Pulang dari Tanah Suci

Pelaksanaan ibadah haji telah usai. Jamaah haji asal Indonesia mulai kembali ke Tanah Air dengan harapan ibadahnya menyandang sebagai haji yang mabrur. Pulang dari Tanah Suci, jamaah berharap mampu membawa perubahan kehidupan yang lebih baik, terutama ketakwaannya kepada Allah SWT.

Tahun ini Indonesia mendapatkan jatah kuota dari Peme rintah Arab Saudi sebanyak 221 ribu orang untuk melaksanakan iba dah haji. Jumlah tersebut ter diri atas 204 ribu jamaah haji re gu ler dan 17 ribu kuota haji khu sus. Kuota yang besar mengha rus kan pemerintah bekerja keras menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji. Terutama membuat kenyamanan bagi jamaah.

Ada banyak cerita dari jama ah haji yang kini sudah kembali ke Tanah Air, mulai dari pela yanan hingga kisah-kisah mereka selama di Tanah Suci. Rangga, warga Cibubur, Jakarta Timur, mengaku bersyukur bisa me nu naikan ibadah haji setelah me nunggu enam tahun. Rangga sung guh terharu karena di Tanah Suci bisa bertemu dengan kaum Muslimin di seluruh dunia. “Pe lajaran yang saya dapat selain iba dah fisik, haji ibadah hati ju ga. Sifat sabar harus diutamakan, “kata dia.

Rangga yang berangkat haji bersama ibunya mengaku berko mitmen untuk ikut mendakwah kan ajaran Rasulullah SAW. Hal tersebut juga sempat didiskusi kan dengan beberapa jamaah haji lainnya dari negara lain. “Selepas dari tanah Arab di Haramain kita harus melanjutkan dakwah Ra sulullah meskipun kita menyampaikannya hanya satu ayat tapi kita harus tetap turut andil dalam berdakwah,” tutur Rangga yang saat ini tercatat sebagai pegawai pajak di Batam.

Thayyib (55), jamaah asal Pe jompongan, juga tak jauh berbeda dengan Rangga. Dia berangkat ber sama istrinya setelah menunggu selama tujuh tahun. Banyak hik mah yang didapat oleh Thay yib selama melaksanakan ibadah haji. Di Tanah Suci, lanjutnya, diri nya bisa lebih khusyuk beribadah dan berdoa kepada Allah.

Thayyib berdoa semoga usai menjalankan ibadah haji bisa lebih dekat kepada Allah. Pasalnya, bagi Thayyib ibadah haji adalah menempa diri agar lebih khusyuk dan melatih kesabaran. “Agar lebih benar ibadahnya, lebih baik ibadahnya kepada Allah. Ditempa di sana (Makkah) bisa lebih baik lagi di sini (Indonesia),” ucapnya. Baik Rangga maupun Thayyib mempunyai beberapa catatan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji. Rangga menyoroti tentang manajemen kloter yang dinilai masih belum maksimal.

Dia menilai beberapa ketua kloter masih belum berpengalaman. Namun, kekurangan tersebut, kata Rangga, bisa ditutupi oleh kerja sama tim yang cukup solid. Persoalan-persoalan yang ada di lapangan pun bisa diselesaikan. Rangga berharap ke de pan nya, ketua kloter perlu yang su dah berpengalaman. “Saran saya setiap dua hari sekali dila kukan evaluasi antara manajemen kloter dengan ketua-ketua rombongan yang ada. Kalau perlu ketua regu,” ujar Rangga.

Thayyib menilai ada beberapa hal kecil yang perlu dibenahi untuk peningkatan pelayanan di masa akan datang. Contohnya, jad wal pemulangan yang sempat terlambat. Namun, secara umum Thayyib menilai pelayanan dan pengaturan oleh pemerintah sudah cukup baik, mengingat jumlah jamaah yang mencapai jutaan jiwa.

 

REPUBLIKA