesuksesan dunia, berdampak akhirat yang sesungguhnya. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran: 139).

Sebijak mata air keinsafan, luka itu tetap ada, meski kesalahan harus bisa diambil hikmahnya. Bukan saja untuk pelakunya, bahkan untuk kita semuanya. Bahwa kesalahan-kesalahan kecil itu tidak selalu kecil. Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka, kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.

Jangan menangisi kesalahan. Menangislah lantaran kita terlambat mengambil sikap dalam menghadapi kesalahan. Bertobat dan segera menuju ampunan itulah jalan terbaik meraih kemuliaan. [Ustaz Umar Hidayat M. Ag.]

INILAH MOZAIK

Rahasia Doa Seorang Ibu: Supaya Anak Saleh

Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di Twitter tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek dari twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.

Isi twitternya sebagai berikut:

“Aku bersumpah demi Allah, wahai setiap Ibu, agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabariNya bahwa engkau rida atas anak-anakmu serida-ridanya, dan aku bersumpah demi Allah agar engkau tidak menghijab/menghalangi ridaNya kepada anak-anakmu.”

Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepadaNya bahwa engkau rida atas mereka masing-masing.

Begini doanya:

“Allohumma innii usyhiduka annii roodhiyah ‘an ibnii/ibnatii* … (sebut nama anak-anakmu satu persatu)… tamaamar-ridho wa kamaalar-ridho wa muntahayir-ridho. Fallohumma anzil ridhwaanaka ‘alaihim biridhooii ‘anhum”

(Ya allah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku rida kepada anak-anakku (…….) dengan rida paripurna, rida yang sempurna dan rida yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridaanMu kepada mereka demi ridaku kepada mereka).

Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut, tiba-tiba aku (Dr.Fauziyah) dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata:

Bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. Maka berceritalah si Ibu itu:

Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah salat dan bahkan jarang mandi , dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.

Maka ketika membaca twittermu aku berkata: “Mungkinkah omongan ini benar? Tampaknya masuk akal? Dan seterusnya….”

Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu. Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku kepadaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan didalam diriku ada sedikit syak.

Dan kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya. Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu, ia membukakan pintu untukku dan menyapaku “Apa kabar ibu?” dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.

Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya samasekali. 4 jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya: “Bu, aku disamping masjid dan aku baru akan salat waktu ibu menelponku.”

Maka akupun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah salat bisa mulai salat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar? Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai salat?

Jawabnya, “Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku didekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk salat.”

Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagiaan seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.

Ibu adalah harta karun yang kita sia-siakan. Betapa tidak? Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya.

Padahal justru doa Ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat. Jangan pernah bilang: “Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?”

Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu , padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi?

Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah telah mengkaruniai kita para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.

Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau, dan kita bisa mengetuk pintuNya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur. Selamat berdoa.

INILAH MOZAIK

Renungkan 7 Rahmat dalam Surat Al-Kahfi!

 Allah Swt Berfirman tentang Ashabul Kahfi :

(1).

إِذۡ أَوَى ٱلۡفِتۡيَةُ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ فَقَالُواْ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةٗ وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدٗا

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS.Al-Kahfi:10)

(2).

فَأۡوُۥٓاْ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ يَنشُرۡ لَكُمۡ رَبُّكُم مِّن رَّحۡمَتِهِۦ وَيُهَيِّئۡ لَكُم مِّنۡ أَمۡرِكُم مِّرۡفَقٗا

“Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu.” (QS.Al-Kahfi:16)

(3).

وَرَبُّكَ ٱلۡغَفُورُ ذُو ٱلرَّحۡمَةِۖ

“Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang.” (QS.Al-Kahfi:58)

Allah Swt Berfirman tentang Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir as :

(4).

فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا

“Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.” (QS.Al-Kahfi:65)

(5).

فَأَرَدۡنَآ أَن يُبۡدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيۡرٗا مِّنۡهُ زَكَوٰةٗ وَأَقۡرَبَ رُحۡمٗا

“Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan (seorang anak) lain yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).” (QS.Al-Kahfi:81)

(6).

إِلَّا رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ إِنَّ فَضۡلَهُۥ كَانَ عَلَيۡكَ كَبِيرٗا

“Kecuali karena rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, karunia-Nya atasmu (Muhammad) sangat besar.” (QS.Al-Isra’:87)

Allah Swt Berfirman tentang Zulkarnain :

(7).

قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٞ مِّن رَّبِّيۖ

Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku.” (QS.Al-Kahfi:98)

Inilah 7 ayat Al-Qur’an yang membawakan tentang Rahmat Allah Swt di dalam Surat Al-Kahfi.

Bila kita renungkan, 7 ayat ini cukup sebagai pegangan dan keyakinan kita akan luasnya rahmat Allah pada 7 hari dalam seminggu.

Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda :

مَن قَرَأَ سُورَةَ الكَهفِ فِي يومِ الجُمعةِ، أَضَاء له مِنَ النُّورِ مَا بَينَ الجُمعتَينِ

“Barangsiapa yang membaca Surat Al-Kahfi di hari Jum’at, maka Allah Swt akan memancarkan cahaya untuknya hingga Jum’at berikutnya.”

Semoga Bermanfaat …

KHAZANAH ALQURAN

Jangan Lupakan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat.

Hadits pertama:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Hadits kedua:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja [?]

Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/202-jangan-lupakan-membaca-surat-al-kahfi-di-hari-jumat.html

Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran

Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.

Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran.

Yang menjadi masalah sekarang, mengapa ketika semua kelompok dan jama’ah mengaku telah berpedoman pada Al Qur’an dan Hadits, mereka masih berbeda keyakinan, berpecah-belah dan masing-masing mengklaim kebenaran pada dirinya? Setidaknya ini menunjukkan Al Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ternyata dapat ditafsirkan secara beragam, dipahami berbeda-beda oleh masing-masing individu. Jika demikian maka pertanyaannya adalah, siapakah sebetulnya di dunia ini yang paling memahami Al Qur’an serta sabda-sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam? Jawabnya, merekalah para sahabat Nabi radhi’allahu ‘anhum ajma’in.

Pengertian Sahabat Nabi

Yang dimaksud dengan istilah ‘sahabat Nabi’ adalah:

من رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم في حال إسلام الراوي، وإن لم تطل صحبته له، وإن لم يرو عنه شيئاً

“Orang yang melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan Islam, yang meriwayatkan sabda Nabi. Meskipun ia bertemu Rasulullah tidak dalam tempo yang lama, atau Rasulullah belum pernah melihat ia sama sekali” [1]

Empat sahabat Nabi yang paling utama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu’ahum ajma’in. Tentang jumlah orang yang tergolong sahabat Nabi, Abu Zur’ah Ar Razi menjelaskan:

شهد معه حجة الوداع أربعون ألفاً، وكان معه بتبوك سبعون ألفاً، وقبض عليه الصلاة والسلام عن مائة ألف وأربعة عشر ألفاً من الصحابة

“Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama Rasulullah. Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut bersama Nabi dalam perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat, ada sejumlah 114.000 orang sahabat Nabi”[2]

Keutamaan Sahabat

Para sahabat Nabi adalah manusia-manusia mulia. Imam Ibnu Katsir menjelaskan keutamaan sahabat Nabi:

والصحابة كلهم عدول عند أهل السنة والجماعة، لما أثنى الله عليهم في كتابه العزيز، وبما نطقت به السنة النبوية في المدح لهم في جميع أخلاقهم وأفعالهم، وما بذلوه من الأموال والأرواح بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Menurut keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, seluruh para sahabat itu orang yang adil. Karena Allah Ta’ala telah memuji mereka dalam Al Qur’an. Juga dikarenakan banyaknya pujian yang diucapkan dalam hadits-hadits Nabi terhadap seluruh akhlak dan amal perbuatan mereka. Juga dikarenakan apa yang telah mereka korbankan, baik berupa harta maupun nyawa, untuk membela Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam[3]

Pujian Allah terhadap para sahabat dalam Al Qur’an diantaranya:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At Taubah: 100)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun memuji dan memuliakan para sahabatnya. Beliau bersabda:

لا تزالون بخير ما دام فيكم من رآني وصاحبني ومن رأى من رآني ومن رأى من رأى من رآني

Kebaikan akan tetap ada selama diantara kalian ada orang yang pernah melihatku dan para sahabatku, dan orang yang pernah melihat para sahabatku (tabi’in) dan orang yang pernah melihat orang yang melihat sahabatku (tabi’ut tabi’in)[4]

Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونه

Sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka[5]

Dan masih banyak lagi pujian dan pemuliaan dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terhadap para sahabatnya yang membuat kita tidak mungkin ragu lagi bahwa merekalah umat terbaik, masyarakat terbaik, dan generasi terbaik umat Islam. Berbeda dengan kita yang belum tentu mendapat ridha Allah dan baru kita ketahui kelak di hari kiamat, para sahabat telah dinyatakan dengan tegas bahwa Allah pasti ridha terhadap mereka. Maka yang layak bagi kita adalah memuliakan mereka, meneladani mereka, dan tidak mencela mereka. Imam Abu Hanifah berkata:

أفضل الناس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم : أبوبكر وعمر وعثمان وعلي , ثم نكف عن جميع أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا بذكر جميل

“Manusia yang terbaik setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman lalu Ali. Kemudian, kita wajib menahan lisan kita dari celaan terhadap seluruh sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, kita tidak boleh menyebut mereka kecuali dengan sebutan-sebutan yang indah”[6]

