Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia

Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 8)

Seruan ketiga belas: Dahsyatnya hari kiamat, peringatan agar waspada dari setan, dan jangan sampai tertipu dengan dunia

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.” (QS. Luqman: 33)

Allah Ta’ala memerintahkan pada semua manusia untuk mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah juga perintahkan mereka untuk menghadirkan rasa takut pada hari kiamat, hari yang sangat berat. Hari di mana setiap orang tak peduli siapa-siapa selain dirinya sendiri. Orang tua tak bisa menolong anaknya, seorang anak tak bisa menolong orang tuanya sedikit pun. Mereka tak bisa menambah kebaikan atau mengurangi keburukan. Semua perkara pada hari itu di tangan Zat Yang Tak Terkalahkan, Zat yang tak bermanfaat di sisi-Nya segala rekomendasi di dunia pada hari itu. Tak ada yang bermanfaat di sisi-Nya, kecuali satu hal, amal saleh yang sudah dikerjakan oleh seseorang dalam kehidupannya di dunia.

Ketahuilah bahwa datangnya hari tersebut adalah satu kepastian karena Allah telah menjanjikannya dan Dia tak akan menyelisihi janji-Nya. Dia juga memperingatkan kalian agar jangan sampai tertipu dengan kehidupan dunia dan berbagai kelezatannya. Tertipu dengan kelezatan dunia ini bisa membuat kalian condong padanya dan meninggalkan persiapan untuk menghadapi akhirat yang bisa membebaskan kalian dari hukuman di hari itu.

Allah peringatkan pula agar kita waspada jangan sampai tertipu dengan godaan setan yang akan menjebak Anda dalam kemaksiatan dan menghiasi kemaksiatan tersebut di hadapan Anda kemudian membuat Anda berharap bisa bertobat setelahnya. Padahal setan itu akan melupakan dan meninggalkan Anda di hari kiamat nanti.

Seruan keempat belas: Mengingat nikmat Allah adalah sebab datangnya rasa syukur pada-Nya dan realisasi peribadatan kepada-Nya

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ

“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia, maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS. Fathir: 3)

Allah memerintahkan seluruh manusia untuk mengingat nikmat-Nya pada mereka. Mengingat dengan hati dalam bentuk pengakuan, dengan lisan dalam bentuk pujian, dengan anggota badan dalam bentuk ketundukan. Mengingat nikmat Allah akan membuat seseorang bersyukur kepada-Nya. Kemudian Allah mengingatkan mereka tentang sumber segala kenikmatan, penciptaan, dan rezeki. Allahlah yang di tangan-Nya seluruh rezeki dan makanan untuk kalian. Ini merupakan bukti atas uluhiyah dan hak peribadahan hanya untuk Allah semata.

Mau berpaling ke mana kalian dari peribadahan kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Pemberi Rezeki dan Maha Pencipta segala sesuatu?! Tak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya dan tak ada Tuhan selain-Nya.

Bagaimana kalian bisa berpaling dari peribadahan kepada-Nya dan beriman pada-Nya semata kepada peribadahan selain-Nya berupa berhala-berhala yang tak bisa menciptakan apa-apa? Yang berhala itu juga makhluk yang dibuat oleh tangan-tangan kalian? Padahal sudah terang penjelasan dan sudah jelas pula bukti-buktinya.

Seruan kelimabelas: Manusia itu asalnya satu, mereka berbeda karena takwanya.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Allah menyampaikan kepada seluruh manusia bahwa Dialah yang menciptakan anak keturunan Adam dari asal yang satu, dari jenis yang satu. Semuanya dari laki-laki dan perempuan dan nasab semuanya kembali pada Adam dan Hawa. Demikian pula Tuhan mereka satu.

Allah pun menjadikan mereka bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, baik yang kecil maupun yang besar, agar mereka saling mengenal. Seandainya mereka hanya sendiri-sendiri saja tak akan ada saling mengenal yang akan melahirkan saling tolong menolong, saling membantu, saling mewarisi, dan saling menunaikan hak kerabat. Allah jadikan mereka bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar perkara-perkara tersebut dapat ditegakkan yang itu semua bermula dari saling mengenal satu sama lain.

Kemudian Allah jelaskan bahwa kemulian mereka bukan karena suku atau bangsa mereka. Tak ada kelebihan orang Arab dibanding non-Arab, atau orang non-Arab dibandingkan orang Arab. Tak ada kelebihan orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih atau orang kulit putih dibandingkan orang kulit hitam. Tak ada pula kelebihan bagi yang berasal dari satu negeri tertentu. Mereka yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa yaitu yang paling banyak melakukan ketaatan dan menghindarkan kemaksiatan. Bukan mereka yang paling banyak kerabat atau kaumnya, bukan pula mereka yang paling mulia nasab keturunannya.

Allahlah yang Maha Mengetahui. Dia Maha Tahu siapa di antara kalian yang betul-betul bertakwa lahir dan batin. Maka jadikanlah ketakwaan sebagai bekal kalian untuk hari perhitungan nanti.

Selesai walhamdulillah.

[Selesai]

***

Penulis: Amrullah Akadhinta, S.T.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/75754-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-8.html