Al A’la, Allah Yang Maha Tinggi

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah dan kembali kepada-Nya. Dialah Allah yang menciptakan dan menguasai segalanya. Hanya kepada Allah kita memohon dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Salah satu asma Allah adalah Al Ala, Allah Yang Maha Tinggi. Di dalam Al Quran Allah Swt berfirman, “Katakanlah: serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrohpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan, tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu? Mereka menjawab: (perkataan) yang benar, dan Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Sabaa [34] : 22-23)

Kalau kita sudah mengenal Allah Yang Maha Tinggi, maka kita tidak akan meninggi-ninggikan siapapun selain Allah. Kita tidak akan meninggi-ninggikan siapapun, karena tidak ada orang yang tinggi derajatnya kecuali Allah-lah yang meninggikannya.

Jika kita memiliki jabatan tinggi, maka bersikaplah sewajarnya saja, tidak perlu meninggi-ninggikan diri (sombong), karena bukan jabatan itu yang membuat derajat kita tinggi di hadapan Allah Swt, melainkan jikalau jabatan tersebut menjadi jalan kita menjadi ahli takwa kepada Allah Swt. Ketakwaannya inilah yang membuat ia ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt.

Sesuai dengan janji Allah Swt. di dalam Al Quran, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu..” (QS. Al Hujurot [49] : 13)

Allah Yang Maha Tinggi. Hanya Allah yang kuasa meninggikan dan merendahkan makhluk-Nya. Maka, tidak perlu silau melihat ketinggian atau kedudukan orang lain, tak usah merasa mulia dari orang lain ketika mendapat jabatan tinggi. Yakinilah semua itu tidak ada apa-apanya di hadapan Allah apalagi jika tidak menjadi jalan ibadah kepada-Nya. Kedudukan tinggi di dunia yang malah menjadi jalan kesombongan, hakikatnya adalah kehinaan.

Kalau kita mau terpukau dan kagum pada ketinggian manusia hendaklah karena ketinggian amal sholeh, ibadah dan akhlaknya. Bahkan, “iri” terhadap orang sholeh karena kesholehannya ini sangat dianjurkan sehingga kita pun terpacu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan untuk menjadi lebih dekat kepada Allah Swt.

Maka, milikilah cita-cita untuk memiliki ketinggian sejati, yaitu ketinggian iman kepada Allah, ketinggian kualitas ibadah dan akhlak. Inilah yang akan menjadi jalan diangkatnya derajat kita oleh Allah Swt. Yang Maha Tinggi. Semoga kita termasuk orang-orang yang demikian. Aamiin yaa Robbal aalamiin.[smstauhiid]

 

INILAH MOZAIK