Lebih lagi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا تسبوا أصحابي ، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيف

Jangan engkau cela sahabatku, andai ada diantara kalian yang berinfaq emas sebesar gunung Uhud, tetap tidak akan bisa menyamai pahala infaq sahabatku yang hanya satu mud (satu genggam), bahkan tidak menyamai setengahnya[7]

Pemahaman Sahabat Nabi, Sumber Kebenaran

Jika kita telah memahami betapa mulia kedudukan para sahabat Nabi, dan kita juga tentu paham bahwa tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi selain para sahabat Nabi,  maka tentu pemahaman yang paling benar terhadap agama Islam ada para mereka. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam hingga akhirnya sampai kepada kita, walhamdulillah. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabinya.

Oleh karena ini sungguh aneh jika seseorang berkeyakinan atau beramal ibadah yang sama sekali tidak diyakini dan tidak diamalkan oleh para sahabat, lalu dari mana ia mendapatkan keyakinan itu? Apakah Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepadanya? Padahal turunnya wahyu sudah terhenti dan tidak ada lagi Nabi sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dari sini kita perlu menyadari bahwa mengambil metode beragama Islam yang selain metode beragama para sahabat, akan menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang dan semakin jauh dari ridha Allah Ta’ala. Sedangkan jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Nabi. Setiap hari kita membaca ayat:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)

Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”[8]

Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya[9].

Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:

من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً، وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم

“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”[10]

Beliau juga berkata:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ فَاخْتَارَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، وَانْتَخَبَهُ بِعِلْمِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوبِ النَّاسِ فَاخْتَارَ أَصْحَابَهُ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْصَارَ دِينِهِ، فَمَا رَآهُ الْمُؤْمِنُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ، وَمَا رَآهُ الْمُؤْمِنُونَ قَبِيحًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ قَبِيحٌ

“Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati hambanya, lalu Ia memilih Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan mengutusnya dengan risalah. Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati manusia, lalu Ia memilih para sahabat Nabi, kemudian menjadikan mereka sebagai pendamping Nabi-Nya dan pembela agama-Nya. Maka segala sesuatu yang dipandang baik oleh kaum Mu’minin -yaitu Rasulullah dan para sahabatnya-, itulah yang baik di sisi Allah. Maka segala sesuatu yang dipandang buruk oleh kaum Mu’minin, itulah yang buruk di sisi Allah”[11]

Dalam matan Ushul As Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:

أصول السنة عندنا التمسك بما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم والاقتداء بهم…

“Asas Ahlussunnah Wal Jama’ah menurut kami adalah berpegang teguh dengan pemahaman para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan meneladani mereka… dst.”

Jika demikian, layaklah bila Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjadikan solusi dari perpecahan ummat, solusi dari mencari hakikat kebenaran yang mulai samar, yaitu dengan mengikuti sunnah beliau dan pemahaman para sahabat beliau. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة ، وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة ، قال من هي يا رسول الله ؟ قال : ما أنا عليه وأصحابي

Bani Israil akan berpecah menjadi 74 golongan, dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di nereka, kecuali satu golongan

Para sahabat bertanya: “Siapakah yang satu golongan itu, ya Rasulullah?”

Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku[12]

Beliau juga bersabda menjelang hari-hari wafatnya:

أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة ، وإن كان عبدا حبشيا فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا ، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين ، فتمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة )

Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah. Lalu mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun ia dari kalangan budak Habasyah. Sungguh orang yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk mengikuti sunnnahku dan sunnah khulafa ar raasyidin yang mereka telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Serta jauhilah perkara yang diada-adakan, karena ia adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat” (HR. Abu Daud no.4609, Al Hakim no.304, Ibnu Hibban no.5)

Jika Sahabat Berselisih Pendapat

Sebagaimana yang telah kita bahas, jika dalam suatu permasalahan terdapat penjelasan dari para sahabat, lalu seseorang memilih pendapat lain di luar pendapat sahabat, maka kekeliruan dan penyimpangan lah yang sedang ia tempuh. Namun jika dalam sebuah permasalahan, terdapat beberapa pendapat diantara para sahabat, maka kebenaran ada di salah satu dari beberapa pendapat tersebut, yaitu yang lebih mendekati kesesuaian dengan Al Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata:

: قد سمعت قولك في الإجماع والقياس بعد قولك في حكم كتاب الله وسنة رسوله أرأيت أقاويل أصحاب رسول الله إذا تفرقوا فيها ؟

[ فقلت : نصير منها إلى ما وافق الكتاب أو السنة أو الإجماع أو كان أصحَّ في القياس

“Jika ada orang yang bertanya, Wahai Imam Syafi’i, aku dengar engkau mengatakan bahwa setelah Al Qur’an dan Sunnah, ijma dan qiyas juga merupakan dalil. Lalu bagaimana dengan perkataan para sahabat Nabi jika mereka berbeda pendapat?

