Rahasia Penamaan dan Manfaat Kurma Ajwa Favorit Rasulullah

Kurma merupakan salah satu makanan favorit masyarakat di kawasan Jazirah Arab. Dari sekian banyak jenis kurma, Rasulullah memiliki satu jenis kurma favorit yaitu kurma ajwa. Kurma ini berasal dari Madinah, dan biasa tumbuh di dataran tinggi. Kurma Ajwa memiliki ciri khusus dibanding kurma lain, yaitu berwarna lebih hitam dan berukuran lebih kecil.    

Nama ajwa, nyatanya berasal dari nama seorang putri dari sahabat Nabi Muhammad asal Persia, Salman Al-Farisi. Salman adalah seorang sahabat yang sangat loyal dan cinta kepada Islam dan Nabi Muhammad SAW. Salman mewakafkan sebidang kebun kurmanya untuk sumber biaya perjuangan kaum Muslim dalam membela Islam.  

Rasulullah pun menamakan kurma pemberian Salman sebagai kurma ajwa yang terinspirasi dari nama putri Salman yaitu Ajwah. Kurma ini juga tidak pernah absen dari menu harian Rasulullah terlebih saat berbuka puasa. 

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa, sesungguhnya dalam kurma ajwah yang berasal dari Aliyah, arah Kota Madinah di dataran tinggi dekat Najed itu mengandung obat penawar ataud ia merupakan obat penawar racun apabila dikonsumsi pada pagi hari.   

Adapun alasan Nabi menjadikan kurma ajwa sebagai kurma andalan yang selalu menemani Beliau mengakhiri puasa, karena kurma ini dipercaya mampu menangkal racun dan ilmu hitam. Seperti yang diterangkan Rasulullah dalam hadis riwayat Bukhari.      Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma ajwa, maka tak akan mencelakainya racun dan sihir dihari itu. (HR Bukhari).  

Selain sebagai penawar sihir, menurut penelitian, kurma Ajwa ternyata memiliki kandungan protein sebesar 1.8 hingga 4.0 persen, serta serat sebanyak 2.0 hingga 4.0, dan kandungan glukosa sebanyak 50-70. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat glukosa dalam kurma berbeda dengan gula pada buah-buahan lain, karena dapat langsung diserap oleh tubuh. Sedangkan kandungan gula dalam buah lain, seperti tebu adalah sukrosa yang harus dipecahkan terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa dan mampu diserap tubuh.  Namun yang paling istimewa dari buah ini adalah, bibitnya ditanam langsung oleh Rasulullah pada 14 abad lalu dan masih dibudidayakan hingga saat ini. 

KHAZANAH REPUBLIKA