Seorang Qari Asal Surabaya Meninggal saat Melantunkan Al-Qur’an

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Seorang qari, Jakfar Abdurrahman, meninggal dunia saat sedang khusyuk melantunkan ayat suci al-Qur’an.

Qari asal Wonocolo, Surabaya, itu meninggal dunia saat melantunkan ayat suci al-Qur’an pada sebuah acara di kediaman Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, di Jemursari, Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 12.30 WIB, kemarin.

Jakfar menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah melantunkan beberapa ayat dari Surat Al-Mulk yang isinya antara lain tentang hidup dan mati.

Berdasarkan rekaman video yang diterima redaksi hidayatullah.com Selasa (25/04/2017), kejadian ini bermula saat pembawa acara mempersilakan Jakfar untuk melantunkan ayat suci al-Qur’an. Acara itu dihadiri Mensos Khofifah.

“Hadirin-hadirat yang saya hormati, mari kita sama-sama menundukkan kepala, mendengarkan bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, yang dilanjutkan bersama-sama kita membaca Suratul Yaasiin, yang dipimpin oleh al-Ustadz al-Hajj Jakfar Abdurrahman…,” ujar pembawa acara seraya mempersilakan Jakfar.

Tampil berpeci hitam, berbatik biru gelap, Jakfar memulai lantunannya dengan lafadz taawudz dan basmalah. Suaranya yang melengking dan keras terdengar merdu dari pengeras suara yang digenggam dengan tangan kanannya.

Sambil duduk, ia melantunkan ayat al-Qur’an dengan tatapan banyak ke bawah dan matanya terlihat terpejam. Kepalanya bergerak-gerak mengikuti irama nada turun-naik yang dilantunkan.

Ayat pertama Surat Al-Mulk dilantunkan dengan lancar. Begitu pula ayat kedua. Ujung ayat kedua ini dilantunkan dengan menyambung langsung ke ayat ketiga. Di sini ia sempat menatap sebentar ke arah hadirin.

Tatkala Jakfar melantunkan awal ayat ketiga, kepalanya tiba-tiba tertunduk, tangannya terturun sedikit bergetar, dan lantunannya agak terputus tapi masih menyambung. Nada sang qari yang tadinya tinggi tiba-tiba menurun. Hingga penggalan ayat yang berbunyi “sab’a samawatin tibaqo…” menjadi lafadz terakhir yang terdengar dari kedua bibirnya.

Orang-orang di sekitar panggung acara pun langsung mengerumuninya dan berupaya membantunya agar tidak tersungkur.

“Astaghfirullahaladzim! Astaghfirullahaladzim!” terdengar ucapan istighfar berkali-kali dari sejumlah pria yang mendekatinya dan menahan tubuhnya.

“Almarhum merebahkan diri dan tak sadarkan diri,” ujar Bagus, petugas dari Rumah Sakit Islam Jemursari (RSI-J) dikutip duta.co, Senin (24/04/2017).

Menurut Bagus, nama Jakfar Abdurrahman tidak asing di kalangan Nahdliyin. Ia yang dipercaya untuk melantunkan ayat suci al-Qur’an ketika berlangsung Muktamar ke-27 NU tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur. Ayat yang dilantunkan Senin kemarin, kabarnya sama dengan saat di Muktamar ke-27 NU di Situbondo.

“Saya dengar ayatnya sama dengan yang dibaca saat Muktamar-27 NU di Situbondo. Kami keluarga besar RSI Jemursari turut berduka, semoga seluruh amal baik almarhum diterima di sisi-Nya dan kekhilafannya diampuni Allah Subhanahu Wata’ala. Keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan,” ungkap Bagus.

Penelusuran hidayatullah.com, berdasarkan al-Qur’an Terjemahan Kementerian Agama, ketiga ayat dari Surat Al-Mulk yang sempat dilantunkan almarhum tersebut terjemahannya berbunyi:

“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk  menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”

“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis… (sampai di sinilah lantunan qari tersebut. Red).”

Semoga kita semua kembali dalam keadaan terindah dan husnul khatimah.*

 

sumber: HIDAYATULLAH