Ahli Tauhid: Takut Syirik dan Mendakwahkan Tauhid (Bag. 2)

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,

Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa ahli tauhid itu takut syirik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Imam ahli tauhid yang paling sempurna, tetapi beliau khawatir terjatuh ke dalam syirik besar

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak berdoa,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِك

Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.’”

Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan beriman kepada risalah yang engkau bawa. Apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,

نَعَمْ، إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ

‘Ya, sesungguhnya hati itu di antara dua jari dari jemari Allah. Allah membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya.’” (Sahih, HR. At-Tirmidzi)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhawatirkan segala perkara yang mengeluarkan pelakunya dari agama Allah, termasuk syirik besar. Dan beliau pun mengkhawatirkan segala perkara yang mengeluarkan pelakunya dari jalan ketaatan kepada Allah.

Imam hunafa’ (tauhid), utusan Allah, Ibrahim ‘alaihis salam adalah sosok yang takut terjatuh ke dalam syirik

Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhan-ku, jadikanlah negeri ini (Makkah) sebagai negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah patung.’” (QS. Ibrahim: 35)

Kemuliaan utusan Allah Ibrahim ‘alaihis salam

Pertama: Beliau termasuk ulul ‘azmi minar rusul (para rasul pemilik kekuatan dan ketegaran yang sangat kokoh ‘alaihimush shalatu wassalam). Jumlahnya ada 5 rasul ‘alaihimush shalatu was salam berdasarkan surah Al-Ahzaab ayat 7.

Kedua: Beliau adalah Imam hunafa` (tauhid) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Qanith, haniif, dan jauh dari kesyirikan berdasarkan surah An-Nahl ayat 120.

Ketiga: Beliau pernah memecahkan patung langsung dengan tangannya sebagaimana dalam surah Al-Anbiyaa`ayat 58.

Keempat: Beliau adalah khaliilullah (rasul yang sangat dicintai Allah). Khalilullah itu hanya ada 2 rasul.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الله اتخذني خليلاً كما اتخذ إبراهيم خليلاً

“Sesungguhnya Allah mengambilku menjadi khalil sebagaimana Dia mengambil Ibrahim sebagai khalil juga.” (HR. Muslim)

Demikian mulianya kedudukan utusan Allah Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau sosok yang sempurna tauhidnya, namun dalam surah Ibrahim ayat 35 di atas, beliau masih berdoa, “Jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah patung”. Ini menunjukkan rasa takut beliau yang sangat besar terhadap syirik. Hal ini karena:

Pertama: Berdoa bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk anak keturunannya.

Kedua: Isi doanya mohon dijauhkan dan bukan sekedar agar tidak terjatuh ke dalamnya. Ini menunjukkan takut yang amat sangat.

Ketiga: Jenis kesyirikan yang beliau mohon agar dijauhkan darinya adalah syirik besar/ syirik jali (syirik yang tampak jelas), yang barangkali banyak dari kaum muslimin sekarang tidak pernah satu kali pun terbayang berdoa dengan doa beliau ini. Syirik yang nampak saja beliau demikian takutnya, apalagi syirik yang samar!

Oleh karena itu sebagai renungan kita bersama, apabila Nabi Ibrahim ‘alaihis salam saja takut terjatuh ke dalam syirik, apalagi kita? Siapakah yang tingkat keimanan dan tauhidnya di bawah beliau yang layak merasa aman terhadap kesyirikan, kalau beliau saja tidak merasa aman?

Sesuatu yang paling ditakutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atas diri para ahli tauhid di kalangan umat beliau (para sahabat) adalah riya’ (syirik kecil)

Dalam hadis Mahmuud ibnu Lubaid radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر

“Sesuatu yang paling aku takutkan atas diri kalian adalah syirik kecil.”

Lalu beliau ditanya tentangnya dan menjawab,

الرياء

“Riya’ (pamer ibadah).” (HR. Ahmad dan selainnya, disahihkan oleh Al-Albani)

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhawatirkan para sahabatnya terjerumus ke dalam syirik kecil, padahal para sahabat radhiyallahu ‘anhum adalah umat yang terbaik ilmu syar’i dan amal salehnya dibandingkan dengan seluruh umat para nabi dan rasul ‘alaihimush shalatu wassalam. Hal ini berdasarkan ayat ke-110 surah Ali Imran.

Allah Ta’ala  berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ

“Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”

Dan berdasarkan hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-sebaik umat manusia adalah umatku (sahabat), lalu setelahnya (tabi’in), lalu setelahnya (tabi’ut tabi’in).”

Dalam hadis di atas, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengkhawatirkan para sahabatnya terjerumus ke dalam syirik kecil, padahal demikian kuat iman dan tauhid mereka, karena mereka langsung dididik oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jika Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja sangat mengkhawatirkan syirik kecil menimpa mereka, padahal mereka kuat imannya, lebih-lebih lagi orang yang lemah imannya. Dengan demikian, wajib takut terhadap syirik kecil apalagi syirik besar.

Kesimpulan

Tidak ada satu pun ahli tauhid yang benar tauhidnya, kecuali memiliki ciri khas takut terjatuh ke dalam kesyirikan. Hal ini karena syirik adalah dosa terbesar dan sangat membahayakan keimanan serta sangat buruk akibatnya di dunia maupun di akhirat.

Tanda-tanda takut syirik

Takut terhadap kesyirikan memiliki tanda-tanda, di antaranya:

Pertama: Mempelajari syirik dan macam-macamnya secara detail, agar tahu apa itu syirik, dan kuatlah rasa takut serta benci terhadap syirik sehingga benar-benar semangat menjauhinya.