Imam Asy Syafi’i berkata: Bimbingan saya dalam menyikapi perbedaan pendapat di antara para sahabat adalah dengan mengikuti pendapat yang paling sesuai dengan Al Qu’an atau Sunnah atau Ijma’ atau Qiyas yang paling shahih”[13]

Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam serta para sahabatnya

Penulis: Yulian Purnama

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/4680-meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html

Mempersiapkan Hari Raya Qurban di Tengah Pandemi

Warga tidak susah membeli ke pasar/kandang dan kerumunan massa. Tujuan ini salah satunya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Hari Raya Idul Adha 1441H/2020M sebentar lagi akan datang. Umat Muslim sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan ibadah yang sangat mulia tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan menyiapkan hewan qurban yang terbaik dan sesuai syar’i untuk menyambut datangnya Hari Raya Qurban.

Bekerja sama dengan peternak lokal binaan, Laznas BMH jauh-jauh hari sudah mulai memilih dan menyiapkan kebutuhan hewan qurban terbaik untuk para donatur yang ingin menunaikan ibadah qurban untuk disalurkan ke penjuru negeri.

Selain bobot, hewan qurban yang sehat dan tidak cacat serta sesuai syari menjadi pilihan utama Laznas BMH dalam menyajikan hewan untuk program qurban.

Seperti yang disampaikan Imam Muslim, Selaku Ketua Program & Pendayagunaan BMH Jawa Timur.

“Setiap tahun kami selalu menjaga kualitas terbaik hewan qurban yang siap didistribusikan ke daerah membutuhkan. Apalagi di musim pandemi sekarang, BMH senantiasa membersamai peternak binaan lokal untuk tetap berdaya dan survive ekonominya,” ungkap Muslim.

“Selain itu, kambing dan sapi di peternakan binaan lokal BMH gemuk-gemuk. Dan juga kandangnya selalu rutin dibersihkan bersamaan dengan hewannya. Semua ini bentuk komitmen BMH untuk menjaga kualitas hewan qurban,” imbuh Muslim.

Dalam memudahkan para donatur dan dermawan yang ingin menunaikan ibadah qurban, Laznas BMH siap membantu pequrban menyalurkan hewan qurbannya ke masyarakat yang membutuhkan.

Jadi warga tidak susah membeli ke pasar/kandang dan kerumunan massa. Tujuan ini salah satunya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Selain memiliki jaringan yang sangat luas, Laznas BMH menawarkan kemudahan bagi kaum Muslimin yang ingin menunaikan ibadah qurban bisa melalui Laznas BMH.

Selain bisa berqurban, juga mendukung program ekonomi peternak binaan lokal agar tetap bertahan di tengah kondisi seperti sekarang ini.* (Kiriman BMH).

HIDAYATULLAH / GLOBALQURBAN


Khalifah Ini Naik Haji dengan Berjalan Kaki

Harun Ar-Rasyid tidak pernah lupa melaksanakan ritual ibadah agamanya. Setiap pagi, dia memberikan 1.000 dirham untuk amal dan melakukan shalat 100 rakaat (masing-masing disertai banyak bacaan zikir dan doa) setiap hari.

Dia berhaji ke Makkah menggunakan unta sebanyak tujuh kali. Jaraknya 1.750 mil dari Baghdad, pergi pulang. Ibadah haji itu dimulai pada tahun setelah dia naik takhta. Haji yang kedelapan dari Rakkah (di Suriah) ke Makkah dengan berjalan kaki.

“Jika kita membayangkan jarak yang dilalui dan keadaan gurun kering yang tidak ramah yang harus dia jalani, kenyataan ini saja akan memberikan gagasan mengenai tenaganya yang sulit ditaklukkan dan kegigihan karakternya,” tulis seorang sejarawan.

Dialah satu-satunya khalifah yang membebani dirinya dengan sebuah kewajiban yang sangat keras. Barang kali, dialah satu-satunya yang memaksa dirinya melaksanakan begitu banyak sujud dengan shalat hariannya.

Benson Bobrick dalam The Caliph’s Splendor: Islam and the West in the Golden Age of Baghdad menuliskan, saat perjalanan haji, dia (Harun) juga memberikan harta dalam jumlah sangat besar kepada penduduk Makkah dan Madinah, dua kota paling suci dalam Islam. Tidak lupa dia juga memberi kepada para jamaah haji yang miskin di sepanjang perjalanan.

“Selalu ada sejumlah orang zuhud yang ia biayai dalam rombongannya. Ketika pada tahun tertentu ia tidak bisa berangkat haji sendiri, dia mengirimkan beberapa wakil yang berkedudukan tinggi bersama 300 pegawai. Semua biaya, ia yang menanggung,” kata Bobrick.

