Remaja Ini Menyesal Menjalani Operasi Penggantian Kelamin setelah Terpapar ‘Aktivitas LGBT’

Remaja Ini Menyesal Menjalani Operasi Penggantian Kelamin setelah Terpapar ‘Aktivitas LGBT’

Seorang gadis berusia 17 tahun yang sebelumnya menjadi transgender, menyesali dan memperingatkan tentang tindakan mengizinkan seorang anak untuk menjalani operasi penggantian kelamin. Menurut Daily Mail, Chloe Cole menceritakan kisah hidupnya yang pernah meminum pil hormon menstruasi dan menjalani operasi penggantian kelamin yang menyakitkan yang merusak tubuhnya sejak ia berusia 13 tahun.

Bahkan, kata dia, tindakan itu juga membuatnya tidak bisa melahirkan anak sendiri dan menyusui bayinya karena sudah dua kali menjalani mastektomi. Gadis itu juga mengakui bahwa tindakanya berisiko terkena kanker tertentu seperti kanker serviks karena perawatan invasif yang dia jalani.

Cole dari Central Valley, California mengungkapkan trauma yang dideritanya dalam kesaksiannya selama persidangan kasus penggantian uang kepada seseorang yang menjalani perawatan hormon di Florida. Bulan lalu, Gubernur Ron DeSantis melarang operasi penggantian kelamin untuk anak-anak dan membatalkan pembayaran dana Medicaid untuk perawatan transgender dewasa di negara bagian tersebut.

Sebelumnya, ahli bedah negara bagian Joseph Lapado mendesak Dewan Medis Florida untuk membuat ‘standar perawatan’ baru untuk merawat anak di bawah umur yang sedang mempertimbangkan untuk menjalani operasi penggantian kelamin. Sementara itu, kata Cole, tidak ada anak atau remaja seusianya yang harus menghadapi situasi yang menimpanya.

Bahkan, kata dia, belum memahami implikasi dan masalah yang akan muncul akibat pergantian kelamin meski sudah diinformasikan sebelum menjalani operasi. “Saya tanpa sadar memotong bagian dari diri saya yang sebenarnya yang sekarang tidak dapat diubah dan menyakitkan,” katanya.

Remaja tersebut menjalani ‘penggantian jenis kelamin’ antara usia 13 dan 16 tahun, menjalani operasi mastektomi pada usia 15 pada Juni 2020. Cole juga dilaporkan mengonsumsi testosteron dan pil KB.

Awal tahun ini, dia mengatakan kepada New York Post  bahwa paparannya terhadap aktivisme LGBTQ+ di Instagram pada usia 11 tahun mendorongnya untuk bertransisi. “Saya mulai terpapar banyak konten dan aktivis LGBT,” akunya.

“Saya melihat bagaimana orang-orang trans-online mendapat banyak dukungan, dan jumlah pujian yang mereka dapatkan benar-benar berbicara kepada saya karena, pada saat itu, saya tidak benar-benar memiliki banyak teman sendiri, “ ujarnya.

Chloe mengatakan dia masih menunggu untuk mengetahui apakah suntikan testosteronnya, yang diberikan oleh ibunya, telah membuatnya tidak subur. Ketika berbicara tentang mastektomi, dia mengatakan itu ‘adalah proses yang sangat jelas dan itu pasti sesuatu yang saya tidak siap melakukan.”

Dia juga menambahkan masih dalam kegelapan tentang gambaran keseluruhan kesehatannya saat ini.*

HIDAYATULLAH