Puasa Mengajarkan Prinsip Kebahagiaan Hidup

Ada beberapa pelajaran berharga dari puasa yang kita lakukan. Puasa mengajarkan beberapa prinsip kebahagiaan hidup.

Pertama: ketika kita akan berbuka puasa, di hadapan kita umunya ada berbagai hidangan berbuka puasa. Sebelum menyantapnya, kita berangan-angan untuk memakan semua hidangan tersebut. Kita merasakan bahwa kita mampu menghabiskan semuanya. Itulah keinginan dan bisa jadi itulah ketamakan saat itu. kita tetapi ketika kita berbuka puasa kita hanya mampu memakan beberapa saja karena setelahnya kita merasa kekenyangan. 

Demikianlah juga hakikat dari kehidupan dunia. Ketika kita melihat dunia begitu indah dan hijau seolah-olah kita ingin mengambil seluruhnya karena bisa jadi ketamakan kita tetapi ketika dunia tersebut kita dapatkan ternyata hanya sedikit yang bisa kita nikmati selebihnya hanya sekedar koleksi saja atau sekedar adu gengsi saja itu 

Manusia tidak akan pernah puas terhadap dunia, bahkan ketika mendapatkan dunia, manusia ingin terus menambahkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻻِﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺍﺩِﻳًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺐٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻪُ ﻭَﺍﺩِﻳَﺎﻥِ ، ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﻤْﻸَ ﻓَﺎﻩُ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ ، ﻭَﻳَﺘُﻮﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih)

Apa yang dinikmati manusia dari hartanya hanya sedikit sekali, yaitu apa yang sedang dinikmati sekarang hanya beruapa makanan, pakaian dan perlengkapan sehari-hari. Umumnya mayoritas haratanya hanya sekedar dikoleksi di tabungan dan menumpuk di bank saja tanpa ada alokasi rencana yang bermanfaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ

“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan. ” (HR. Muslim no. 2959)

Kedua: puasa mengajarkan kita agar bisa merasakan nikmat dunia yaitu dengan mencoba meninggalkan sedikit dari nikmat dunia tersebut hanya untuk sementara saja Contohnya orang yang puasa lalu berbuka, tentu terasa nikmat sekali berbuka puasa meskipun dengan seteguk air putih. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه

“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” [HR. Muslim, no.1151]

Contoh lainnya, orang yang begadang semalaman dan kurang tidur, tentu terasa nikmat tidur yang nyenyak tersebut. Contoh lainnya, orang yang terlalu lama menjomblo, tentu akan terasa nikmat ketika menikah. Puasa mengajarkan apabila kita ingin menikmati dunia, maka jangan terus mengikuti hawa nafsu mencari nikmat dunia tanpa terkendali dengan rambu syariat. yang namanya nikmat dunia manusia tidak akan pernah puas dan perlu kita tinggalkan sedikit saja baik itu dengan bersabar atau kita tinggalkan kenikmatan dunia tersebut dengan bersedekah 

Demikian semoga bermanfaat

Penyusun: Raehanul Bahraen

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/57181-puasa-mengajarkan-prinsip-kebahagiaan-hidup.html