Shalat Tahajud, Dilakukan Sebelum atau Setelah Tidur?

Shalat tahajud memiliki sejumlah keutamaan yang besar

Selain shalat wajib, Allah memberikan pahala melalui amalan shalat sunnah lainnya. Salah satu shalat sunnah yang paling utama karena keutamaannya yang luar biasa adalah shalat tahajud. 

Shalat tahajud memiliki sejumlah keutamaan yang besar lantaran dilaksanakan pada saat manusia tengah menikmati tidur lelapnya. Di tengah udara dingin malam, orang yang bertahajud juga harus berperang melawan nafsu dan bisikan syetan untuk meneruskan tidurnya.

Namun, Allah memberikan ganjaran pahala yang besar bagi hamba-Nya yang melaksanakan shalat tahajud. Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ma’arif di Natar, Lampung, al-Habib Ahmad Ghazali Assegaf, mengatakan bahwa shalat tahajud memiliki banyak keutamaan. Rasulullah saw menegaskan tentang fadhilah shalat tahajud dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, yang berbunyi, “Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”

Shalat tahajud merupakan jalan meraih ridha Allah swt, dikabulkannya do’a, dan mencegah dari berbuat dosa. Sebab, shalat tahajud ini adalah kebiasaan orang-orang yang shalih. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahli ra, yang berbunyi: “Hendaklah kalian mengerjakan qiyaamullail (shalat malam), sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, mencegah perbuatan dosa, menghapus kejahatan atau dosa dan menangkal penyakit dari badab.” (Diriwayatkan At-Turmudzi, Al-Hakim).

“Jadi shalat malam ini tidak hanya berfaidah dari sisi Allah swt dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga berfaidah untuk jasad dia secara fisik,” kata Habib Ahmad, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id. 

Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat tahajud. Bahkan, dalam suatu hadits, beliau menyatakan bahwa orang yang melaksanakan tahajud diberi jaminan syurga baginya. 

“Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, salat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat,” (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmizy).

Habib Ahmad mengatakan, shalat malam adalah shalat yang dilaksanakan setelah melakukan shalat Isya’ dan berakhir waktunya dengan masuknya waktu Subuh. Menurutnya, untuk melakukan shalat malam tidak disyaratkan untuk tidur terlebih dahulu. Karenanya, shalat malam boleh dilakukan sebelum tidur. 

Akan tetapi, ia menjelaskan, bahwa shalat malam akan lebih utama jika dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu dan itulah yang dimaksud dengan shalat tahajud. Dengan demikian, shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan setelah tidur atau yang dilakukan di sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. 

Oleh karena itulah, shalat tahajud termasuk bagian dari shalat malam. Namun, kata Habib Ahmad, tidak semua shalat malam adalah tahajud. Karena shalat malam bisa saja dilakukan sebelum orang tersebut tidur. 

Dalam hal ini, ia mengatakan ada kebiasaan dari sebagian orang-orang shalih yang melaksanakan shalat malam sebelum tidur. Meski demikian, ia menekankan akan lebih utama jika shalat malam tersebut dilaksanakan setelah tidur atau yang disebut shalat tahajud. 

Ada beberapa amalan yang dianjurkan saat hendak melaksanakan shalat tahajud dan setelahnya. Habib Ahmad menuturkan, saat hendak bangun malam untuk bertahajud, sebelum tidur Rasulullah saw memiliki kebiasaan melaksanakan shalat dua atau empat rakaat. Selanjutnya, Nabi saw tidur dalam keadaan suci karena memiliki wudhu setelah shalat. Rasulullah saw kemudian berniat untuk bangun di malam hari untuk bertahajud.

Ketika bangun di malam hari atau sepertiga malam, dianjurkan mengusap wajah terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa kantuk. Kemudian, membaca beberapa ayat terakhir (kurang lebih 10 ayat terakhir) dari surat Ali-Imran. Selanjutnya, mengambil wudhu dan melaksanakan shalat tahajud.

Habib Ahmad mengatakan, Rasulullah saw melaksanakan shalat tahajud dalam angka yang tidak tentu selama hidupnya. Umumnya, Nabi saw melaksanakan shalat dengan bilangan dua rakaat semampunya, kemudian ditutup dengan shalat witir.

“Terkadang beliau melaksanakan shalat langsung tanpa dijeda dengan salam setiap dua rakaat. Misalnya, shalat tahajud 10 rakaat dengan satu salam dan ditutup dengan satu kali witir,” lanjutnya.  

Setelah melaksanakan shalat tahajud, dianjurkan untuk membaca do’a tahajud dan do’a lain yang ingin dipanjatkannya sesuai hajatnya masing-masing. Selanjutnya, jika hendak melanjutkan tidur, Habib Ahmad mengatakan dianjurkan untuk terus berdzikir hingga matanya terlelap dalam dzikirnya.

Adapun jika ia ingin menanti waktu Subuh, dianjurkan untuk terus berdzikir hingga tiba waktunya Subuh. Menurut Habib Ahmad, Rasulullah saw jika setelah melaksanakan shalat tahajud di malam hari, beliau akan berbaring dengan sisi sebelah kanan sembari menunggu adzan Subuh. 

“Setelah Subuh, Nabi saw akan bangkit dan melaksanakan shalat 2 rakaat shalat sunat fajar, yaitu shalat sunnah qabliyah Subuh,” tambahnya.

KHAZANAH REPUBLIKA