Sekolah Haji Indonesia Gelar Kelas Perdana

Sekolah Haji Indonesia (SHI) Provinsi Lampung menggelar kelas perdana. Peluncuran kegiatan itu berlangsung di Masjid Ad-Du’a, Wayhalim, Kota Bandar Lampung, Ahad (17/2).

Launching kelas perdana SHI itu mengambil tema “Menyelam Esensi Ibadah Haji.” Hadir antara lain Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementrian Agama (Kemenag) Khoirizi, yang sekaligus membuka acara.

Menurut Khoirizi, SHI telah memberikan edukasi, sehingga para peserta lebih terarah dan cenderung lancar dalam beribadah nantinya. SHI hadir untuk memberi poin-poin bimbinga dalam beribadah haji di Tanah Suci. Dia mengungkapkan, selama ini, sudah banyak yang berangkat haji, tetapi hanya sebatas beribadah.

”Saat ini, setiap orang yang berkeinginan berangkat ibadah haji, yang dipertanyakan pertama adalah layanannya. Untuk itu, saya ingin meluruskan sifat tersebut,” ujar Khoirizi di Masjid Ad-Du’a, Wayhalim, Bandar Lampung, Ahad (17/2).

Di antara pertanyaan yang diajukan para peserta kepadanya adalah terkait bagaimana pemerintah mengelola haji. Khoirizi menuturkan, peran negara harus ada di dalam pengelolaan haji.

“Karena setiap apa yang dilakukan pemerintah akan ada kesalahannya. Maka, untuk itu diadakan pembinaan haji tersebut, agar dapat menambah pengetahuan serta dapat melakukan pembinaan secara efektif Ibadah haji,” papar dia.

Sebagai informasi, SHI Lampung dirancang untuk memperkuat dan memperluas pengetahuan tentang haji secara utuh. Pada kesempatan ini, menurut Kepala SHI Provinsi Lapung Amir Mudaris, pihaknya juga mengajak seluruh lapisan masyarakat yang berminat.

“Kami tidak hanya mengundang para orang tua saja, melainkan juga kawula muda untuk lebih mengetahui, dan insya Allah di kemudian hari niat tersebut (menunaikan ibadah haji –Red) dapat terlaksana,” kata Amir Mudaris di lokasi acara, Ahad (17/2).

Selanjutnya, Syunada Bahri selaku pimpinan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) memberikan tausiyah kepada hadirin. Menurutnya, siapapun Muslim cenderung merindukan menunaikan ibadah haji.

Kerinduan itu dialami tidak hanya oleh mereka yang berada, tetapi juga kaum Muslimin yang hidup serba kekurangan. Dalam konteks Rukun Islam, haji menempati urutan kelima, yang dapat dimaknai sebagai penyempurna.

“Ibadah haji adalah proses penghapusan dosa setiap umat Muslim. Jika dijalankan dengan bersungguh-sungguh dan lewat bahasa ataupun doa, Allah Maha Mengetahui, dan Insya Allah akan terkabulkan,” tutur kiai yang juga alumnus Universitas Ibnu Sa’ud Riyadh Arab Saudi itu.