Rasulullah

Rasulullah, Pemimpin Terbesar Sepanjang Masa

Berbagai penghinaan itu sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan, sebab Allah Swt telah menjelaskannya di dalam Al-Qur’an

JUDUL  Prestisius tersebut pernah menghiasi sampul depan majalah kenamaan TIME pada tanggal 15 Juli 1974. Dalam edisi tersebut, terdapat sejumlah artikel yang bertema “Apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin besar?”, “Sepanjang sejarah, siapa yang berkualitas sebagai pemimpin besar?” dan tema-tema lain seputar hal tersebut.

Majalah tersebut mewawancarai sejumlah ahli sejarah, penulis, pejabat militer, pelaku bisnis dan beberapa profesi lainnya. Masing-masing narasumber mengajukan nama-nama tokoh pilihannya berdasarkan persepsi mereka.

Dan diantara sebagian besar para penyumbang pendapat dalam wawancara tersebut, ternyata tidak sedikit yang mencantumkan nama Muhammad, sosok yang dicintai segenap kaum Muslim dan sebuah nama yang sudah menjadi rahasia umum selalu dijadikan sasaran fitnah dan pelecehan oleh sebagian besar masyarakat dan media-media barat.

Diantara Narasumber dalam wawancara tersebut adalah William Mc Neill, seorang ahli sejarah berkebangsaan Amerika Serikat dari Chicago University yang mengatakan “Jika Anda mengukur kepemimpinan berdasarkan pengaruhnya, maka Anda akan menyebut Yesus, Buddha, Muhammad, Confucius, sebagai orang-orang suci di dunia..”.

Kemudian ada James Gavin, seorang Purnawirawan Angkatan Darat Amerika Serikat. Dia berkata “Di antara pemimpin-pemimpin yang telah memberikan pengaruh yang besar selama hidupnya, saya mempertimbangkan Muhammad, Yesus, Lenin, Mao. Dan sebagai seorang yang berkualitas sekarang ini saya akan memilih John F. Kennedy.”

Meskipun dia lebih memilih JFK, namun dia tetap berani dengan jujur menyertakan nama Muhammad dalam daftar analisanya. Berikutnya ada seorang Psycoanalis dari Chicago University yang bernama Prof. Jules Masserman.

Berbeda dengan narasumber yang lain, dia tidak terlalu gegabah untuk menyatakan pendapatnya. Dia memberikan dan memaparkan beberapa kualifikasi berdasarkan pengaruh yang terbesar. Dia menginginkan standar yang objektif dalam hal ini.

Dia berkata bahwa “Pemimpin harus memenuhi 3 fungsi.”

Pertama, pemimpin harus menyediakan kesejahteraan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

Kedua, pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial dimana orang – orang akan merasa aman di dalamnya

Ketiga, pemimpin harus menyediakan suatu kepercayaan bagi pengikutnya.  Berdasarkan ketiga standar fungsi tersebut, Masserman mencari dan menganalisa dalam sejarah terhadap Louis, Salk, Pasteur, Gandhi, Confucius, Alexander Agung, Caesar, Hitler, Yesus, Buddha dan beberapa tokoh lainnya. Dia menyimpulkan bahwa orang-orang seperti Salk dan Pasteur adalah pemimpin dalam fungsi pertama.

Tokoh-tokoh seperti Gandhi, Confucius, di satu pihak dan Alexander, Caesar serta Hitler di lain pihak adalah pemimpin yang memenuhi fungsi kedua atau mungkin ketiga. Yesus dan Buddha memenuhi fungsi ketiga. kemudian dia berkata dalam kesimpulan terakhirnya “Mungkin pemimpin yang terbesar sepanjang masa adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi di atas dan pada urutan berikutnya adalah Musa”.

Pendapat profesor itu tidak bisa diabaikan dan dianggap sebagai kesimpulan yang tergesa-gesa dan subjektif belaka. Untuk membuktikan betapa objektifnya pendapat Profesor tersebut, kita bisa melihat dan menilai dari objektifitas analisannya dan dari latar belakang kehidupannya.

Meskipun dia seorang Yahudi, yang juga mengabdi pada pemerintah, namun dia tetap gentle menyertakan nama Adolf Hitler dalam daftar analisanya. Bukankah Hitler adalah musuh terbesar bangsanya (Yahudi) yang diklaim telah melakukan Genosida terhadap sekian juta kaum Yahudi.

Dan yang lebih mengejutkan adalah keberaniannya mengumumkan kepada negerinya (Amerika Serikat) yang notabene didominasi oleh sekian juta kaum Nasrani dan Yahudi bahwa bukan Yesus atau Musa, tetapi Muhammadlah pemimpin terbesar sepanjang masa. Bukankah ini sebuah pernyataan yang objektif yang bersumber  dari analisa yang objektif pula.

Selain hasil wawancara yang dilakukan oleh Majalah TIME tersebut, ternyata banyak tokoh-tokoh intelektual Barat maupun Timur yang dengan jujur mengagumi kepribadian nabi kita, Muhammad ﷺ, diantaranya adalah Diwan Chand Sharma, seorang sarjana Hindu yang mengatakan “Muhammad adalah suatu jiwa yang bijaksana dan pengaruhnya dirasakan dan tak akan dilupakan oleh orang-orang di sekitarnya.” [The Prophets Of East, Calcutta 1935, Hal. 122].

