sabar

Sabar Saat Berkuasa

Dalam satu kesempatan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memanggil semua anaknya. Khalifah berkata, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya ayahmu telah diberi dua pilihan. Pertama, menjadikan kamu semua kaya dan ayah masuk neraka. Kedua, kamu miskin seperti sekarang dan ayah masuk surga (tidak menggunakan uang rakyat). Wahai anakanakku, aku telah memilih surga.”

Sikap tegas ditunjukkan oleh Khalifah Umar. Jabatan bukan untuk meraih kekayaan dengan melabrak keadilan. Kekuasaan harus diper gunakan sebagai alat untuk menebar kemanfaatan. Butuh kesabaran semua pihak, yang mempersepsi kekuasaan sebagai alat menimbun kekayaan. Sikap istiqamah menjaga amanah walau desakan dan rayuan datang seperti gelombang. Sekali saja memberi toleransi, maka secara pasti penyelewengan itu akan terjadi.

Dengan demikian, sabar dibutuhkan tak hanya ketika diberi musibah dan ujian semata. Karakter tersebut harus dilatih ketika sedang di puncak kekuasaan, kekayaan, dan kedigdayaan. Tentu saja tidak hanya kepada diri sendiri, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Kritik yang ditujukan hendaknya dianggap sebagai obat: pahit rasanya, tetapi menyehatkan.

Sabar saat sedang berkuasa itu jauh lebih berat karena secara esensial itu terkait erat dengan pengendalian diri. Bersabar untuk tidak mengguna kan kekuasaan dengan semena-mena, melampaui batas, agar kekuasaan itu dipergunakan untuk menyejahterakan umat, bukan hanya sekelompok kera bat. Sepenuh hati melayani, memper baiki diri dan proses kekuasaan dalam memajukan umat.

Tentu saja tak ada yang berbeda antara bersabar dan bersyukur. Mensyukuri amanah kekuasaan dengan mengendalikan diri, bekerja keras, cerdas, dan ikhlas untuk memajukan umat. Dengan demikian, sabar dan syukur merupakan dua hal yang beriringan dan saling melengkapi. Untuk dapat bersyukur di kala dibe ri nikmat dan bersabar di kala menda patkan ujian, dibutuhkan iman. Sebaikbaiknya nikmat adalah iman. Dengan iman, manusia akan se lalu meletakkan kehidupannya kepada Tuhan, sejak bangun tidur hingga tidur kembali.

Allah SWT mengingatkan dalam surah al-Baqarah ayat 216: “Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu lebih baik bagi ka lian. Dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.”

Mereka yang tak terpilih, tidak harus sedih berkepanjangan, boleh jadi itu jalan terbaik. Demikian pula yang menang dan berkuasa, hendaknya tak merasa itu jalan terbaik. Justru itu sebagai awal beban berat memenuhi amanah kekuasaan. Sadarilah bahwa tiada daya dan kekuatan kecuali atas kehendak Allah Yang Mahakuasa. Di sinilah pentingnya iman dan pe ngetahuan, syukur dan sabar. Sebab, ter nyata kita tidak tahu tentang apa pun dari apa yang Allah SWT anugerahkan.

 

Oleh: Iu Rusliana

REPUBLIKA