batal haji

Riwayat Tentang Janji Allah Ketika Ka’bah Sepi dari Orang Beribadah Haji

Indonesia batalkan keberangkatan haji 2020, disebabkan penyebaran virus COVID-19 di berbagai belahan dunia belum bisa dikatakan aman. Selain itu, sampai Kementerian Agama mengumumankan peniadaan ibadah haji di tahun ini, Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan informasi apakah mereka menerima kedatangan calon haji pada tahun ini.

Tentu itu berdampak Mekkah akan sepi dari jamaah haji bahkan hampir tidak ada atau sedikit orang yang berthawaf di Ka’bah. Meskipun pihak Arab Saudi mengabarkan akan membolehkan ibadah haji tahun ini, namun jumlah jama’ah akan tetap dikurangi secara drastis.

Menanggapi fenomena ini, beredar hadis terkait bahwa Allah akan mengutus para malaikat untuk bertawaf (mengililingi Ka’bah) jika Mekkah sepi akan jama’ah haji.

Hadis tersebut dapat ditemukan diantaranya dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali,

  قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عز وجل قد وعد هذا البيت أن يحجه كل سنة ستمائة ألف فإن نقصوا أكملهم الله عز وجل من الملائكة (3) وإن الْكَعْبَةَ تُحْشَرُ كَالْعَرُوسِ الْمَزْفُوفَةِ وَكُلُّ مَنْ حَجَّهَا يتعلق بأستارها يسعون حولها حتى تدخل الجنة فيدخلون معها

Rasulullah bersabda sesungguhnya Allah azza wazalla telah berjanji pada ka’bah, setiap tahunnya akan dikelilingi orang yang beribadah haji minimal 600.000 orang. Jika kurang dari jumlah itu maka akan ditambahi dengan makluk ghaib berupa malaikat. Sesungguhnya ka’bah itu mempertemukan seperti sepasang mempelai yanh diarak. Dan setiap yang berhaji ke ka’bah maka akan terikat dengan tirai-tirainya, mereka mengelilinginya hingga ka’bah masuk surge, dan mereka pun masuk surge bersamanya.

Pada hadis tersebut Allah berjanji bahwa Mekkah akan selalu ramai dikunjungi jamaah haji, jika sampai tidak ramai atau jamaah haji yang datang di Mekkah hanya sedikit bahkan tidak mencapai 600 ribu jama’ah, maka Allah akan mengutus para malaikatNya untuk mengililingi ka’bah.

Lantas bagaimana kualitas hadis di atas?

Menurut penelitian al-‘Iraqi dalam takhrij hadis-hadis dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddinhadis tersebut tidak memiliki sumber. Al-Syaukani menyebutkannya dalam kitab Al-Fawaid Majmu’ah fii al-Ahadith al-Maudhu’ah. sli Al-Qari dalam kitabnya al-‘Asrar al-Marfu’ah fii al-akhbar al-Maudhu’ah menyatakan bahwa hadits ini tidak memiliki dasar.

Al-Hafiz Al-Sakhawi berpendapat bahwa Abu al-Walid al-Azraq menyebutkan hadis tersebut dalam Akhbar Makkah tanpa ada dukungan. al-Zamakhshari memasukannya dalam kitab Al-Imran, dan Al-Aqid menerjemahkannya dari Al-Hassan bahwa hadis tersebut lemah, tidak valid dan tidak memiliki dasar, dan Ibn Rashid berpendapat bahwa hadis tersebut merupakan hadis munkar. Kemudian at-Tirmidzi mengatakan hadis ini hasan.

Hadis tersebut memang tidak ditemukan di Kutub as-Sittah. Akan tetapi ditemukan di kitab-kitab lain semisal, Ihya’ ‘Ulumuddin karya Imam al-Ghazali, I‘laam al-Syaajad bi Ahkam Masajid karya Az-zarkasyi as-Syafi’i, kitab Robi’ al-Abror wa Nushush akhyar karya imam az-Zamakhsyari, kitab al-Musthathraf karya Syihabuddin Abu al-Fath Muhammad al- Absyihi al-Muhalla.

Dengan ini umat Islam diharapkan lebih hati-hati dalam menyebarkan hadis. Selain itu bagi para jamaah haji yang ditunda keberangkatannya diharapkan tenang dan tidak sedih menanggapi seruan kabar sepinya ibadah haji di Mekkah. Hal tersebut bukan berarti merupakan tanda-tanda kiamat, karena sesungguhnya yang mengetahui kiamat akan datang hanyalah Allah SWT. Bahkan Nabi SAW pun tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat, umat Islam harus selalu bersikap positif kepada Allah SWT dan tetap tidak mengurangi rasa ikhlas untuk tetap khusu’ beribadah kepada Allah. Bisa jadi dibalik fenomena ini akan ada hikmah dibalik semuanya. Wallahu a’lam

BINCANG SYARIAH