Stempelnya berukirkan tulisan “Harun tawakal pada Tuhan”. Dalam praktiknya, dia tampaknya menjelmakan keyakinan bahwa haji adalah salah satu dari lima pilar agama.

Pemerintahannya juga membangkitkan kembali arti penting tempat-tempat suci. Alasan-alasan politik mengubah ibadah haji ke Makkah menjadi sebuah peristiwa propaganda  yang mengesankan.

Khaizuran, sang ibunda, mengikuti jejaknya. Pada 788 M ia melakukan perjalanan hajinya sendiri sebagai ibu suri. Dalam perjalanan itu, ia memberikan sumbangan kepada rakyat dalam jumlah sangat besar. Dalam berkali-kali kesempatan, dia memerintahkan pembangunan sebuah tempat bernaung, pancuran air, atau sebuah masjid di sepanjang rute perjalanan haji.

Dia tampaknya juga merupakan orang pertama yang mengadopsi gagasan untuk melestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah. Ketika tiba di Makkah, tempat dia akan tinggal selama beberapa bulan, Khaizuran mendanai sebuah upaya untuk merestorasi rumah tempat Nabi dilahirkan.

Tidak hanya itu, dia juga memperbaiki sebuah bangunan yang dikenal sebagai Rumah Arqam tempat para pemeluk Islam awal berkumpul.

Di masa belakangan, keduanya dimuliakan sebagai tempat suci. Dengan cara ini, Khaizuran semakin meninggikan kedudukannya yang mulia sembari memberikan lebih banyak cap religius pada rezim putranya.

Harun memberinya penghormatan yang tidak diberikan Hadi, saudaranya. Ketika Khaizuran meninggal dunia di usia 50 pada tahun berikutnya, November 789 M, Harun berjalan telanjang kaki melalui lumpur di depan peti jenazahnya menuju makam.

Ketika Harun sampai di pemakaman di tepi barat Tigris, dia mencuci kakinya dan mengenakan sepasang sepatu bot baru. Sebagai ucapan selamat tinggal, dia membacakan eulogi Ibnu Nuwairah yang terkenal yang dibacakan istri Nabi Muhammad, Aisyah, di atas pusara ayahnya sekaligus khalifah pertama, Abu Bakar.

Menurut Bobrick, di masa keluarga Abbasiyah berhasil berkuasa, penaklukan Islam kurang lebih sudah menempuh jalannya. Tapi, perbatasan Bizantium masih terus berubah. Setelah serangkaian kemunduran, Kerajaan Abbasiyah sekali lagi berusaha menekan balik. “Dua serangan Harun yang spektakuler ketika masih menjadi pangeran mahkota merangsang seleranya untuk mencapai tujuan ini,” ujarnya.

Tahun demi tahun, untuk meningkatkan kedudukannya sebagai panglima orang beriman, dia terjun ke medan perang. Di perbatasan barat Kerajaan Abbasiyah kerap terjadi bentrokan. Hal itu terjadi karena kedua belah pihak menempatkan pasukan di sepanjang garis pertahanan berkubu yang membentang di seluruh Asia Kecil atau Anatolia, dari Suriah hingga perbatasan Armenia. 

IHRAM

Berdoa antara Adzan dan Iqamah

Salah waktu terkabulnya doa adalah berdoa di antara adzan dan iqamah. Hal ini, wallahu Ta’ala a’lam, karena kemuliaan waktu tersebut. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim bersegera untuk hadir ke masjid dan berdoa di antara adzan dan iqamah. 

Dia memanfaatkan waktu antara adzan dan iqamah untuk berdoa kepada Allah Ta’ala, dan berharap bahwa Allah Ta’ala akan mengabulkan doanya. Karena siapa saja yang diberikan taufik dan kemudahan dari Allah Ta’ala untuk berdoa, berarti Allah Ta’ala menghendaki untuk mengabulkan doa tersebut.

Hal ini karena Allah Ta’ala mengatakan,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min [40]: 60)

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا

“Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa (yang dipanjatkan) di antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (di waktu itu).” (HR. Ahmad no. 12584, sanad hadits ini shahih sebagaimana penilaian Syaikh Syu’aib Al-Arnauth)

Dalam riwayat yang lain disebutkan,

الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) adzan dan iqamah.” (HR. Tirmidzi no. 212 dan 3595, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud dengan lafadz,

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud no. 521, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Terkabulnya doa ini tentu saja jika terpenuhi syarat-syarat berdoa dan juga mengamalkan adab-adab ketika berdoa. 

Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala mengatakan,

ومن الأوقات التي يُرجى فيها قبولُ الدعاء ما بين الأذان والإقامة لِمَا ثبت عن أنس بن مالك رضي الله عنه …

“Di antara waktu yang diharapkan terkabulnya adalah waktu yang terletak di antara adzan dan iqamah. Hal ini berdasarkan hadits valid yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu … “ kemudian beliau pun menyebutkan hadits di atas. (Fiqh Al-Ad’iyyah wal Adzkaar, 2: 102)

Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin memperhatikan hal ini dan tidak menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak berfaidah ketika sedang menunggu iqamat. Misalnya, justru ngobrol di luar masjid dan aktivitas sia-sia lainnya. Wallahu Ta’ala a’lam.

[Selesai]

***

Penulis: M. Saifudin Hakim

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/57401-berdoa-antara-adzan-dan-iqamah.html

Ingatlah Ayat-Ayat Ini untuk Menghapus Kecemasanmu!

Kepada sipapun yang hatinya sedang dipenuhi kecemasan, yang hidupnya sedang di lingkari dengan cobaan, yang mungkin sedang di uji dengan penyakit di tubuhnya, atau kehilangan hartanya, atau sedang bermasalah dengan keluarganya, maka ingatlah ayat-ayat berikut ini. Agar kita kembali sadar dan yakin bahwa Allah Swt mampu untuk menghilangkan semua itu dalam waktu singkat dan tidak ada kasih sayang yang lebih besar melebihi kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya.

Sebagaimana Allah Swt menyelamatan para Nabi-Nya, Dia pun pasti akan menyelamafkan kaum mukminin juga.

(1). Ingatlah Siapa yang menurunkan air dari lamgit setelah manusia putus asa karena dahsyatnya paceklik dan kekeringan?

وَهُوَ ٱلَّذِي يُنَزِّلُ ٱلۡغَيۡثَ مِنۢ بَعۡدِ مَا قَنَطُواْ وَيَنشُرُ رَحۡمَتَهُۥۚ وَهُوَ ٱلۡوَلِيُّ ٱلۡحَمِيدُ

“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji.” (QS.Asy-Syura:28)

(2). Siapa yang menyelamatkan Nabi Ibrahim as setelah beliau di lemparkan ke tengah api yang menyala-nyala?

قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ

Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (QS.Al-Anbiya’:69)

(3). Siapa yang mengangkat kesusahan Nabi Ayyub as ketika beliau memohon?

۞وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ – فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ فَكَشَفۡنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرّٖۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰبِدِينَ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.” (QS.Al-Anbiya’:83-84)

(4). Siapa yang menyelamatkan Nabi Musa as dan yang berjalan bersama beliau dari kejaran pasukan Fir’aun?

فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ – وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ – وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ – ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (QS.Asy-Syu’ara:63-66)

(5). Siapa yang menyelamatkan Yunus as dari dalam perut Ikan dalam gelapnya malam dan dalamnya lautan?

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ – فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ وَكَذَٰلِكَ نُـۨجِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia yakin bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.”

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.

(QS.Al-Anbiya’:87-88)

(6). Siapa yang memberikan kepada Nabi Zakaria as anak keturunan setelah umurnya yang telah lanjut dan rambutnya yang telah memutih?

وَزَكَرِيَّآ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرۡنِي فَرۡدٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡوَٰرِثِينَ – فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ يَحۡيَىٰ وَأَصۡلَحۡنَا لَهُۥ زَوۡجَهُۥٓۚ

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik. Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung).” (QS.Al-Anbiya’:89-90)

(7). Dan siapa yang menyelamatkan Nabi Muhammad Saw setelah dikepung oleh musuh di gua Tsur. Dan siapa yang menyelamatkan beliau di setiap peperangan-peperangan yang seringkali tak seimbang jumlahnya?

وَإِن يُرِيدُوٓاْ أَن يَخۡدَعُوكَ فَإِنَّ حَسۡبَكَ ٱللَّهُۚ هُوَ ٱلَّذِيٓ أَيَّدَكَ بِنَصۡرِهِۦ وَبِٱلۡمُؤۡمِنِينَ

“Dan jika mereka hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin.” (QS.Al-Anfal:62)

Itulah beberapa ayat yang yang perlu kita renungkan hari ini. Yakinilah selalu bahwa sebagaimana Allah Swt tidak akan meninggalkan Nabi-Nya, begitupula Allah Swt tidak akan menelantarkan kaum mukminin.

Hapus semua kegelisahanmu dan terus berusaha dan jangan lupa berdoa kepada Allah Swt.

Semoga Bermanfaat..

Kumpulan Doa-Doa Lengkap, Arab, Latin dan Artinya

Ini kumpulan doa-doa lengkap yang biasa dibaca sehari-hari. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Disediakan dalam bahasa Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Salah satu keistimewaan Islam, ia mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berdoa. Aktifitas apa pun ada tuntunan doa yang menyertainya. Ada doa-doa yang terkait dengan aktifitas di rumah. Mulai bangun tidur, bercermin, berpakaian, masuk kamar dan seterusnya.