Kemudian ada R.V.C. Bodley yang berkata dalam bukunya “Saya ragu apakah ada orang lain yang bisa merubah kondisi manusia begitu besar seperti yang dilakukan oleh Muhammad.” [The Messenger, London 1946, Hal. 9].

Lalu ada lagi George Bernard Shaw yang tentunya tidak asing bagi kita, dia adalah penulis dan sastrawan terkenal dari Inggris, dia pernah berucap “Saya telah mempelajari dia (Muhammad), laki-laki yang luar biasa -dan menurut saya, terlepas dari pemikiran anti Kristen, beliau adalah penyelamat manusia.” [The Genuine Of Islam, Vol.I No.81936].

Pandangan objektif Barat terhadap Nabi Muhammad ﷺ makin diperkuat oleh sebuah buku fenomenal yang terbit pada tahun 1978 di Amerika Serikat yang memuat daftar tokoh-tokoh paling berpengaruh sepanjang masa.  Buku setebal 572 halaman yang ditulis oleh Michael H. Hart ini sangat fenomenal dan mungkin juga kontroversial bagi sebagian pembacanya, terutama di Barat.

Karena penulisnya dengan sangat berani menempatkan nama Muhammad di peringkat pertama dalam daftar tokoh paling berpengaruh sepanjang masa, sedangkan Yesus di urutan ke tiga di bawah Sir Isaac Newton. Dan menempatkan Musa di posisi ke enam belas di bawah Lenin.

Buku yang sempat memicu kegusaran sebagian pembacanya, karena diterbitkan dan dibaca pertama kali di Negeri Paman Sam, negara yang dihuni oleh mayoritas kaum Nasrani dan Yahudi. Namun Hart memiliki alasan tersendiri mengenai hal itu. Dia berkata “Pilihan saya menempatkan Muhammad pada urutan pertama dari daftar Tokoh-tokoh paling berpengaruh mungkin mencengangkan bagi sebagian pembaca dan menjadi pertanyaan besar bagi mereka, tetapi memang sepanjang sejarah hanya beliau satu-satunya orang yang paling berpengaruh baik dalam keagamaan maupun dalam keduniaan.” [Michael H. Hart. Dalam The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York : Hart Publishing Company, Inc.1978, Hal. 33].

Berbagai pernyataan di atas seolah menjadi oase yang sedikit banyak menyejukkan hati kita yang sudah terlalu sering dibuat gerah oleh berbagai pernyataan-pernyataan yang melecehkan dan berbagai penghinaan yang dilakukan oleh para kaum Islamphobia (terutama Barat).  Mencapai klimaksnya dengan munculnya karikatur Nabi Muhammad ﷺ oleh koran Jyllands Posten Denmark, dan didukung oleh tabloid satire Prancis, Charlie Hebdo.

Dan seperti yang sedang hangat terjadi, penghinaan kepada Nabi Muhammad ﷺ pun kini sedang menjadi trending di dunia Islam setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Islam sedang mengalami “krisis” di seluruh dunia.

Macron yang merupakan pendukung setia Zionis ‘Israel’ juga mendukung penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad ﷺ dan menghubungkan Islam dengan terorisme.  Berbagai penghinaan itu sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan, sebab Allah Swt telah menjelaskannya di dalam Al-Qur’an,

قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُون

“Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imron : 118)

Sebagai sunatullah kehidupan di dunia, berbagai penghinaan kepada Islam dan Nabi Muhammad ﷺ akan terus berlanjut hingga akhir zaman nanti.  Artinya hal tersebut tidaklah mengejutkan, sebaliknya yang menjadi ketidak-lumrahan adalah manakala masih banyak umat Islam terlebih para tokohnya memilih diam melihat nabinya dihina sedemikian rupa.

Bahkan yang lebih ironis adalah manakala pembelaan kepada kelompok, ormas, harakah, partai dsj lebih diutamakan dibanding dengan membela nabinya.  Namun dibalik berbagai hujatan kepada Nabi Muhammad ﷺ tersebut harus diakui bahwa masih ada para tokoh Barat yang masih objektif kepada Islam.

Hal itu dibuktikan dengan berbagai pernyataan-pernyataan objektif mereka yang penulis sertakan di awal tulisan ini.  Hal ini juga kian membenarkan Firman Allah  Swt dalam Al-Qur’an, “Dan, Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu.” [QS. Alam Nasyrah:4].

Nama beliau tetap tinggi di mata kaum beriman dan mereka (non Muslim) yang masih memiliki kejujuran untuk mengakui kepribadian beliau yang sempurna. Adakah sosok pemimpin yang dikagumi sedemikian besar oleh kawan maupun lawan. Terutama di tengah krisis kepemimpinan yang tengah melanda dunia, khususnya Indonesia saat ini.

Sebagai penutup tulisan ini, ada baiknya kita simak pernyataan seorang tokoh Prancis yang menulis sejarah tentang Turki yang menyatakan, “..Ahli Filsafat, Ahli Pidato, Rasul, Pemimpin negara, pejuang, pencetus ide-ide, penemu keyakinan yang rasional, penemu 20 kekaisaran di bumi dan menjadikannya satu kekaisaran spiritual, dia adalah Muhammad. Berdasarkan semua standar kebesaran dan kejayaan yang bisa diukur, kita bisa bertanya, apakah ada orang lain yang lebih besar dari beliau?”  [Lamartine dalam Historie de La Turquie. Paris 1854]. Wallahu A’lam Bis Showab.*

Oleh: Muhammmad Syafii Kudo, Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan

HIDAYATULLAH