Riya sebagai Perusak Ikhlas

SESEORANG masih bisa digoda oleh setan dalam beramal soleh. Bila tidak melalui amalannya yang dirusak (ditambah atau dikurangi, menyelesihi sunnah Nabi), setan menggoda seseorang melalui niat saat ia beramal.

Ikhlas untuk Allah adalah sebenar-benar niat seseorang dalam beramal. Tapi setan tidak pernah rela seseorang mendekatkan diri kepada Allah melalui amal shaleh. Segala upaya akan dilakukan setan agar seseorang tidak mendekat kepada Allah, atau agar rusak amal ibadahnya tersebut.

Dari sektor niat, setan akan membisikkan sekaligus membelokkan niat amal ibadah seseorang. Bila niat ikhlas adalah tujuan yang benar, maka setan akan membelokkan niat tersebut dengan membisikkan niat selain ikhlas. Maka orang tersebut menduakan niat karena Allah dan niat karena selain Allah. Otomatis rusaklah ibadahnya. Ia beramal atau beribadah untuk selain Allah pula. Ia telah melakukan riya.

Riya sendiri didefinisikan oleh ulama sebagai melakukan ibadah dengan tujuan dilihat oleh manusia, sehingga orang yang riya mencari pengagungan, pujian, harapan atau rasa takut terhadap orang yang dia berbuat riya karenanya.

Nabi shalallahu alaihi wasallam telah memperingatkan kita tentang bahaya riya. Sabda beliau, “Sesungguhnya yang paling kutakutkan dari perkara yang aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah bersabda, “Riya. Pada hari kiamat, ketika membalas amalan-amalan manusia, Allah subhanahu wataala akan berfirman, “Pergilah kepada orang yang kamu dahulu waktu di dunia berbuat riya kepadanya, dan lihatlah apakah kamu dapatkan balasan (pahala) darinya”.

Maka inilah pentingnya mempelajari niat. Setelah tahu tentang niat, maka hendaknya kita mengetahui tipu daya setan dalam menenggelincirkan kita melalui niat. Semoga Allah menjaga niat ikhlas kita dalam beribadah. [*]

 

INILAH MOZAIK