Ada doa-doa yang terkait dengan aktifitas di Masjid. Mulai dari masuk masjid hingga keluar masjid. Ada pula doa doa yang terkait dengan pekerjaan. Mulai dari doa naik kendaraan, doa masuk pasar, dan seterusnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan doa-doa agar kita selalu terhubung denganNya. Selalu bergantung kepadaNya  dan juga senantiasa berharap kepadaNya. Dan setiap doa akan dikabulkanNya. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu,” firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 186.

Allah menyukai hamba-hambanya yang banyak berdoa. Karenanya Dia ajarkan doa-doa untuk setiap aktifitas dan setiap kesempatan. Justru saat seorang hamba tak mau berdoa, sesungguhnya itu adalah bentuk kesombongan nyata yang akan berakhir di neraka.

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al Mu’min: 60)

Berikut ini doa-doa lengkap yang biasa dibaca sehari-hari. Disediakan dalam bahasa Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia. Dan insya Allah akan dilengkapi dengan doa-doa lainnya.

Doa-Doa di Rumah

Berikut ini doa doa yang biasa dipanjatkan ketika seseorang berada di rumah hingga keluar rumah menuju masjid, tempat pendidikan atau tempat bekerja.

Doa Bangun Tidur

Doa bangun tidur ini bersumber dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

(Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur)

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami. Dan kepadaNyalah kami kembali.

Doa Bercermin

Doa bercermin ini bersumber dari hadits riwayat Imam Baihaqi dan Ibnu Sunni. Juga dicantumkan Imam Nawawi dalam Al Adzkar:

اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي

(Alloohumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqi)

Artinya: Ya Allah, sebagaimana Engkau baguskan tubuhku, maka baguskanlah akhlaqku

Doa Masuk Kamar Mandi

Doa masuk kamar mandi ini bersumber dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

(Alloohumma innii a’uudzubika minal khubutsu wal khobaa-its)

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan laki-laki dan setan perempuan

Doa Keluar Kamar Mandi

Doa keluar kamar mandi ini bersumber dari hadits riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad:

غُفْرَانَكَ

(Ghufroonak)

Artinya: Aku mohon ampunanMu ya Allah.

Doa Memakai Pakaian

Doa memakai pakaian ini bersumber dari hadits riwayat Abu Dawud:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى كَسَانِى هَذَا الثَّوْبَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ

(Alhamdulillaahil ladzii kasaanii haadzats tsauba warozaqoniihi min ghoiri haulin minnii walaa quwwah)

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian dan rezeki kepadaku tanpa daya dan upaya dariku

Doa Melepas Pakaian

Doa melepas pakaian ini bersumber dari hadits riwayat Ibnu Sunni. Juga dicantumkan Imam Nawawi dalam Al Adzkar:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ

(Bismillaahil ladzii laa ilaaha illaa huw)

Artinya: Dengan nama Allah yang tiada tuhan selain Dia

Doa Sebelum Makan

Doa sebelum makan ini bersumber dari hadits riwayat Malik dan Ibnu Syaibah:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(Alloohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar)

Artinya: Ya Allah, berkahilah kami dalam apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami dan hindarkan kami dari siksa neraka

Doa Setelah Makan

Doa setelah makan ini bersumber dari hadits riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

(Alhamdulillaahil ladzii ath’amanaa wasaqoonaa waja’alanaa muslimiin)

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami orang-orang muslim

Doa Keluar Rumah

Doa keluar rumah ini bersumber dari hadits riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

(Bismillaahi tawakkaltu ‘alalloh laa haula walaa quwwata illaa billaah)

Artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah

Doa Masuk Rumah

Doa masuk rumah ini bersumber dari hadits riwayat Abu Dawud:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلِجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا

(Alloohumma innii as-asulka khoirol mauliji wa khoirol makhriji. Bismillaahi walajnaa wa bismillaahi khorojnaa. Wa ‘alalloohi robbanaa tawakkalnaa)

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu kebaikan tempat masuk dan kebaikan tempat keluar. Dengan nama Allah aku masuk dan dengan nama Allah aku keluar. Dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal

Doa Sebelum Tidur

Doa sebelum tidur ini bersumber dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ

(Alloohumma bismika ahyaa wa amuut)

Artinya: Ya Allah, dengan namaMu aku hidup dan aku mati.

Doa-Doa di Masjid

Berikut ini doa-doa yang biasa dipanjatkan ketika seseorang pergi ke masjid, berada di masjid hingga keluar dari masjid.