Kedua: Mempelajari tauhid dan macam-macamnya secara detail, agar tahu bagaimana men-tauhid-kan Allah Ta’ala, dan kuatlah rasa cinta serta harap kepada Allah Ta’ala, sehingga benar-benar semangat men-tauhid-kan-Nya.

Ketiga: Ahli tauhid yang benar-benar takut terhadap syirik, hatinya benar-benar berusaha terus-menerus mencari keridaan Allah dalam rangka mewujudkan ubudiyyah kepada-Nya semata, yang ibadah tersebut merupakan tujuan diciptakan dirinya.

[Bersambung]

*****

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78072-takut-syirik-dan-mendakwahkan-tauhid-bag-2.html

Ahli Tauhid: Takut Syirik dan Mendakwahkan Tauhid (Bag. 1)

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,

Siapakah ahli tauhid itu?

Setiap muslim dan muslimah yang sah keislamannya adalah ahli tauhid (orang yang bertauhid). Sehingga ahli tauhid itu sinonim dengan muslim dan muslimah. Hanya saja, kadar tauhid pada diri seorang muslim dan muslimah itu bertingkat-tingkat, ada yang sempurna, ada pula yang tidak. Dan setiap dosa yang diperbuat oleh seseorang itu bisa mengotori tauhid seseorang, bahkan bisa sampai meniadakannya.

Bahaya syirik

Tauhid adalah mengesakan Allah Ta’ala dalam kekhususan-Nya, yaitu perbuatan (rububiyyah) Allah, hak Allah untuk diibadahi (uluhiyyah), serta nama dan sifat Allah (al-asma` was shifat).

Sedangkan lawan dari tauhid adalah syirik. Syirik terbagi menjadi dua macam:

Pertama: Syirik besar, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah, serta al-asma` was shifat). Syirik besar termasuk pembatal keislaman (kekafiran). Sehingga, jika pelakunya tidak bertaubat sampai mati, maka ia kekal selamanya di neraka. Wal‘iyadzu billah.

Kedua: Syirik kecil, yaitu segala yang dilarang dalam syariat yang dalam nash (dalil) disebut dengan nama syirik dan menjadi sarana yang menghantarkan kepada kesyirikan besar. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya. Namun, syirik kecil termasuk dalam dosa besar yang terbesar sesudah syirik akbar (dan setingkatnya).

Jadi, syirik itu sangat berbahaya. Apabila itu syirik akbar, maka ia menggugurkan seluruh amal saleh pelakunya dan mengeluarkannya dari Islam. Adapun syirik kecil, meskipun hanya menggugurkan amal yang menyertainya dan tidak mengeluarkannya dari Islam, namun syirik kecil itu termasuk dosa besar yang terbesar sesudah syirik akbar (dan setingkatnya).

Mengapa syirik demikian ditakuti oleh ahli tauhid?

Syirik adalah dosa terbesar

Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang terbesar.’”  (QS. Luqman: 13)

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ dalam kitab Tafsir-nya. Beliau rahimahullah berkata, “Yaitu kezaliman yang terbesar.”

Pelaku syirik besar tidak diampuni oleh Allah jika mati dalam kondisi belum bertobat dan pelakunya tersesat dengan kesesatan yang jauh sekali

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah (dengan sesuatu), maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.” (QS. An-Nisa’: 116)

Maksud ayat ini adalah bahwa pelaku syirik besar itu tidak diampuni oleh Allah jika mati dalam kondisi belum bertobat darinya. Karena dalam surah Az-Zumar ayat 53, Allah Ta’ala berfirman bahwa Allah Ta’ala mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya jika ia bertaubat. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا

“Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa.” (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini untuk orang yang bertobat sebelum ditutupnya pintu tobat.

Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi tidak bertaubat, maka gugurlah seluruh amalan ibadahnya

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar: 65)

Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi belum bertobat, maka kekal selamanya di neraka

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ

“Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن مَاتَ وهْوَ يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

“Barangsiapa mati dalam keadaan ia menyembah selain Allah, maka ia masuk ke dalam neraka.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan ancaman yang menakutkan bagi pelaku syirik besar dengan menjelaskan akibat yang diperolehnya dan tempat kembali baginya. Bahwa barangsiapa yang menyembah, beribadah kepada selain Allah dan tidak bertobat sampai mati, maka ia masuk neraka dan kekal selamanya di dalamnya. Ini menunjukkan wajibnya kita takut terhadap syirik.

Syirik besar atau kecil, pelakunya diancam neraka

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من لقي الله لا يشرك به شيئًا دخل الجنة، ومن لقيه يشرك به شيئًا دخل النار‏

“Barangsiapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan dia melakukan kesyirikan, maka dia akan masuk neraka.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan barangsiapa yang mati dengan membawa dosa syirik (baik besar maupun kecil), maka terancam masuk neraka (baik kekal ataupun tidak). Hal ini mengharuskan ahli tauhid untuk takut terhadap kesyirikan, apapun bentuknya, karena cakupan syirik di dalam hadis ini umum, yaitu baik syirik besar maupun syirik kecil.

Ancaman masuk neraka bagi pelaku syirik adalah pelaku syirik besar kekal di neraka jika mati dalam kondisi belum bertobat. Adapun pelaku syirik kecil, jika masuk neraka, maka tidak kekal, bahkan ada kemungkinan Allah Ta’ala ampuni dosa pelakunya.

[Bersambung]

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78070-takut-syirik-dan-mendakwahkan-tauhid-bag-1.html