Doa Pergi ke Masjid

Doa pergi ke masjid ini bersumber dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا . وَفِى بَصَرِى نُورًا . وَفِى سَمْعِى نُورًا . وَعَنْ يَمِينِى نُورًا . وَعَنْ يَسَارِى نُورًا . وَفَوْقِى نُورًا . وَتَحْتِى نُورًا . وَأَمَامِى نُورًا . وَخَلْفِى نُورًا . وَاجْعَلْ لِى نُورًا

(Alloohummaj’al fii qolbi nuuron. Wa fii bashori nuuron. Wa fii sam’i nuuron. Wa ‘an yamiinii nuuron. Wa ‘ay yasaarii nuuron. Wa fauqi nuuron. Wa tahti nuuron. Wa amaamii nuuron. Wakholqi nuuron. Waj’al lii nuuron)

Artinya: Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya. Dalam penglihatanku cahaya. Pada pendengaranku cahaya. Sebelah kananku cahaya. Sebelah kiriku cahaya. Atasku cahaya. Bawahku cahaya. Depanku cahaya. Belakangku cahaya. Dan berikanlah cahaya kepadaku.

Doa Masuk Masjid

Doa masuk masjid ini bersumber dari hadits riwayat Imam Muslim:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

(Alloohummaf tahlii abwaaba rohmatik)

Artinya: Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmatMu untukku

Doa Keluar Masjid

Doa keluar masjid ini bersumber dari hadits riwayat Imam Muslim:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

(Alloohumma innii as-aluka min fadllik)

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keutamaan kepadaMu

Doa Setelah Adzan

Doa keluar masjid ini bersumber dari hadits riwayat Imam Bukhari:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ

(Alloohumma robba haadzihid da’watit taammah washsholaatil qoo-imah. Aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilah. Wab’atshu maqooman mahmuudanil ladzii wa ‘adtah)

Artinya: Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna dan shalat yang akan didirikan ini. Berikanlah wasilah dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji seperti yang Engkau janjikan kepadanya.

Doa Setelah Wudhu

Doa setelah wudhu ini bersumber dari hadits riwayat Imam Muslim:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

(Asyhadu an laa ilaaha illallooh, wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuuluh)

Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

Doa-Doa Belajar dan Bekerja

Berikut ini doa-doa yang biasa dipanjatkan ketika seseorang belajar, pergi ke tempat kerja dan bekerja.

Doa Naik Kendaraan

Doa naik kendaraan ini bersumber dari Surat Az Zukhruf ayat 13 – 14:

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

(Subhaanal ladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin. Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun)

Artinya: Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.

Doa Masuk Pasar

Doa masuk pasar ini bersumber dari riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكُ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ حَىٌّ لاَ يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

(Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah. Lahul mulku walahul hamdu. Yuhyii wa yumiitu wahuwa hayyun laa yamuut. Biyadihil khoir wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir)

Artinya: Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Dia yang mempunyai kerajaan dan segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup yang tidak mati. Di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Doa Sebelum Belajar

Doa sebelum belajar ini dikembangkan sebagian ulama dari Surat Thaha ayat 114.

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا  وَارْزُقْنِي فَهْمًا وَاجْعَلْنِي مِنَ الصَّالِحِيْنَ

(Robbi zidnii ‘ilmaa, warzuqnii fahmaa, waj’alnii minash sholihiin)

Artinya: Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu. Berilah aku karunia agar dapat memahaminya. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang shalih.

Doa-Doa Terkait Cuaca

Berikut ini doa-doa yang biasa dipanjatkan terkait cuaca tertentu.

Doa Ketika Turun Hujan

Doa ketika turun hujan ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari.

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

(Alloohumma shoyyiban naafi’aa)

Artinya: Ya Allah, mohon turunkan hujan yang deras lagi bermanfaat

Doa Setelah Turun Hujan

Doa setelah turun hujan ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari.

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

(Muthirnaa bifadlillaahi warohmatih)

Artinya: Kami dianugerahi hujan karena karunia dan rahmat Allah

Doa Ketika Angin Kencang

Doa ketika angin kencang ini bersumber dari riwayat Imam Muslim. Ini juga bisa dibaca sebagai doa gempa.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

(Alloohumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih)

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikannya, kebaikan yang ada di dalamnya  dan kebaikan yang Engkau kirimkan dengannya. Dan aku berlindung dari keburukannya, keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang Engkau kirimkan dengannya.

Doa Ketika Ada Petir

Doa ketika ada petir ini bersumber dari riwayat Imam Malik.

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

(Subhaanalladzii yusabbihur ro’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatih.)

Artinya: Mahasuci Allah yang dengan memuji-Nya bertasbihlah halilintar dan juga para malaikat karena takut kepadaNya.

Demikian doa-doa lengkap yang biasa dibaca sehari-hari. Jika ada doa yang sering dibutuhkan sehari-hari tapi belum tercantum, silahkan disampaikan pada komentar di bawah ini.

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]